Bukan Salahku Menjadi Pelakor
"Nduk, apa sudah dipikir dengan matang, mau ikut bulekmu, ke Kota" tanya ibu pada Karin.
"Iya Bu, sudah Karin pikirkan dengan matang, kalau Karin tetap disini kehidupan kita gak akan berubah Bu, Karin masih punya dua Adek yang butuh biaya buat sekolah, doain Karin ya Bu biar di kota Karin bisa sukses dan bisa mengangkat derajat keluarga kita," jelas Karin dengan penuh keyakinan.
"Rahayu, memangnya di sana Karina bisa kerja apa yu?" tanya ibu Asih.
"Di sana Karina kerja jadi Asisten rumah tangga, gajinya lumayan lo mbak yu, bisa memperbaiki kehidupan keluarga mbak yu."
"Tolong jagakan Karin ya Rahayu, cuma kamu satu-satunya keluarga yang Karin punya disana."
"Tenang aja mbak yu, aku pasti jagain Karin, ya udah aku tak pamit dulu mbak yu, dah waktunya kembali, tak bawa Karin-nya ya, doain aja di cepat mapan," pamit Rahayu.
"Bu, Karina pamit ya Bu," Karin pun memeluk ibunya dan menangis karena harus meninggalkan ibunya dan adik-adiknya untuk yang pertama kalinya.
Karin dan Rahayu pun pergi dari kampung halaman dan berangkat menuju Kota
Karina terheran-heran melihat keindahan Purbasari untuk yang pertama kalinya dilihatnya.
Sesampainya di kota Karin langsung diantar kan ke salah satu sahabat Rahayu.
"Bulek kita mau kemana?" tanya Karin
"Kamu bulek titipkan ke teman bulek nanti, teman bulek yang akan mengirim mu ke Majikan barumu," Karin yang masih terlalu lugu mengikuti semua yang dibilang Rahayu.
Rahayu dan sahabatnya berdiskusi sebentar sebelum mengatakan kesepakatan dengan memberikan amplop kepada Rahayu.
"Karin, kamu sekarang bulek tinggal disini, nanti mami Lusi yang akan mengantar mu pergi ke majikan barumu, kamu baik-baik disini, "ucap Rahayu
"Bulek mau kemana? Karin takut disini sendirian."
"Bulek harus pergi, tugas bulek sudah selesai, sekarang tinggal kamu sendiri yang menentukan nasibmu."
"Bulek kan dah janji, jagain Karin kok sekarang bulek malah pergi." protes Karin.
" Karina kamu ini sudah besar, kamu harus bisa jaga diri sendiri, bulek gak bisa jaga kamu.Ya sudah bulek harus pergi." Rahayu pun pergi meninggalkan Karina sendiri.
Tak lama dua pria datang menghampiri Karin.
"Silahkan ikuti kami, mami Lusi sudah menunggu."
"Mami..." Karin masih bingung tapi dia masih mengikuti dua pria itu sampai ke sebuah kamar.
Di kamar sudah ada beberapa wanita termasuk mami Lusi.
"Mudah-mudahan nasibmu setelah ini bisa beruntung," ucap mami Lusi sambil mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.
Karin langsung di minta mengganti pakaian yang sudah disediakan. Awalnya Karina ragu, tapi karena takut Karin pun memakai pakaian kurang bahan itu.
"Mi, apa gak ada baju yang lain, ini terlalu terbuka," Karin mencoba menutupi bagian dada.
"Sudah jangan banyak bicara lagi," Karin pun didandani dan diubah penampilan.
Setelah selesai mami terlihat kagum dengan kecantikan Karin."Kamu benar-benar mawar desa," mami terkagum-kagum dengan Karin.
"Mi, kenapa Karin pakai baju kurang bahan begini, bukannya Karina mau jadi jadi asisten rumah tangga?" tanya Karin lagi.
"Sudah, gak usah banyak tanya, Rahayu sudah menyerahkan mu padaku, jadi kamu harus nurut padaku mengerti." bentak Lusi.
"Joni, Boby bawa Karin ke mobil," perintah mami Lusi.
"Mi, Karina mau dibawa kemana" tanya Karina saat ditarik paksa untuk masuk mobil.
"Gak usah banyak tanya, kamu akan menghasilkan banyak uang buatku."
"Maksud mami?"
Tak ada jawaban lagi, setelah mobil berjalan pergi membawa Karina kesebuah hotel.
Mami dan Karin pun berjalan menyusuri lorong dan berhenti ke kamar yang dituju.
Seorang penjaga diluar pintu menghentikan langkah mereka.
"Bilang pada bos kalian, sudah ku bawakan gadisnya," ucap mami dan penjaga pintu memandang Karin dari atas sampai bawah dan mengaguk.
"Ini dari bos, silahkan tinggalkan gadis ini disini," penjaga memberikan cek pada mami Lusi dan memintanya untuk pergi.
"Oke, sesuai kesepakatan, aku tinggalkan gadis ini." Mami pun meninggalkan Karina.
"Mi, kenapa tinggalin Karin mi, Karin takut," teriak Karin
"Nikmati saja malammu sayang." ucap mami sambil terus berjalan pergi dan menghilang di kejauhan.
"Nona silahkan masuk, anda sudah ditunggu."
Karin pun berjalan masuk, ia masih belum paham bahwa dirinya akan menjadi budak pria yang sudah membelinya.
Di dalam Karin bingung dan tak melihat orang yang dimaksud penjaga, dari belakang sebuah tangan melingkar di pinggang Karin.
"Lepaskan aku, kamu siapa, kamu mau ngapain saya," Karin mulai meronta mendapat pelukan dari seorang pria. Karena Karin terus meronta membuat pria itu marah dan membalik tubuh Karin dan menampar pipi Karin hingga terjatuh tersungkur ke lantai.
"Dasar p*l*c*ur murahan, beraninya kamu menolak ku." dengan keras pria itu menarik rambut Karina untuk berdiri hingga dia teriak kesakitan.
"Ampun tuan, jangan sakiti saya, saya bukan p*l*c*r tuan, tolong lepaskan saya," Tangis Karin tak terbendung bercampur sakit dan takut.
"Apa kamu tidak tahu, bahwa kamu sekarang milikku, aku sudah membayar mahal untuk membelimu," ucapnya dan melemparkan tubuh Kania di ranjang.
"Ampun tuan, saya bukan gadis murahan," Karin meronta-ronta.
Dengan kasar pria itu menarik paksa seluruh pakaian yang dikenakan Karina hingga kini tubuh Karina tak memakai kain selembar pun.
"Tuan tolong jangan," Karina mengiba menutupi apa yang bisa ditutupi.
Tamparan kembali mendarat di pipi Karina, karena Karina terus menolak, "Dasar wanita murahan, masih sok jual mahal, lihatlah setelah ini apa kamu masih bisa jual mahal,"
Pria itu pun menanggalkan semua pakaiannya dihadapan Karin, Karin yang sudah kesakitan karena beberapa tamparan tak mampu lagi melawan terlalu keras.
Pria itu langsung menyerang Karin dengan ciuman-ciuman yang menjalar kemana-mana dan tangannya dengan paksa menjelajahi setiap jengkal tubuh Karina, tangis Karin tak digubrisnya hingga teriakan saat kegadisannya direnggut paksa tanpa ampun, Karina hanya bisa meronta, merintih, menangis, hingga tak bersuara, tubuh Karina mendapatkan serangan brutal terus menerus. hingga pria itu menuntaskan hasratnya, Karin kini kehabisan air mata, dan tak mampu berkata apa-apa, rasa sakit dan perih masih terasa.
Pria itu mengecup kening Karin,
"Kamu benar-benar luar biasa, aku puas denganmu, tidak sia-sia aku membeli mu mahal."
Karin mengutuk diri sendiri, yang tak bisa menjaga kehormatannya.
Kini Kiran tidur disamping pria itu, saat pria itu sudah lelah dan ingin tidur ada panggilan di ponselnya.
"Aku puas dengan yang ini, tapi aku mau juga mencicipi yang kau tawarkan, tapi hanya mencicipinya saja."
"Dasar laki-laki buaya, habis manis sepah di buang, rupanya cuma mau mencicipi yang perawan." Gumam Karin tak dapat berbicara apa-apa hanya mampu mendengar
Kini Karina tertidur pulas dipelukan pria itu, Tak ada daya lagi untuk meronta, dan air mata sudah mengering tak dapat mengalir.
______
Pagi harinya, saat Karin terbangun dengan tubuh yang terasa sakit semua dia tidak mendapati pria itu di sampingnya.
Karina menundukkan kepalanya dan bertumpu pada kedua tangannya, mengingat apa yang ia lakukan tadi malam, membuatnya menangis tanpa air mata, pipi yang masih memerah, tempat sensitif nya yang masih terasa nyeri, membuat rasa yang campur aduk.
⭐Terimakasih, sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak, like, vote, hadiah dan komentar untuk mendukung karya ini agar bisa terus update.⭐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Louisa Janis
itu bulek pengen di ulek. ... jahat
2022-03-10
0
gas mabar!!
kukira gajah ternyata badak
kukira setia ternyata pengkhianat
bulek buangsat!!!!!
2021-10-04
1
re
Baru mulai sdh sedih
2021-08-21
0