NovelToon NovelToon
The Killer

The Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Pembaca Pikiran / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Wei Lin Hua, seorang assassin mematikan di dunia modern, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke Dinasti Zhou yang penuh intrik dan peperangan. Ironisnya, ia bereinkarnasi sebagai seorang bayi perempuan yang baru lahir, terbaring lemah di tengah keluarga miskin yang tinggal di desa terpencil. Kehidupan barunya jauh dari kemewahan dan teknologi canggih yang dulu ia nikmati. Keluarga barunya berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mencekik, diperparah dengan keserakahan pemimpin wilayah yang tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Keterbelakangan ekonomi dan kurangnya sumber daya membuat setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar mengisi perut. Lahir di keluarga yang kekurangan gizi dan tumbuh dalam lingkungan yang keras, Wei Lin Hua yang baru (meski ingatannya masih utuh) justru menemukan kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 07

Saat Wei Lin Hua hendak berbalik pergi, sebuah kejutan dingin menusuknya. Pria yang baru saja ia yakini telah tewas, tiba-tiba bangkit kembali. Luka menganga bekas belati di dadanya kini tertutup rapat, seolah tak pernah ada. Wei Lin Hua mendengus kesal, rahangnya mengeras. 'Kekuatan sihir memang menjengkelkan,' geramnya dalam hati, merasakan frustrasi yang mendalam.

Pria itu menyeringai sinis, matanya memancarkan kembali kesombongan yang sempat sirna. "Bersiaplah untuk mati," ucapnya, suaranya kini lebih mantap dan penuh ancaman. Kali ini, ia tidak lagi mengandalkan sihirnya. Dengan gerakan cepat, ia menghunus sebilah pedang panjang dari pinggangnya, bilahnya berkilat tajam di bawah cahaya rembulan.

Pria itu yakin, senjata pendek milik wanita misterius itu, belati kecil yang tadi berhasil melukainya, tak akan mampu menandingi jangkauan dan kekuatan pedang miliknya. Ia melangkah maju dengan percaya diri, pedangnya teracung, siap untuk mengakhiri pertarungan ini.

Wei Lin Hua, meskipun terkejut, tidak gentar. Ia mengamati gerakan pria itu, menganalisis setiap celah. Belati di tangannya terasa dingin, namun memberinya keyakinan. Pertarungan ini baru saja dimulai.

Namun, Wei Lin Hua merasakan keanehan dalam setiap gerakan pria itu. Pria itu tampak tidak benar-benar mengincar nyawanya, melainkan weimao yang menutupi wajahnya. 'Apakah dia ingin mengungkap identitasku?' gumamnya dalam hati, alisnya bertaut curiga.

"Kau memang cerdik," ucap pria asing itu tiba-tiba, senyum tipis tersungging di bibirnya. Ucapan itu membuat Wei Lin Hua semakin mengerutkan kening, bingung dengan maksudnya.

Dengan gerakan cepat dan terukur, Wei Lin Hua menjatuhkan pedang pria asing itu dengan kakinya, lalu menendangnya menjauh dari jangkauan. 'Baiklah, mari kita asah kemampuan bertarung tanpa senjata,' ucap Wei Lin Hua dalam hati, menyimpan kembali belati miliknya ke balik pakaiannya. Ia merasa ini adalah kesempatan untuk menguji kemampuannya.

Insting tajam Wei Lin Hua mengatakan bahwa kekuatan sihir pria itu melemah setelah ia menggunakan sihirnya untuk menyembuhkan diri. Dan kali ini, ia tidak berniat membunuh pria itu. Ia sadar, jika seorang bangsawan terbunuh di dekat desanya, desa itu pasti akan diselidiki oleh para pejabat negara, dan identitasnya bisa terbongkar, membahayakan keluarganya.

Dengan kuda-kuda yang mantap, Wei Lin Hua mulai memutar tubuhnya dan melancarkan tendangan tinggi yang mematikan ke arah pria itu. Meskipun mana sihir pria itu melemah, Wei Lin Hua merasakan kekuatan fisiknya masih sangat kuat. Pertarungan tanpa senjata ini akan menjadi ujian yang berat.

Pria itu dengan sigap menangkis tendangan Wei Lin Hua dengan kedua tangannya, tubuhnya sedikit terdorong ke belakang akibat kuatnya tendangan itu. Dia menyeringai, "Lumayan juga kekuatan mu." Ucap nya.

Wei Lin Hua tidak menjawab, dia terus menyerang pria itu dengan berbagai macam gerakan bela diri yang dia pelajari di dunia nya dulu. Dia menendang, meninju, dan menyikut pria itu tanpa ampun.

Pria itu juga tidak kalah, dia membalas setiap serangan Wei Lin Hua dengan gerakan yang sama cepat dan kuat. Dia menangkis, menghindari, dan menyerang balik Wei Lin Hua dengan presisi yang tinggi.

Pertarungan antara Wei Lin Hua dan pria itu semakin sengit, mereka berdua saling menyerang dan bertahan tanpa henti. Suara pukulan dan tendangan mereka menggema di tengah malam yang sunyi.

Wei Lin Hua menyadari jika pria itu memiliki pengalaman bertarung yang lebih banyak dari pada dirinya, dia bisa merasakan jika pria itu sudah sering bertarung dengan orang lain.

'Aku harus mengakhiri ini dengan cepat.' Ucap Wei Lin Hua dalam hati.

Wei Lin Hua mengubah gaya bertarung nya, dia mulai menggunakan gerakan yang lebih licik dan tidak terduga. Dia berpura-pura menyerang dari depan, tapi kemudian dia menyerang dari belakang. Dia berpura-pura lemah, tapi kemudian dia menyerang dengan kekuatan penuh.

Pria itu terkejut dengan perubahan gaya bertarung Wei Lin Hua, dia kesulitan untuk membaca gerakan nya. Dia mulai kewalahan dan terdesak.

Wei Lin Hua melihat kesempatan untuk mengakhiri pertarungan ini. Dia melompat ke udara dan melakukan tendangan berputar ke arah kepala pria itu.

Pria itu tidak sempat untuk menghindar, tendangan Wei Lin Hua mengenai tepat di kepala nya. Pria itu terhuyung ke belakang, lalu jatuh pingsan ke tanah.

Wei Lin Hua mendarat dengan mulus di tanah, dia menatap pria yang pingsan itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin membunuh pria itu, tapi dia juga tidak ingin membiarkan pria itu lolos begitu saja.

Wei Lin Hua berjongkok dan mengambil tali yang dia bawa di dalam tas nya. Dia mengikat tangan dan kaki pria itu dengan tali itu, memastikan jika pria itu tidak akan bisa melarikan diri.

Setelah selesai mengikat pria itu, Wei Lin Hua berdiri dan menatap pria itu sekali lagi. "Jangan pernah menipu orang lain lagi." Ucap Wei Lin Hua dingin, lalu dia berbalik dan menghilang di balik kegelapan malam.

Namun, belum jauh Wei Lin Hua melangkah dari arena pertarungan, pria asing itu tiba-tiba muncul kembali di hadapannya, gerakannya secepat kilat. Tanpa ampun, pria itu menarik weimao yang menutupi wajahnya. 'Sialan! Aku benar-benar baru saja berhadapan dengan pengguna sihir ilusi!' umpat Wei Lin Hua dalam hati, menyadari kesalahannya yang fatal.

Pria itu menyunggingkan senyum sinis penuh kemenangan saat berhasil melepaskan weimao yang selama ini menyembunyikan identitas wanita misterius itu. Namun, ekspresi keterkejutan tiba-tiba menggantikan senyumnya. Sebuah tinju keras menghantam dadanya, membuatnya membeku sesaat.

"Tidak semudah itu untuk melihat identitasku," bisik Wei Lin Hua, suaranya dingin dan menusuk tepat di samping telinga pria asing yang masih membeku karena terkejut. Kemudian, dengan kecepatan angin, ia melesat pergi, meninggalkan pria itu terhuyung dan menghilang dalam kegelapan.

"Sungguh licik," gumam pria asing itu dengan rahang mengeras, amarah dan kekesalan terpancar jelas dari matanya.

. . .

Di sebuah paviliun teratai yang mewah, sebuah rumah bordil yang ramai dikunjungi oleh para pejabat dan orang kaya yang ingin menghambur-hamburkan uang mereka, Wei Lin Hua memasuki tempat itu melalui jalan rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang. Aroma wewangian dan arak langsung menyambutnya.

"Kenapa lama sekali?" tanya seseorang yang sudah menunggunya dengan tidak sabar.

Wei Lin Hua membuka topeng yang dikenakannya, lalu meletakkannya dengan kasar di atas meja kerjanya yang berantakan. "Sedikit gangguan," jawab Wei Lin Hua singkat, berusaha menyembunyikan kekesalannya.

"Di mana weimao-mu?" tanya Shen Jian, seorang pria yang merupakan tangan kanannya, sambil menuangkan arak ke dalam cangkir untuk Wei Lin Hua. Gerakannya cekatan dan penuh perhatian.

 "Hilang," jawab Wei Lin Hua singkat, tanpa sedikit pun minat dalam suaranya. Ia meraih cangkir arak yang disodorkan Shen Jian dan meneguknya dalam sekali teguk.

Shen Jian hanya mengangguk mengerti, tidak ingin bertanya lebih lanjut. Ia kembali mengisi cangkir gadis muda itu dengan arak, memperhatikan ekspresi lelah di wajahnya.

"Bagaimana dengan markas di ibu kota? Apakah sudah berjalan sesuai rencana?" tanya Wei Lin Hua, mengalihkan topik pembicaraan. Matanya menatap Shen Jian dengan serius.

"Tentu saja, Nona. Semuanya sudah siap. Kau bisa pindah ke kota kapan saja kau mau," jawab Shen Jian dengan nada hormat dan meyakinkan. Ia tahu betapa pentingnya markas di ibu kota bagi rencana besar Wei Lin Hua.

1
Murni Dewita
double up thor
Murni Dewita
lanjut
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak aku mampir
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩: aku suka ceritanya kak semangat ya
total 2 replies
Murni Dewita
tetap senangat
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
menarik
Murni Dewita
next
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
👣
Andira Rahmawati
kerennn
Andira Rahmawati
lanjutt..crasy up dong thorrr💪💪💪
SamdalRi: Gak bisa crazy up, 3 bab aja ya/Smile/
total 1 replies
Gedang Raja
bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!