NovelToon NovelToon
Fake Marriage

Fake Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

‎Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?

Simak kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Kedatangan Rivan.

Maura berdiri di tepi pantai, menikmati hangatnya sinar matahari di kulitnya. Sudah sejak tiga hari dia dan Elvano berada ditempat itu untuk berbulan madu. Sejenak Maura bisa melupakan apa yang terjadi sebelumnya, dia merasa sangat bahagia, bebannya seperti sedikit terangkat.

‎‎Perlahan matanya terpejam saat merasakan angin laut yang lembut menerpa wajahnya, hangatnya sinar matahari dan suara ombak terasa begitu menenangkan. Suasana pantai yang tenang dan damai membuatnya merasa lebih tenang dan nyaman.

‎‎"Maura, ayo kita kembali ke hotel,"

‎‎Suara lembut Elvano membuat matanya kembali terbuka secara perlahan. Entah sejak kapan Elvano sudah berdiri di sampingnya dan sedang menatapnya.

‎‎"Buru-buru sekali," ucap Maura, namun dia tidak menolak saat Elvano meraih tangannya dan menggenggamnya.

‎‎"Kamu harus istirahat, kita sudah keluar sejak pagi. Nanti malam kita akan keluar untuk dinner." Elvano mulai melangkahkan kakinya diiringi dengan Maura disisinya.

Jarak dari pantai ke hotel hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit jika berjalan kaki. Dimata orang-orang mereka akan terlihat seperti pasangan yang sedang pergi berbulan madu sungguhan. Keberadaan pak Hendi yang selalu memotret mereka diam-diam untuk dikirimkan pada Oma Mia membuat Maura dan Elvano harus selalu terlihat mesra saat berada di luar.

Maura menoleh ke arah Elvano yang berjalan di sampingnya. Sikap dan perhatian yang ditunjukkan oleh Elvano selalu terlihat nyata, seperti bukan karena kebutuhan akting semata. Dan semua itu membuat Maura merasa nyaman dan terbiasa.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Maura.

"Tanyakan saja," jawab Elvano tanpa menoleh.

Langkah Maura terhenti, membuat Elvano ikut menghentikan langkahnya. Mereka berdiri dengan saling berhadapan tanpa melepaskan genggaman tangan mereka, mata mereka saling menatap dalam diam untuk beberapa saat.

"Malam itu kamu belum menjawab pertanyaanku," Maura kembali terdiam, ada perasaan sesak saat ingin menanyakannya. "Apakah kamu sangat mencintainya?" tanyanya pada akhirnya.

Suasana hening kembali menyelimuti, tatapan mata mereka berbicara lebih dari sekedar kata-kata. Wajah Maura kini mulai sedikit menegang saat Elvano tak kunjung menjawab pertanyaannya, tapi dia tetap penasaran dengan jawaban yang akan Elvano berikan.

‎"Dia bukan seseorang yang harus dibahas diantara kita, Maura." jawab Elvano lembut, namun tegas.

"Ck, pelit sekali." Maura mengerucutkan bibirnya. "Aku hanya penasaran saja dengan wanita yang kamu cintai itu, aku merasa dia sangat beruntung karena berhasil mendapatkan kesetiaan dari seorang pria."

Elvano tersenyum tipis, "Kesetiaan itu bisa berubah jika disia-siakan."

"Maksudnya?" tanya Maura dengan alis terangkat.

Elvano tak menjawab, dia menatap Maura dengan tatapan lembut. Perasaannya terhadap Karina perlahan-lahan memudar tanpa dia sadari, digantikan oleh kehadiran Maura yang semakin mengisi kekosongan hatinya. Elvano menyadari bahwa perasaannya terhadap Maura bukanlah sekadar pelarian dari kenangan masa lalu, melainkan sebuah perasaan yang tulus dan mendalam.

Namun, Elvano masih merasa takut untuk mengungkapkan perasaannya pada Maura. Dia khawatir bahwa Maura mungkin akan salah paham, mengira bahwa dia hanya mencari pelarian dari kesedihan karena Karina tidak kunjung kembali.

"Hei, kalian berdua!"

Keduanya terkesiap dan menoleh ke arah sumber suara. Rivan sudah berdiri dengan jarak sekitar lima meter dari mereka dan sedang melambaikan tangan dengan senyuman lebar diwajah.

"Mau apa dia disini," gumam Elvano yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Rivan berjalan mendekat dengan wajah polos tanpa dosa. Tempo hari dia sengaja berkunjung ke kediaman keluarga Ferdinand dan bertemu dengan Oma Mia disana. Oma Mia menunjukkan foto-foto bulan madu Maura dengan Elvano, dan dari foto-foto itu Rivan bisa langsung melacak lokasi yang dijadikan tempat bulan madu oleh mereka berdua.

"Kak Rivan, apa yang Kakak lakukan disini?" tanya Maura bingung saat melihat kehadiran Rivan disana.

"Kebetulan aku sedang ada pekerjaan disini, Maura." jawab Rivan berbohong. "Tidak menyangka ya bertemu kalian juga disini." tatapannya beralih pada Elvano dan tersenyum menyeringai.

"Oya, kalian sudah makan siang belum? Bagaimana kalau kita makan siang di cafe sebelah sana?" ajak Rivan menunjuk ke arah cafe yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Tidak perlu, kami akan makan siang di hotel," tolak Elvano dengan tegas.

"Ayolah, El." Rivan memasang wajah memelas. "Apa kalian tega membiarkan aku makan sendirian."

"Kak..." Maura menyentuh lengan Elvano dengan tangan satunya, sementara tangan satunya lagi masih digenggam erat oleh Elvano. "Tidak masalah kita temani Kak Rivan makan siang sebentar, setelah itu kita kembali ke hotel untuk beristirahat." bujuk Maura lembut.

Elvano terdiam sejenak, dia tahu kedatangan Rivan pasti punya maksud dan tujuan tersendiri, bukan karena pekerjaan semata.

"Baiklah jika itu kamu yang minta." ucap Elvano akhirnya.

‎‎Rivan tersenyum penuh kemenangan, ketiganya berjalan menuju ke arah cafe dan duduk di meja di cafe yang menghadap langsung ke pantai. Seorang pelayan wanita datang ke meja mereka dengan membawa buku menu.

‎‎"Maura, kamu ingin pesan apa?" tanya Rivan saat melihat Maura hanya melihat-lihat buku menu dan terlihat bingung.

‎‎"Berikan aku dan istriku pasta dengan saus seafood dan sandwich," kata Elvano pada pelayan cafe.

‎‎Pelayan cafe mengangguk dan menulis pesanan di notepadnya. "Baik, tuan. Pasta dengan saus seafood dan sandwich untuk dua orang. Apakah Anda ingin tambahan lagi?"

‎‎Elvano berpikir sejenak sebelum menjawab, "Dua gelas matcha latte."

‎‎"Rivan, apa yang ingin kamu pesan." tanya Elvano, tatapannya beralih pada Rivan.

‎‎"Berikan aku burger dan segelas iced coffee." jawab Rivan, pelayan cafe langsung mencatat pesanan Rivan.

‎Pelayan cafe tersenyum dan mengangguk. "Baik, tuan. Saya akan segera menyiapkannya."

‎Suasana kembali hening setelah pelayan cafe itu pergi untuk menyiapkan pesanan mereka. Maura melirik dua pria yang duduk di sebelah dan di depannya. Mereka adalah teman, tapi terlihat seperti musuh bebuyutan. Mungkinkah mereka pernah bersaing untuk mendapatkan sesuatu hingga hubungan mereka dingin seperti sekarang ini?

"Aku ke toilet sebentar," Elvano mengusap lembut kepala Maura sebelum berdiri.

Maura mengangguk dengan senyuman diwajah, "Jangan lama-lama, Kak."

"Hem,"

Pandangan Rivan mengiringi kepergian Elvano. Dia tidak bisa memastikan apa yang ada di dalam hati Elvano, tapi dia memiliki firasat bahwa Elvano sudah mulai memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Maura. Rivan tetap merasa ada yang janggal dengan pernikahan Elvano yang tiba-tiba dengan Maura. Elvano adalah tipe pria setia, tidak mungkin semudah itu bisa melupakan Karina dengan menikahi wanita lain.

"Maura?" panggil Rivan.

Maura menoleh cepat, "Ya."

Rivan menatap Maura dengan serius, "Apa kamu bahagia dengan Elvano?"

Maura terkejut dengan pertanyaan Rivan, tapi dia mencoba menjawab dengan jujur, "Aku... aku merasa bahagia ketika bersamanya, Kak."

‎‎Rivan mengangguk pelan, "Aku senang mendengarnya."

Keheningan menggantung di udara untuk beberapa saat, sedikitpun Rivan tak mengalihkan tatapannya dari wajah Maura yang kini sudah mengarahkan pandangannya ke arah lain.

‎"Elvano... Apa dia pernah bercerita tentang Karina padamu?"

...

...

...

Bersambung...

1
mimief
yah...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
Zuri
nasib mu Riv... tertikung berkali kali🤧🤧
Zuri
dirimu sendiri yg milih jadi nyamuk, kenpaa kesel coba🙄
Zuri
kompor menyala😄
Zuri
jujur sih... cuma drama nya gak disebut🤭🤭
Zuri
banget.. dari pada ma Alex.. 🤧🤣🤣🤣
Zuri
kekepin aja.. daripada menunggu kepastian yang tidak akan datang kan atit🤧🤧
Zuri
yakin
..pertama dan terakhir😏😏😏
Zuri
ini sih si El🤣🤣
mimief
pernahlah
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
Violeta: Keponya melebihi cewek 😅😅😅
total 1 replies
Zuri
vote buat Maura😄
Zuri: kembali kasih kaka..terus semangat 💪
total 2 replies
Zuri
astaga maura/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zuri
bantuin aja bantu.. gak perlu pake ijin.. langsung seruduk ke kamar mandi🤣🤣
Violeta: Takut Maura masuk angin kalau dibantuin 😁
total 1 replies
Zuri
kode minta gendong itu El..😏
Zuri
mulai cinta itu namanya/Proud//Proud/
mimief
boleh...tapi aku ukur manual dulu ya
mau gak?
🤣🤣
mimief
lagi ngapa Thor
up lagi Thor 😭😭
Violeta: Asiap 🙌 sedang nunggu review ya kakak 😁
total 3 replies
mimief
walaupun temanya udah banyak,tapi outhor bisa mengemas nya dengan manis dan ngena di hati.
semangat Thor updatetan ya
selalu ditunggu
Violeta: 😍😍😍 Terimakasih banyak kakak untuk dukungan dan bintang-bintang luar biasanya 🙏🙏🙏
total 1 replies
mimief
wkwkwkwk
mudah mudahan terjadi yg diinginkan 🤣🤣
Violeta: Sesuatu yang selalu ditunggu2 😄
total 1 replies
mimief
wah wah
keguguran ni jgn jgn alesannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!