NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Ingin Berpisah

"Kak, apa maksud Kaka menjual anak karena taruhan?" tanya Cherika pada Satria.

"Menurut informasi yang kami dapat, Om Cakra kalah taruhan bola. Dan dia membayarnya dengan menjadikan kamu istri dari anak temannya. Apakah mereka memikirkan perasaanmu? Tentu saja tidak," kata Satria.

"Tidak mungkin, tidak mungkin," Rian terduduk di kursi yang ada di dalam ruangan Cherika.

"Tega kalian!" Satria menatap tajam ke arah Rian.

"Cheri, tidak mungkin Mama dan Papa begitu," Rian masih membela orang tuanya.

"Tanyakan pada Papamu, kenapa dia tidak memberikan adikmu. Tentu saja dia gak bakalan mau, anak kandungnya menikah dengan orang gila!" Satria semakin emosi.

"Kamu! Jangan memfitnah orang tuaku!" Rian terpancing emosi.

"Jika kamu menganggap Cherika sebagai saudara, cari tahu sendiri!" Satria mengepalkan tangannya.

Cherika sejenak terdiam. Cherika berbaring di atas tempat tidurnya. Dalam hati Cherika marah. Cherika teringat kembali kejadian empat tahun lalu saat Susi mengambil karpet dari toko Tamara dan menjualnya. Susi dan Laudya malah memfitnah Tamara.

Selama empat tahun, Cherika melihat ketulusan mereka. Tapi ternyata, semua itu hanya dusta. Dan yang lebih menyakitkan hati, orang yang menyebabkan terjadinya kecelakaan mobil orang tuanya pada saat itu adalah Susi.

Cherika harus menyelidiki semua itu. Tapi, bagaimana caranya. Cherika tidak punya uang untuk membayar orang. Apakah Cherika harus minta bantuan pada saudara papanya.

Cherika melihat Rian yang keluar dari ruangannya. Satria duduk di samping Cherika. Saat itu Satria menelpon kakeknya yang berada di kota Safir.

Panggilan video pun tersambung. Satria mengenalkan Cherika kepada kakek. Awalnya kakek mengira Cherika adalah kekasihnya Satria. Tapi Satria meminta kakek untuk mengingat Cherika.

"Cherika, Cherika, oh, apakah ini Cherika cucu Kakek?" tanya Kakek.

"Halo Kek. Saya Cheri. Saya yang mengirim surat ke Kakek. Kakek apa kabar?"

"Kakek sehat. Kenapa dengan wajahmu?" Kakek menatap cemas.

Satria bilang, Cherika mengalami kecelakaan dan harus beristirahat di rumah sakit. Kakek tidak perlu khawatir karena ada Dokter Erlandi yang merawat Cherika. Kakek ingin Cherika mengunjungi atau tinggal bersama Kakek di kota Safir.

"Maaf Cheri, Kakak berbohong," kata Satria.

"Iya Kak. Aku mengerti," Cherika tersenyum.

Dokter Erlandi dan Zidan kembali ke ruangan Cherika. Zidan sekali lagi bertanya, apakah Cherika benar-benar ingin bercerai dari Dhika. Zidan takut itu hanyalah keinginan karena emosi saja. Dengan mantap Cherika berkata iya. Cherika tidak mempunyai perasaan apa-apa. Cherika terpaksa menikah dengan Dhika.

Ravi bersikeras tidak ingin Dhika bercerai dengan alasan Dhika sangat mencintai istrinya. Zidan mengancam, jika Dhika tidak menceraikan Cherika, Zidan akan melaporkan penganiayaan yang dilakukan Dhika. Zidan sudah mengumpulkan semua buktinya.

"Dhika itu berbahaya. Dia memiliki kepribadian ganda," kata Dokter Erlandi.

"Cheri, istirahat lah," Zidan menarik selimut untuk Cherika.

Dokter Erlandi memeriksa keadaan Cherika. Dokter menyuntikkan obat ke dalam infus Cherika. Seketika, Cherika tertidur dengan dengan lelap.

...----------------...

Beberapa hari kemudian, Cherika keluar dari rumah sakit. Kondisi Cherika sedikit membaik walaupun di wajahnya masih keliatan bekas pukulan. Cherika kembali ke rumah Susi. Di sana Cakra dan Susi terus membujuk Cherika agar tidak bercerai.

Cherika tidak menghiraukan. Cherika masuk ke dalam kamarnya untuk berkemas. Cherika memasukkan semua barang-barang miliknya.

"Kamu mau tinggal di mana?" tanya Susi.

"Saya akan kembali ke rumah orang tua saya," jawab Cherika.

"Tapi, rumah itu sudah lama kosong. Kamu tidak takut?"

"Saya tinggal bersama Om Zidan," Cherika sambil memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

Susi mendengar Cakra memanggilnya. Susi keluar dari kamar Cherika. Cherika dengan cepat juga keluar dari kamarnya. Dia masuk ke dalam kamar Susi. Dengan cepat Cherika mencari sesuatu dan akhirnya yang dicari ketemu. Chika kembali masuk ke dalam kamarnya.

Cherika menelpon Satria. Cherika membuka jendela kamarnya dan memberikan amplop besar kepada Satria. Satria bergegas mengambil amplop itu dan berlari masuk ke dalam mobilnya. Kebetulan di samping rumahnya Susi ditumbuhi dengan semak belukar dan ada jalan kecil di sana menuju jalan raya. Satria tidak mungkin kelihatan.

Pintu kamar Cherika diketuk. Cherika menoleh ke arah pintu kamar. Betapa terkejutnya Cherika ketika melihat Dhika sudah berada di dalam kamarnya. Dhika membawakan buket bunga yang berisi uang seratus ribu dengan jumlah banyak.

"Sayang, aku datang," Dhika langsung memeluk Cherika.

Mata Cherika melotot, Cherika sempat melihat Susi dan Cakra di luar kamarnya. Mereka perlahan menutup pintu kamar.

"Sayang, jangan tinggalin aku. Apapun keinginanmu akan kukabulkan," kata Dhika.

"Benarkah?" Cherika sedikit mendorong dada Dhika.

Dhika menganggukkan kepalanya. Cherika langsung berubah manja. Dia mengambil kertas HVS kosong dan meminta Dhika membubuhkan tanda tangan di atasnya.

"Buat apa sayang?"

"Kamu harus berjanji, tidak akan pernah menyakiti aku lagi. Lihat wajahku tidak cantik lagi," Cherika menunjuk ke arah wajahnya.

Tanpa ragu-ragu, Dhika menandatangani kertas kosong itu. Tidak hanya satu, Dhika banyak memberikan tanda tangannya. Cherika kegirangan dan memeluk Dhika sembari mengucapkan terima kasih.

Dhika mengajak Cherika untuk pertama kalinya jalan-jalan. Cherika bersedia. Dhika diminta untuk menunggunya di ruang tamu karena Cherika mau berganti pakaian. Dhika tersenyum dan menunggu Cherika di ruang tamu bersama Susi dan Cakra.

Cherika kembali menelpon Satria. Dia meminta Satria membawa kopernya. Cherika juga meminta Satria mengikuti mobil Dhika. Cherika takut, Dhika akan hilang kendali lagi.

Akhirnya, Dhika, Cherika dan Laudya pergi bersama-sama. Dhika mengajak mereka pergi ke time zone. Dhika sangat memanjakan Cherika. Apapun yang dia minta selalu diberikan. Laudya merasa sakit hati karena hanya Cherika yang ditraktir.

Cherika memperhatikan Laudya yang mulai tidak betah. Laudya menekuk wajahnya dan duduk sendirian. Cherika yang lagi asik main basket membisikkan sesuatu kepada Dhika.

"Benarkah?" Dhika menolehkan wajahnya ke arah Laudya.

"Iya," jawab Cherika.

Dhika merapikan rambutnya. Dhika berjalan ke arah Laudya. Dhika memberikan kartu time zonenya untuk Laudya. Laudya bebas main apa saja.

Laudya dan Dhika mulai akrab. Cherika pelan-pelan meninggalkan mereka bermain bersama. Cherika mencari Satria. Satria melambaikan tangannya. Cherika menemukan Satria.

Karena tidak memperhatikan langkahnya, Cherika tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Cherika hampir saja terjatuh tapi cowok itu dengan spontan menahan tubuh Cherika dan memeluknya.

Dhika menyadari Cherika menghilang. Dhika meninggalkan Laudya yang lagi asik bermain. Dhika mengelilingi time zone. Dan tatapan mata Dhika langsung tertuju kepada Cherika yang berpelukan dengan seorang cowok.

Dhika terbakar api cemburu. Dengan sedikit berlari Dhika menarik tangan Cherika. Dhika menatap tajam ke arah cowok itu

"Dia istriku! Siapa kamu?" Dhika semakin erat mencengkram lengan Cherika.

Cherika melepaskan cengkeraman Dhika. Cherika berlari ke belakang Satria. Cowok itu memperhatikan ada yang tidak beres antara Cherika dan Dhika. Satria melindungi Cherika.

Cowok itu ingin memberikan penjelasan kepada Dhika bahwa terjadi kesalahpahaman. Dia hanya menolong Cherika yang hampir terjatuh. Dia melangkahkan kakinya ke depan Dhika.

Dari arah belakang, seorang anak kecil berlari ke arah Cherika dan memeluk pinggangnya. Cherika ingat, dia adalah anak kecil waktu itu yang memanggilnya mama.

"Mamaaaaaaaaa!" Anak kecil itu memeluk erat Cherika.

"Bobby, sini sayang," Cowok itu perlahan menarik tangan anak kecil itu.

"Apaaaaa! Jadi cowok ini adalah selingkuhanmu!" Emosi Dhika memuncak. Dhika dengan sekuat tenaga menarik kerah baju cowok itu dan melayangkan tamparan keras ke wajahnya.

PLAK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
Mauk
Waaaaaw🤭
Tuti
Dijinakkin pake black magic 🤭
Baby
Syukur in
Al!f
😱😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!