Azmi Khoerunnisa, terpaksa menggantikan kakak sepupunya yang kabur untuk menikah dengan bujang lapuk, Atharrazka Abdilah. Dosen ganteng yang terkenal killer diseantero kampus.
Akankah Azmi bisa bertahan dengan pernikahan yang tak diinginkannya???
Bagaimana cerita mereka selanjutnya ditengah sifat mereka yang berbanding terbalik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azthar # Jangan dekat-dekat!
Sehari saja Azmi dan Athar tinggal di rumah bu Jamilah, sore ini mereka akan pindah kerumah Athar. Mobil online yang jemput pak dosen dan istrinya itu sudah datang dan terparkir didepan rumah, tentu saja jadi bahan cuci mulut para tetangga yang julid.
Percayalah, tak ada seorang putri yang mau jauh dari ibunya, bahkan yang sudah jadi ibu pun masih membutuhkan sosok ibu. Begitu pun Azmi, gadis yang tak pernah berpikir untuk menikah diusia yang masih muda, ia enggan berpisah dari ibunya.
Azmi memeluk ibunya, rasanya berat sekali ia untuk pergi dan berpisah dengan ibu Jamilah. Azzam pun begitu, rumah ini akan sepi kalau adiknya tak ada dirumah.
"Sudah, jangan nangis lagi. Suami kamu sudah menunggu, cepat sana," ujar bu Jamilah mengusap ujung matanya, jika harus jujur ia juga merasa berat anak perempuan satu-satunya itu harus pergi dati rumahnya.
Azmi menghapus tetesan air matanya yang meleleh dipipi, kemudian ia sun tangan pada Azzam yang sama sedihnya melihat sang adik akan pergi. Tak boleh menangis karena tak ingin dibilang cengeng, Azzam hanya berusaha menahan air bening yang hampir lolos dari sudut matanya.
Ia memeluk tubuh adiknya dengan erat, setelah ini ia akan merasa kesepian dan tak akan ada lagi yang menjahilinya dan meledeknya bujang lapuk.
"Sehat-sehat adeknya aa, semoga segalanya dimudahkan. Jangan galak sama suami, inget pesan aa. Jadilah istri yang dibutuhkan suami jangan jadi istri yang durhaka sama suami, juga cepet-cepet ngasih aa keponakan," ujar Azzam.
Plak
Azmi menggeplak lengan kakaknya, "A Azzam," rengeknya dengan bibir manyun tiga centi.
"Azmi, ayo!" ajak Athar sambil membuka pintu mobil.
Azmi melambaikan tangan kanannya, ia pun berjalan pergi dan masuk kedalam mobil bersama Athar. Mobil melaju pelan digang tersebut, perlahan makin menjauh dari rumah bu Jamilah.
Azzam menghela nafas panjang, melihat mobil online tersebut sudah tak terlihat.
"Baru beberapa menit si Azmi pergi sekarang ini rumah jadi sepi," keluh Azzam.
"Makanya kamu juga harus cepet kawin, biar gak kesepian. Umur sudah 30 tahun masih jomblo," ledek bu Jamilah.
"Tunggu sukses aja, Uma. Kalau miskin kagak ada yang mau." Uma Jamilah hanya menggelengkan kepalanya saja mendengar jawaban anak sulungnya yang tetap sama.
...----------------...
Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar kurang lebih setengah jam, akhirnya pasangan pengantin baru tersebut sampai dirumah Athar. Rumah besar tapi tak megah dengan cat berwarna putih hitam dan dua lantai itu, cukup membuat Azmi terkesan. Halamannya memang tak luas tapi sangat cocok untuk pasangan yang baru berumah tangga.
Ia masuk setelah Athar membuka kunci pintunya, sangat rapi dan jauh dari kata berlebihan tapi juga sangan berbeda jauh dari rumah orang tuanya. Ia melangkahkan kakinya melihat-lihat rumah yang akan ia tinggali bersama suaminya si bapak dosen.
Ada dua kamar disana dan ada ruang kerja dengan deretan para buku koleksi si bapak yang sangat rapi. Ia melihat ke arah dapur yang mana tak ada satupun alat makan yang kotor, disana bersih dan kinclong sampai Azmi berpikir mungkinkah suaminya itu OCD.
"Azmi, aku akan pergi sebentar ada urusan didepan. Kamu lihat rumahnya dulu biar terbiasa," ujar Pak Athar yang Azmi jawab dengan Anggukan.
Selepas Athar pergi, ia merasa kehausan. Azmi pergi kedapur, membuka kulkas dan melihat ada minuman ia pun mengambil satu kaleng minuman dingin.
"Orang kaya emang beda," gumam Azmi kala melihat isi kulkas rumah suaminya.
Ia sampai menelan ludahnya, ada buah-buahan snack dan juga lainnya. Tapi lebih banyak air putih dingin, sih. Azmi celingukan melihat sekitar rumah hanya ada dia sendiri, tadi Athar ijin pergi sebentar ia pun mengambil buah anggur, buah kesukaannya itu.
Azmi membawanya ke meja makan dan menikmati buah anggur tersebut, setelah habis ia membiarkan sampahnya diatas meja. Ia melangkahkan kakinya ke kamar atas dimana itu adalah kamar mereka.
Ia terpukau melihat kamar atas lebih luas dari kamar yang ada dibawah, ada tv-nya pula dan saat ia duduk diranjang ia merasakan kasurnya empuk tak seperti dirumahnya. Bayangkan saja hanya pake kasur kapuk yang sudah lama, itu pun bekas neneknya.
Ia menyalakan tv-nya, mulai menonton dan menyandarkan tubuhnya pada bantal yang Azmi sandarkan pada bahu ranjang. ia memilih film horor, yang baru tayang di aplikasi jaringan internet. Katanya itu film baru.
Sementara dilantai bawah, Athar baru pulang. Ia melihat rumahnya tampak kosong. Lelaki berjalan ke dapur dan menemukan sampah kaleng minuman dan biji anggur di meja makan.
"Azmi!" panggilnya, namun tak ada sahutan sama sekali.
"Aaaaaaaa!"
Suara teriakan di kamar atas terdengar mengagetkan Athar, bergegas lelaki tersebut berlari ke lantai dua. Karena takut istrinya kenapa-napa, Athar sampai melompat naik agar segera sampai.
Dengan nafas ngos-ngosan ia membuka pintu kamarnya dengan kasar, terlihat Azmi yang duduk sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangan, tv menyala dan juga menampakkan gambar menyeramkan dari sosok makhluk berambut panjang.
Athar mematikan tv-nya, ia menghembuskan nafas panjang melihat istrinya masih dalam posisinya.
"Azmi," panggilnya sambil membuka telapak tangan istrinya.
Nafas Azmi masih gak beraturan, jantungnya juga masih tegang serasa mau copot saat hantunya tiba-tiba muncul.
"Pak Athar, hantunya sudah pergi?" tanya Azmi dengan polosnya.
"Belum, dia ngumpet dibawah ranjang," jawab Athar dengan nada kesal.
Bagaimana tak kesal sudah lari kencang ternyata sedang nonton film horor, bikin ia ikut jantungan saja.
"Pak Athar, jangan bikin aku takut dengan bilang ada hantu di rumah ini, atau memang lagi nyuri-nyuri kesempatan saja. Aku gak suka," ujar Azmi.
"Terserah, sekarang mandi dan ganti baju sebentar lagi maghrib," ujar Athar yang langsung mengambil dan membereskan kopernya.
...----------------...
Malam harinya pasutri itu mulai merebahkan badannya diatas ranjang, besok adalah hari dimana mereka kembali ke kampus untuk belajar dan mengajar. Azmi yang belum terbiasa dengan kamar milik Athar, merasa sulit untuk tidur padahal jam dinding sudah ke angka 11 malam.
Matanya melirik kanan kiri dan susah untuk memejamkan sepasang indera penglihatannya. Ia melirik suaminya yang masih memegang buku yang berbahasa inggris, entahlah Azmi tak tahu itu buku tentang apa karena ia tak pasih bahasa internasional tersebut.
Azmi berdehem, "Pak Athar kapan tidurnya?"
"Sebentar lagi," sahut Athar tanpa menoleh, "kenapa, kamu mau aku kelon-in karena gak bisa tidur?"
"Sembarangan, aku cuma belum terbiasa saja," elak Azmi, padahal emang iya karena ia ingat hantu yang ia tonton tadi sore. Bayangan menyeramkan pun belum bisa ia lupa.
"Masa, sih?" Athar menutup bukunya dan menaruhnya di meja nakas samping ranjang, ia memiringkan badannya melihat istrinya yang terlihat ketakutan.
"Jangan macem-macem, pak. Jangan deket-deket!" ujar Azmi.
Gadis itu menaruh guling yang ia peluk sebagai pembatas antara dirinya dan pak Athar.
"Kalau aku mau deket gimana? Pria yang baru menikah biasanya semangatnya sangat tinggi, makanya kadang benihnya lagsung tancap dan langsung jadi," papar Athar berseringai samar.
"Jangan deket-deket pokoknya, aku belum siap jadi ibu," tegas Azmi melirik suaminya.
Athar melempar guling pembatas itu, ia juga menggeser badannya agar semakin dekat dengan istrinya.
"Pak Athar, aku bilang, jangan deket-deket!" ujar Azmi menaikkan nadanya 2 oktaf.
Tapi Athar mengabaikannya, ia kian gercep mendekati mahasiswinya hingga Azmi pun menggeser badannya. Terus seperti itu sampai Azmi merasa sudah disisi ranjang.
Saat Athar hendak memeluknya, Azmi sigap menggulirkan badannya ke tepi ranjang dan ...
Bug
Azmi terjatuh kebawah lantai, sedangkan Athar hanya tertawa pelan. Sumpah! istrinya itu lucu banget.
"Pak Athar!" teriak Azmi kesal.