Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelayan Pribadi Kendra
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Dania sudah sampai di mansion Mahendra. Dania yang bekerja dengan sistem pulang ..jadi, setelah makan malam, Dania sudah boleh pulang ke rumahnya yang jaraknya 30 menit dari perumahan milik Yunita.
Setelah menempatkan motor miliknya di dekat pos security, Dania segera menuju ke arah belakang mansion melalui halaman samping mansion.
Dania langsung membersihkan area taman dan sembari menyiram tanaman yang ada di taman kecil disana.
Jam enam pagi, Dania mulai masuk ke dapur bergabung dengan bi Yati menyiapkan sarapan pagi. Tak lama Yunita masuk ke area dapur dan melihat Dania sudah ada di sana.
"Dania!" Yunita memanggil nama Dania.
Dania pun langsung menoleh ke arah Yunita dan menyapa majikannya itu. "Pagi nyonya, ada yang bisa Nia bantu?" dengan sopan Dania menanyakan keperluan sang nyonya.
"Nia ,hari ini Sri kan sudah kembali bekerja, jadi..mulai hari ini pekerjaan yang kamu handle bisa kamu serahkan ke Sri lagi." mendengar penjelasan Yunita membuat Dania terkejut. Dia berpikir apa dia akan di pecat?
"Jadi, maksud nyonya saya di pecat?" Dania pun dengan lirih menanyakan nasibnya saat ini. Karena baru saja hitungan hari, dia sudah di pecat.. tentu saja dia khawatir kerena ibunya masih di rumah sakit dan butuh banyak biaya untuk operasi dan pemulihan.
"Di pecat? kamu pikir saya mau pecah kamu, gitu? Nggak lah, kamu saya kasih tugas lain. Mulai hari ini kamu saya khususkan untuk full melayani keperluan Kendra." mendengar ucapan sang nyonya membuat Dania terkejut.
Apa, di tugaskan untuk mengurus keperluan Kendra? Astaga ..bahkan niat di hati Dania ingin sekali menghindari Kendra atau bisa di bilang meminimalkan pertemuan dengan laki-laki yang sudah berhasil merampas first kiss nya.
"A_apa nyonya, mengurus keperluan tuan Kendra, tapi saya kan baru kerja disini, saya...
"Dania,kalau kamu khawatir tentang apa saja yang harus kamu lakukan untuk mengurus Kendra, kamu tenang saja..saya sudah membuat daftar apa saja kebiasaan Kendra di rumah. Kalau untuk kegiatan di luar rumah nanti kamu bisa tanya sama asisten Kendra, namanya Gading." mendengar penjelasan Yunita dan karena memang dia butuh pekerjaan ini, Dania pun tetap ikut dengan arahan dari majikannya.
"Nah, sekarang..kamu naik ke atas bangunkan Kendra, bersihkan kamarnya dan juga siapkan keperluan nya." dengan senyum terpaksa, Dania pun mengangguk mengiyakan.
"Baik nyonya.." Dania membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju lantai atas.
Sampai di depan pintu kamar Kendra, Nia pun mengetuk pintu itu seperti biasa.
Nia yang sudah lumayan lama berdiri di depan kamar Kendra pun mencoba untuk membuka pintu kamar tersebut.
Lahhh...nggak di kunci ternyata..
Dania yang melihat kamar itu tidak terkunci langsung melangkah masuk ke dalam kamar itu dengan perlahan.
Dia menatap ke arah ranjang namun sudah tak ada sosok Kendra diatas tempat tidur nya.
Kamar yang terlihat sepi membuat Nia memanggil Kendra.
"Tuan muda!!" sekali dia memanggil namun tak ada jawaban.
"Tuan, tuan muda dimana!" Nia kembali memanggil Kendra dengan sebutan tuan muda.
Ck..kemana sih tuh orang, di panggil nggak jawab-jawab.
Nia hanya bisa menggerutu dalam hati sembari melangkah mendekati tempat tidur yang cukup berantakan.
"CK...dia ini tidur nya gimana sih, berantakan banget ." Dania bergumam mengomentari tentang keadaan kasur Kendra yang memang terlihat sangat berantakan. Bagaimana tidak berantakan, bahkan bed cover nya pun sudah setengah di lantai, sprei nya bahkan sudah setengah terlepas.
"Sedang apa kamu disini!" suara nyaring Kendra terdengar dari balik punggung Dania membuat gadis itu terjingkat.
Dania langsung menoleh ke arah belakang. "Aaaaa..hdpppptttt!" Dania tiba-tiba saja menjerit saat melihat penampilan Kendra yang hanya memakai handuk yang dililitkan ke pinggang.
Melihat Dania yang tiba-tiba saja menjerit, Kendra pun reflek membungkam mulut Dania dengan tangannya.
Eeehhhgg...
Dania mencoba untuk melepaskan tangan Kendra dari mulutnya tapi gagal. "Kamu apa-apaan sih, kenapa teriak, hahh!!" melihat Dania yang mulai tenang, Kendra melepaskan tangannya dari mulut Dania.
"Tuan yang apa-apaan, kenapa keluar kamar mandi cuma pake handuk gitu !" dengan posisi masih membelakangi Kendra, Dania mengomel saat mengingat Kendra yang hanya pakai handuk saat keluar dari kamar mandi.
"Astaga..! Jadi itu yang buat kamu teriak? Heh..saya ini baru selesai mandi, belum ada yang siapkan pakaian kerja saya. Biasanya mama yang siapkan,sampai saya selesai mandi malah kamu yang ada di dalam kamar saya."
Dania mengingat jika tujuannya ke kamar Kendra adalah menyiapkan keperluan laki-laki itu sebelum pergi kerja.
"So_soal itu, nyonya perintahkan saya buat menyiapkan keperluan tuan mulai hari ini." Kendra yang sibuk menggosok rambutnya yang setengah basah langsung menghentikan pergerakan nya.
"Tadi apa yang kamu bilang? Kamu di suruh mama buat siapkan keperluan saya, terus kenapa kamu belum siapkan!" dengan suara sedikit tinggi membuat Dania terkejut.
"Ma_maaf tuan, tunggu sebentar. Saya akan siapkan keperluan tuan." Dania pun melangkah cepat ke arah ruang ganti.
Saat di dalam sana Dania membuka salah satu pintu lemari. Di sana terlihat tumpukan kemeja dan celana khusus kerja Kendra, serta deretan jas yang tergantung di samping nya di lemari gantung. Dania berpikir sejenak saat pikirannya bingung harus menyiapkan baju yang seperti apa.
"Kenapa kamu malah bengong sih, kamu mau buat saya masuk angin karena lama telanja*g gini!"
Lagi-lagi Dania di buat kaget dengan kemunculan Kendra yang ada di dalam ruang ganti juga.
"Emmm..sa_saya masih bingung tuan, baju apa yang harus saya siapkan?' Kendra menyandarkan kepalanya di dinding kamar.
"Apa saja yang penting pantas saya pakai. Saya akan pakai baju pilihan kamu. Cepatlah, saya harus cepat kekantor karena ada meeting pagi." mendengar itu, Dania pun dengan cekatan menarik kemeja dan celana panjang juga jas.
Lalu dia pun menaruh di atas meja yang ada di ruangan itu. Lalu dia kembali ke arah aksesoris yang akan Kendra pakai. Sebuah jam tangan digital dan juga dasi yang sekiranya cocok untuk Kendra pakai.
Saat Dania menoleh ke arab Kendra, laki-laki itu ternyata sudah memakai pakaian yang Dania pilih tadi.
"Bagaimana tuan, apa ada yang kurang berkenan?"
"Lumayan, nggak begitu buruk pilihan kamu."
Mendengar ucapan Kendra yang terkesan menerima pilihan Dania, gadis itu pun bersyukur karena pilihannya di pakai Kendra.
Setelah memastikan bahwa soal pakaian yang di pakai Kendra sudah selesai. Dania pun berinisiatif untuk kembali ke dapur.
Tapi baru saja kakinya melangkah, tiba-tiba saja suara Kendra kembali terdengar. "Mau kemana kamu, pakaikan dasi saya..!" mendengar perintah itu, Dania langsung menoleh ke arah Kendra dengan mengerucutkan bibirnya.
Bersambung
Tunduk deh...