Kemarahan Sang Penghuni

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda, terlihat seorang pria paruh baya yang sedang merenung. Dia memikirkan hal-hal yang janggal setelah dia pulang dari tempat yang akan diadakan pembangunan perusahaan olehnya, mengenai Teror yang dia terima dia sudah tak aneh dengan hal seperti itu. Karna hal seperti itu dia sudah sering merasakan nya, dia sudah sering mendapatkan Teror seperti itu.

Terlihat dia duduk di kursi kebesaran nya dia duduk dengan santai sambil menghisap rokoknya, suara aneh yang dia dengar di sekitar rumah megah nya tak dia hiraukan sama sekali. Karna bagi dia hal itu bukan lah hal yang menakutkan.

"Hahh.. kalian pikir aku akan takut dengan Teror yang kalian berikan Mahluk jelek? " Ujar nya mengumpati Mahluk yang sudah meneror nya selama dua malam berturut-turut.

Ya dia adalah bos besar yang akan membangun pembangunan di Kampung Legok, namanya adalah Pak Sudirman. Sudah banyak perusahaan yang dia bangun dan memang dia sudah terbiasa dengan hal-hal Mistis dalam hidup nya. Dia seakan menantang Mahluk yang meneror nya.

"Aku harus menemui Ki Bayan, tak bisa aku biarkan mereka terus meneror ku seperti ini. Meski mereka hanya meneror ku hanya lewat suara, tapi kalau di biarkan bisa tambah parah" Ujar Pak Sudirman.

Begitulah Pak Sudirman, dia lebih mempercayai manusia di bandingkan pencipta nya. Dia selalu mengadakan Tumbal setiap dia mengadakan pembangunan, Dia bersekutu dengan Iblis dan dia mengambil jalan yang salah untuk menyelesaikan masalah nya. Dia tak memikirkan akan ada harga yang akan dia bayar untuk hal yang dia perbuat dia tak sadar akan ada nya tanam tabur tuai.

Untuk mencapai keberhasilan dia sudah merencanakan hal yang begitu Sesat, karna dia tak percaya pada Tuhan nya. Dan dia pun mengambil jalan Instan yang akhirnya akan membawa dia ke jalan yang salah .

.

.

.

Sementara di Kampung Legok, setelah mereka selesai mengaji dan berdoa bersama mereka lanjutkan dengan rencana mereka untuk menangani Teror ini. Abah Kohar terlihat mendengarkan semua yang warga rundingkan sesekali dia juga tetap mengingatkan warga agar mereka selalu tenang untuk menghadapi Teror ini, dan Abah Kohar juga meminta mereka untuk terus berdoa kepada Allah agar mereka selalu dalam lindungannya.

"Abah, kumaha mun isukan urang ka balai desa, urang penta ka Pak lurah supaya pembangunan na di batalkeun.? " (Abah, gimana kalo besok kita ke balai desa, kita minta ke Pak lurah supaya pembangunan nya di batalin?) Ujang Mang Ujang.

"Nya Abah.. da teu di datangan mah moal aya kadieu Pak lurah nage. Nyaho sorangan kan Abah ge emang Pak lurah tara aya ka leumbur urang. " (Iya Abah.. kalo gak di datangin gak bakal ada kesini Pak lurah nya. Tau sendiri kan Abah juga emang Pak lurah gak pernah ada ke Kampung kita) Ujar Shukri.

Sejauh ini Pak lurah memang tak pernah ada ke Kampung Legok, dia hanya akan datang ketika ada perintah untuk memeriksa saja dari Kecamatan. Karna memang jarak Kampung Legok sangat jauh dari balai desa dan Kampung lain nya, jadi orang-orang jarang ke sana begitu pun Pak lurah.

"Abah milu wae ka maraneh , najan Abah nyaho Pak lurah pasti moal ngabatalkeun pembangunan eta." (Abah ikut saja sama kalian, meski Abah tau Pak lurah pasti tak akan membatalkan pembangunan itu) Ujar Abah Kohar.

Terlihat warga merenung, mereka pun tau pembangunan itu tak mungkin di batalkan karna sudah ada beberapa tanda yang di bagi di beberapa titik di hutan itu sebagai tanda pembangunan pasti akan segera di mulai.

"Tapi panasaran Abah lamun teu panggih jeung Pak lurah na" (Tapi penasaran Abah kalo gak ketemu sama Pak lurah nya) Ujar Mang Ujang.

"Nya Abah" Ujar yang lain nya serempak.

Terlihat Abah Kohar menghela napas nya dalam-dalam, Abah Kohar tentu tau bahwa warga tak mungkin bisa di larang dan Abah pun tau akan jawaban yang mereka akan dapat kan.

"Nya sabodo we, Abah mah moal nyarek. Ngan omat rek kumaha wae hasil na maraneh tong kaduhung" (Ya terserah lah, Abah gak akan larang kalian. Tapi awas mau bagaimana pun hasil nya kalian jangan kecewa) Ujar Abah.

"Nya Abah. " (Iya Abah) Ujar mereka kembali.

BERSAMBUNG.