Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 7
DI DALAM KERETA KUDA YANG MENYUSURI PERJALANAN MENUJU MANSION CLARIS.
kael dan Claris duduk saling berhadapan satu sama lain,Kael hanya melihat keluar jendela dia jelas gak peduli tapi jelas sangat berterima kasih Karna dia gak perlu ngeluarin uang lagi untuk menyewa penginapan dan sementara Claris memainkan ujung gaunnya sambil pipinya memerah
"Kenapa sih mulut ku begitu saja bisa menawarkan ke dia untuk tinggal di mansion ku dua hari kedepan? Claris kau bodoh..." Ucap Claris dalam hatinya sambil mencoba menutupi rona merah di wajahnya.
Claris menarik nafas mencoba menenangkan dirinya lalu berdehem sambil melihat Kael yang sama sekali bodo amat akan segala hal
"Kamu tidak apa kan tinggal bersama ku...untuk dua hari ini? sampai nanti pembagian kelas dan pembagian asrama?"
Kael melihat ke arah Claris "Aku sih sangat berterimakasih padamu karna mengizinkan aku bisa tinggal bersama mu untuk dua hari ini dan sejujurnya saja uang ku juga udah pas Pasan untuk menyewa penginapan dan juga... asal kamu tau , aku belum ada ganti baju semenjak datang ke sini karna...uang ku gak cukup." Kata Kael sambil menghela nafas.
Claris melihatnya dengan tatapan tidak percaya "Seriusan ? kamu gak punya baju lain?dan kamu pasti tidak pernah mencuci baju mu itu,ya ampun kamu ini jorok sekali." Claris memutar matanya dengan frustasi.
"Heiii..aku sudah mencuci ini di penginapan yang aku tinggalin terakhir kali sebelum mendaftar akademi tadi pagi, jadi ya setidaknya baju ku ini bersih tapi sekarang aku gak punya baju lain...." Kael melirik ke samping jelas sedikit malu.
Senyum tipis muncul di bibir Claris dia menganggap ekspresi wajah Kael yang malu-malu ini lucu "Yah.. setidaknya aku tau kamu sudah mencuci baju mu."
Kael menghela nafas berat sementara Claris hanya tersenyum jelas menganggap momen ini lucu.
Beberapa menit berlalu saat kereta kuda sudah melewati alun-alun kota lalu berhenti di depan gerbang mansion yang besar, pintu kereta itu terbuka dengan kusir menunduk dengan hormat saat Claris turun di ikuti oleh Kael di belakangnya, Mereka berdua mulai berjalan melewati gerbang menuju ke pintu masuk.
"Aku tau wanita ini putri bangsawan tapi kisahnya di novel itu tidak ku ikuti dengan baik dia punya rute kisahnya sendiri jadi itu mengapa aku tidak sempat membacanya, tapi...aku tidak menyangka dia punya ini." Kael bergumam sendiri.
Claris melirik Kael yang sedikit kaget dengan senyum pamer dan percaya diri ,begitu pintu di buka para pelayan yang di dalam langsung memberi hormat kepada Claris yang masuk ke dalam dengan Kael yang di belakangnya jelas hanya melihat.
Salah satu wanita berambut merah yang merupakan kepala pelayan menyambut Claris dengan senyum hangat "Selamat datang Nona Claris,kamu mau makan malam?atau mau aku siapkan air untuk mandi mu?"
Claris mengangguk dan tersenyum "Aku mau mandi dulu dan juga siapkan air mandi untuk pria bau yang di belakang ku ini , bawa pakaian ayah ku yang tertinggal untuk dikenakan olehnya dan kalau bisa cuci sekalian baju yang ia pakai itu."
Kael menganga "Aku tidak sebau itu."
Claris menatap Kael dengan tajam "Kau bau , kau jorok dan juga kau harus mandi SEGERA!!!"
Kepala pelayan itu melihat interaksi mereka berdua dengan senyum tipis dan segera dia berjalan bersama beberapa pelayan lainnya menyiapkan kamar mandi dan air untuk mereka berdua sementara pelayan lainnya ke dapur menyiapkan makan malam.
Claris masih memarahi Kael di tengah ruangan sambil mereka berjalan dan duduk di sofa,Claris menghela nafas dan bersandar sementara Kael duduk sedikit jauh darinya
"Huh?jauh sekali duduk mu?aku tidak menggigit kenapa kau duduk sejauh itu?" Ucap Claris dengan kesal.
"Tapi kau bilang aku bau ,mana mau aku dekat dekat nanti kau pasti menendang ku menjauh" Kael memutar matanya
"Tidak!!! atau mungkin iya ,tapi itu tergantung sebau apa kau ,itu saja!!!" Claris cemberut.
Claris dia menghela nafas dan melihat Kael dengan masih sedikit cemberut "Hei...aku masih penasaran dimana kau bisa belajar gaya bertarung seperti itu?"
"Aku punya guru yang mengajari ku semua itu." jawab Kael singkat.
"Uhhh....aku penasaran seberapa kuat kau sebenarnya kau tadi memunculkan sihir tanpa merapal dan kau juga bisa meniru sihir Darren." Claris menatap Kael dengan rasa ingin tau lalu dia melanjutkan "Kau tau kan seluruh orang yang bisa menguasai sihir di dunia ini , mereka harus memusatkan mana di suatu tempat misalnya telapak tangan mereka lalu merapal mantra agar lingkaran sihir muncul dan sihir yang di rapal itu keluar tapi kau malah melakukannya tanpa merapal..."
Kael melirik sebentar "Cara kerja mana ku sama saja seperti yang kau bilang hanya saja aku cuma perlu membayangkan sekuat atau sebesar apa sihir yang ingin ku keluarkan" Kael menunjukan telapak tangannya ke Claris "Aku ingin mengeluarkan sihir air dengan semburannya lurus"
SWUSSHH!!
Lingkaran sihir bersinar terang di telapak tangan Kael lalu air menyembur keluar dan membasahi Claris , Claris langsung melongo tidak tau harus marah atau kagum.
"Woah...kau benar-benar bisa melakukannya....tapi tunggu kenapa kau harus mengarahkan sihirnya ke aku lihat lah aku jadi basah sekarang!!!sialannn kau Kael!!"
Kael mengangkat bahu sambil senyum pura-pura polos ,Claris langsung menerjang Kael dan membuat Kael terlentang tanpa peringatan Claris langsung meremas-remas dan mencubit pipi Kael jelas sangat kesal.
"Aduh...hentikan, hentikan Claris baiklah aku minta maaf"
"Tidak!!!aku tidak menerima permintaan maaf mu kamu harus terima pelajaran mu ini." Claris mencubit pipi Kael dengan sedikit keras membuat Kael menggeliat kesakitan lalu mereka jatuh ke lantai , Claris jatuh terlentang sementara Kael di atasnya, mereka berdua mendadak diam dan suasa menjadi hening.
"Ekhm.." Suara deheman pelan terdengar di belakang mereka ,mereka berdua langsung melihat ke belakang dan melihat kepala pelayan itu tersenyum melihat kelakuan mereka berdua "Ya ampun nona Claris seperti nya aku mengganggumu ya?"
Claris langsung melihat Kael yang berada di atasnya dia seketika langsung tersipu dan mendorong Kael bangkit dari atasnya ,Kael langsung duduk sedikit memberi ruang sementara Claris semakin tersipu pipinya dan wajahnya mulai semakin merah "Kau...kau...kau apa yang baru saja..?" Claris menutupi wajahnya.
"Eh?aku?kau duluan yang menerjang ku tadi." jawab Kael.
"Ya...itu memang ku tapi...kan... Ya terserah lah itu memang salah ku tapi bukan berarti kau tidak salah!!!" Claris masih menutupi wajahnya yang memerah.
Kepala pelayan itu semakin tersenyum "Nona air mandi mu sudah siap dan punya mu juga tuan."
Claris langsung berlari ke kamar mandinya meninggalkan Kael dan kepala pelayan itu ,Kael menghela nafas berat "Dia sangat merepotkan."
Kepala pelayan itu tersenyum ke Kael "Kamu benar tuan, tapi aku juga ikut senang."
"Kenapa?" tanya Kael.
Kepala pelayan itu semakin tersenyum.
"Baru pertama kalinya aku melihat Nona tersipu dan bersikap bebas seperti itu di depan pria, biasanya dia sangat galak dengan semua orang terkecuali sama kami para pelayannya, tapi sekarang saat aku melihat interaksi kalian berdua aku pikir...kau orang yang spesial baginya."
Kael menatap kepala pelayan itu masih mencoba mencerna perkataannya ,Kael jelas gak peka kalau soal beginian.
Kepala pelayan itu tersenyum dan menggeleng "Tidak usah di pikirkan tuan, cepat lah mandi air mandi mu juga sudah siap atau Nona akan marah lagi."
Kael mengangguk dan berjalan ke kamar mandi yang telah di siapkan untuknya sambil mencoba mencerna perkataan kepala pelayan itu.