Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setitik harapan
"Viola.... " teriak bella memekakkan telinga ketika Viola melangkah kan kaki masuk ke rumah Nenek Arum.. nenek nya Viola..
"Sayangku, cintaku apa kabar..? "sapa bella dengan sukacita.
Viola hanya tersenyum, tapi seketika senyum nya berubah ketika dia sadar evan ada di belakang nya..wajah nya kembali acuh dan berusaha menutupi kerinduan nya sama bella.
"Kok.. kamu acuh gitu sih..?"
" memang nya harus gimana ikut teriak juga kayak kamu.. "ucap Viola datar.. langsung mencari keberadaan nenek nya.
"Viola,.. sayang kamu sudah datang nak..." nenek menuruni anak tangga di papah asisten nya.
"Nenek ku... apa kabar..? "sapa Viola segera memeluk nenek nya.
"Baik... kalian gimana..sudah ada rencana bulan madu..? " tanya nenek tiba-tiba seraya mata nya melirik ke evan
"Itu... " Evan tergagap kebingungan
"Kami masih banyak kerjaan nek, belum sempat mikirin bulan madu... " potong Viola.. kemudian memapah nenek nya duduk di sofa. di ikuti bella dan evan.
"Aduh kalian ini, kalau terus mikirin pekerjaan kapan nenek bisa punya cicit nya... ? " Nenek menatap Viola dengan tajam.
"Pasti kamu ya... yang nggak mau di ajak bulan madu ..? "
Viola tampak gelagapan dan reflek menoleh ke evan.
"Nggak nek, kebetulan Evan juga sedang banyak pekerjaan.. jadi belum sempat memikirkan untuk ke sana.. "
Viola tersenyum mendengar jawaban Evan.
"Pasti kamu bohong, kamu melindungi istri kamu ini kan..? " tanya nenek lagi, Evan hanya tersenyum dan menggeleng pelan.
Bella yang sedari tadi ada di sana hanya bisa melihat Viola yang tampak pucat dengan menahan tawa nya.
"Sudah lah nek,.. itu kan urusan mereka... lagi pula kalau untuk pengantin baru sama aja.. dimana pun tempat nya.. bisa.. "
Viola dan Evan reflek menatap ke arah bella
"Bisa mesra maksud nya.. " ralat bella yang langsung menyembunyikan wajah nya di punggung nenek.
Nenek tertawa melihat kelakuan cucu-cucu nya itu.
"Ya sudah, nenek nggak akan bicara soal itu lagi... nenek hanya ingin kalian selalu akur dan saling melindungi.. " ucap nenek membuat Viola menyandarkan kepala nya di bahu nenek.
Evan melihat kelakuan istrinya dengan diam. ia tak menyangka Viola mempunyai sisi sifat yang manja.. dan itu hanya di tujukan hanya untuk nenek nya saja.
"Ya sudah,nanti kita makan siang sama-sama ya..."ajak nenek sambil bangkit dari duduknya di ikuti Viola dan bella.
"bibi bereskan kamar Viola.. " panggil nenek pada pengurus rumah.
"Nenek,.. maaf kayak nya Vio nggak bisa menginap hari ini... soal nya mau mengantarkan kakek dhito ke Bandara... "sesal Viola
"O, iya nenek lupa... kemarin kakek dhito juga sudah memberi tau nenek.. ya sudah tidak apa-apa.. lain kali kalian bisa menginap di sini.. " ucap nenek.
Sementara Evan hanya mengangguk.
"Nenek, maaf kalau Viola nggak nginep hari ini... boleh nggak bella pinjem dulu.. bella udah kangen nih.. " rengek bella di ikuti tawa nenek.
"Kamu ijin nya bukan ke nenek lagi, tapi ke suami nya.. " nenek menunjuk ke Evan.
"Boleh .. ya ka Evan.. " pinta bella sopan
Viola tersenyum mendengar bella memangil Evan dengan sebutan kaka.
Evan hanya mengangguk pelan.
"Kalau begitu... nak Evan, mari kita minum teh di taman.. " ajak nenek .
"Baik nek.. " jawab Evan singkat.
Sementara bella langsung meraih tangan Viola dan menarik nya ke kamar.
...****************...
Bella langsung memeluk Viola
"Vi... aku kangen... " rengek bella
Viola melepaskan tangan bella dan duduk di kasur
"Jangan manja deh.. kamu tuh udah gede, harus jagain nenek sekarang.. " ujar Viola sambil tersenyum.
Sejak pernikahan Viola ,.Bella tidak di perbolehkan lagi tinggal di apartemen.. ibu bella menyuruh nya menjaga nenek di rumah sebagai pengganti viola.
Bella merebahkan tubuh nya di samping Viola
"Gimana nyonya Evan.. ada yang mau di cerita kan.. pada hamba.. " gurau bella
Viola tampak berpikir
"Nggak ada deh.. biasa aja... "
"Terus.. Malam pertama kalian gimana..? " tanya bella setengah berbisik.
"malam pertama.. nggak ada juga.. "
Bella reflek bangun dari tempat tidur..
"Tunggu, tunggu.. Vio... maksud kamu malam pertama nggak ada... nggak ada apa nya..? " bella menatap Viola dengan wajah bingung.
"Ya nggak ada, memang nya harus ya... nikah langsung malam pertama ,nggak kan..? " tanya Viola cuek
"Iya nggak sih,.. cuma masa nggak ada malam pertama.. "
"Bella kamu mengharapkan apa dari pernikahan kami.. kamu tau sendiri kan pernikahan kami bukan seperti pernikahan pada umumnya.. " ucap Viola berusaha terlihat tenang.
"Viola, sayang ku, cintaku.. denger ya.. walau bagaimana pun kalian tetap pasangan suami istri.. harus mengerti hak dan kewajiban kalian.. " jelas bella hati-hati.
Viola merebahkan tubuh nya.
"Entah lah bell.. aku nggak mau ambil pusing mikirin..pernikahan ini nanti nya akan seperti apa.. yang jelas aku sudah melakukan yang terbaik untuk nenek.. dan perusahaan.. " Viola menarik napas nya
Bella menatap Viola dengan haru , bercampur sedih.
"Tapi,kak Evan... baik kan sama kamu..? "
Viola tersenyum..
"Bell, tau nggak aku dari tadi pengen ketawa tau denger kamu panggil dia kakak.... kakak apa nya.. harus nya kamu panggil aku kaka bukan ke dia.. " jelas Viola sambil memukul bella dengan boneka
"Eh,.. dia kan nikah sama orang yang aku anggap kakak aku, ya harus panggil kakak ipar dong... kalau sama kamu nya... nggak enak panggil kakak.. wajah kamu terlalu imut di panggil kakak.. " ucap bella gombal.
Viola tertawa mendengar gombalan Bella
"Lagian.. Vi.. kamu pake baju body fit gini.. ka Evan nggak marah.. " Bella menarik rok Viola yang ketat..
"Loh emang nya kenapa.. aku biasa pake ini kan.. "
"Iya tapi sekarang kan beda.. , tubuh kamu ituuuu.. juga milik Evan... " ucap Bella dengan dramatis.
"Apaan sih... tubuh aku... ya milik aku... apa juga urusan nya sama dia... " Viola berkelit meski dalam hatinya dia ingat kejadian saat dia kaget melihat tubuh evan yang bertelanjang dada.. dia nggak suka lihat evan memamerkan tubuh nya.
"Eh, non...malah bengong.. beneran kamu nggak nginep malam ini...? " bella memastikan karena dia masih kangen banget sama Viola..
"nggak, aku mau ke bandara.. "
"benar-benar cucu mantu yang berbakti.. " ledek bella.
"Berisik.. eh, bentar... "
Viola tiba-tiba bangkit dari tempat tidur bergegas ke lemari pakaian nya.. dia nampak termenung sejenak.. memilah beberapa pakaian.
"gimana ini.. baju-baju aku kebanyakan pendek.. " gumam nya pelan.
Bella menghampiri Viola yang masih kebingungan.
"Apa pake ini aja ya.. " Viola mengambil setelan rok sebetis berwana coklat susu dengan atasan berbahan silk dengan warna senada..
Bella tampak bingung melihat Viola
"Kamu mau ganti baju..? "
Viola mengangguk..
"ini bagus nggak.. "
Bella tersenyum
"Bagus,.. kamu tuh pake apa aja pasti cantik non.... " sahut Bella kelepasan manggil non, Viola langsung melotot.
"Iya Viola... " mereka pun tertawa.
"Ya udah aku ganti dulu.. "
Bella tersenyum melihat tingkah Viola yang terlihat cuek, tapi sebenarnya dia sangat mudah untuk di kasih tau..
Bella membalikkan badan ketika Viola sudah berganti baju..
"Bener ya. aura nyonya muda.. nya kentara banget.. Ka Evan pasti kelepek-klepek.. sama kamu vi. " puji Bella
"Apa an sih.. aku cuma menghargai diri aku sendiri aja.. nggak lucu kan.. kalau suami aku harus marah-marah gara-gara istrinya di lihatin orang.. " jelas Viola sambil mematut diri nya di cermin
"Iya,.. udah nggak perlu ngaca lagi.. udah waktu nya makan siang.. "
"Tumben kamu mau ikut makan siang, biasa nya tinggal lahap aja.. " ujar Viola sambil membuka pintu kamar di ikuti Bella.
"Beda dong, sekarang kan menghormati kakak ipar... " mereka berdua tertawa berjalan menuruni anak tangga.
Tampak nenek dan Evan sudah menunggu di meja makan. Terlihat mata Evan yang nyaris tak berkedip melihat Viola.
"Kamu ganti baju nak.. " ujar nenek tak kalah terkesima melihat cucunya..
"Iya nek.. yang tadi terlalu pendek.. " sahut Bella
Viola reflek menyikut tangannya..
dengan anggun Viola duduk di sebelah Evan yang masih terpesona dengan penampilan Viola.
"ayo.. cu.. pimpin doa nya.. " nenek menatap Evan sambil tersenyum.
"Iya nek.. " jawab Evan gugup..
Mereka pun mulai menyantap makan siang di rumah nenek.
Sesekali Evan melirik ke arah Viola , dalam hati dia tersenyum.. Entah lah,.. dia merasa ,pelan-pelan Viola akan merubah pandangan nya tentang pernikahan ini... dan juga ada setitik harapan agar Viola bisa mulai membuka hatinya..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...