NovelToon NovelToon
Dinikahi Pembunuh Bayaran

Dinikahi Pembunuh Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: ririn dewi88

Laki laki itu begitu menyebalkan, CEO yang sombong dan selalu galak padamu yang seorang asisten pengantin saja.

"Awas saja ya, lihat aku akan membuatmu jatuh cinta dan aku akan menyiksamu setiap hari"

Jdor, tiba-tiba suara guntur terdengar, ini tak ada tanda-tanda hujan, tapi kenapa ada suara guntur sungguh menakutkan, segera aku masuk kedalam mobil taksi. Aku mulai merinding padahal kan hanya main-main saja mengatakan itu.

Aku juga tak mau kalau sampai benar-benar menjadi istrinya bisa-bisa aku mati berdiri kalau ada disampingnya sampai tua. Menyeramkan sekali sungguh.

Apakah semua kata-kata itu bisa di cabut ?

Disini aku pake sudut pandang pemeran perempuan ya. Semoga kalian suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

"Ini kiriman dari siapa ya Pak"

"Ga tahu neng, saya hanya disuruh untuk kirim kesini saja"

"Oh iya, makasih Pak"

Aku membolak balikan paket yang aku terima, apa ini isinya dengan penasaran kubuka ternyata sebuah gaun, satu set perhiasan dan juga heels.

"Dari siapa ini"

Belum juga otak cantikku ini berkelana memikirkan siapa yang mengirim, suara dering ponselku terdengar dengan cepat kuangkat.

"Hallo Tuan selamat malam"

"Sudah sampaikan"

"Apa yang sudah sampai"

"Pakaian"

"Oh jadi ini dari Tuan" aku mengangguk-anggukan kepala meskipun orangnya tak ada di hadapanku.

"Cepat bersiap saya jemput sepuluh menit lagi"

"Mau kemana" cicitku dengan ketakutan.

"Kamu ini asisten saya bukan, maka sudah seharusnya kamu menemani saya untuk bertemu dengan klien. Ada pesta besar di sana dan saya harus mendatangi pesta itu. Cepat bersiap saya sebentar lagi sampai"

"Iya" belum juga sempat menjawab dengan lengkap lagi-lagi sudah dimatikan.

"Huff sungguh menyebalkan" gerutuku.

Saat aku buka pakaiannya begitu cantik, berwarna hijau gelap namun aku suka, saat aku kenakan begitu pas. Loh kok dia bisa tahu apakah dia pernah mengintip aku. Jadi takut, tapi itu semua tak perlu aku pikirkan sekarang. Aku harus bersiap dalam sepuluh menit sungguh mendadak sekali.

Aku sudah bekerja 1 bulan disana, sudah dibawa kesana kemari untuk menemui klien namun itu untuk pertama kalinya dibawa kedalam pesta semoga saja aku tidak membuatnya malu.

Akhirnya selesai juga riasan sederhana namun cantik. Saat mendengar suara klakson yang berbunyi aku segera keluar dengan tas yang memang sudah disediakan, rambutku yang biasanya di gelung rapih sekarang digerai dengan cantik.

Kubuka pintu belakang dan Tuan Farhan sudah ada disana menatapku sampai aku duduk disampingnya, bahkan tatapannya itu tak beralih sampai aku menutup pintu juga. Ada apa dengan dia apa kesurupan?

"Tuan apakah anda baik-baik saja"

"Ya aku baik" jawabnya dengan sedikit gugup.

"Apakah ada yang salah dengan penampilan saya" tanyaku yang mulai tidak PD.

"Tak ada masih seperti biasa" sambil mengalihkan tatapannya dan menyuruh Pak supir untuk jalan.

Sungguh aku begitu canggung, tak ada pembicaraan sama sekali, kami hanya saling diam. Saat sampai di tempat pesta itu pun aku mengikuti langkahnya yang kesana kemari mengobrol dengan rekan kerja nya, dia begitu ramah pada rekan kerjanya tapi tidak dengan aku.

Selama satu bulan aku bekerja, kami sangat jarang mengobrol paling itupun tentang pekerjaan. Tanganku ditarik dengan tiba-tiba.

"Eh mau kemana Tuan, ini maksudnya apa"

Tanganku dikalungkan dilehernya, aku melihat sekeliling ternyata berdansa, seumur-umur aku belum pernah melakukan ini. Kami begitu dekat bahkan Tuan Farhan menyatukan keningnya dengan ku. Sungguh jantungku sudah berdegup tidak karuan seperti ini.

Wajahnya begitu tampan sangat tampan seperti seorang Dewa Yunani, aku sungguh tak bisa mengalihkan pandanganku, tanganku diputar dan tubuhku ikut berputar, lalu punggungku menubruk dadanya, tubuhku sedikit didorong dan tanganku masih digenggam dengan erat kembali ditarik dan diputar kembali.

Sungguh aku sekarang pusing, aku berpegangan dengan erat, namun tubuhku kembali di putar terus seperti itu, apakah sekarang aku menjadi boneka yang berputar seperti yang ada di kotak musik.

Lalu beberapa saat tubuhku dipeluk dengan erat. Tuan Farhan menundukkan pandangan, menatapku dengan intens dan aku melihat ada sedikit senyuman dari bibirnya tapi hanya sesaat, pelukannya makin erat dan makin intim membuat aku sedikit tak nyaman bahkan sekarang tubuhku sudah terangkat setengah.

"Tuan" ucapku dengan gugup.

"Diam lah, hanya sebentar"

Bibir kami berdua hampir saja beradu dan membuat aku ketakutan. Namun tiba-tiba saja sebuah tembakan melesat kearah kami, kakiku dengan reflek langsung mengait pada pinggangnya. Namun untungnya Tuan Farhan sama sakali tak melepaskannya malah menahannya dengan tangan sebelahnya aku digendong seperti anak kecil.

Sedangkan tangan satunya, mengeluarkan sebuah pistol, sungguh aku tidak menyangka dia akan membawa senjata seperti itu. Tubuhku terombang ambing, mengikuti kemanapun dia pergi, sebuah tembakan terus melesat, menembak siapa saja yang menghalangi.

Bahkan semua yang ada disini sudah histeris ketakutan, aku tak mau membuka mata hanya bisa memejamkan nya dan memeluk erat tubuh kokoh ini. Semoga saja aku tidak diturunkan tiba-tiba dan terjatuh.

Sedangkan Farhan dengan susah payah terus menembaki, yang paling dirinya takuti adalah Karina terkena tembakan dia tak tahu apa-apa. Dengan langkah yang tergesa-gesa Farhan menghubungi anak buahnya untuk menghadang orang-orang yang mengincar dirinya agar mati.

"Habisi mereka semua tak boleh ada yang tersisa"

Farhan masuk ke kursi kemudi dengan Karina yang masih ada di pangkuannya.

"Karina bangun, jangan terus tidur, bangun"

Tak ada jawaban, Farhan menekan sedikit kepala Karina dan ternyata dia benar-benar tidur, padahal kan tadi hanya asal bicara saja.

"Dalam situasi genting seperti ini dia bisa tidur dasar perempuan aneh" gumam Farhan dan segera melajukan mobilnya menjauhi gedung ini.

Dor dor dor, ternyata ada yang mengikuti dirinya, dengan tangan sebelahnya Farhan menembak dan satunya menyetir, pandangannya terbagi dua namun itu bukan hal yang sulit Farhan lakukan.

Dengan sekali tembak Farhan mengenai ban mobil itu, dan terjadilah kecelakaan. Mobil itu terguling-guling dan menghalangi jalan mobil yang dibelakang, kecelakaan beruntun pun terjadi. Namun Farhan tak peduli makin cepat melajukan mobilnya dan cit.

Akhirnya sampai juga dirumah Karina "Bangun Karina" tak ada respon malah dijawab dengan suara dengkuran yang cukup keras.

Lagi-lagi Farhan hanya bisa pasrah dan membawa perempuan ini masuk kedalam rumahnya, membaringkannya ditempat tidur, bahkan Farhan sedikit melemparnya namun Karina masih saja tertidur.

"Kenapa tidurnya seperti orang mati sih" Farhan mengusap lembut pipi Karina dan tersenyum kecil. Sungguh perempuan yang aneh namun Farhan sedikit suka dengan tingkahnya namun sepertinya tidak untuk jatuh cinta. Farhan benar-benar tak percaya dengan cinta. Itu hanyalah sebuah sesuatu yang begitu membuang waktu.

"Dasar putri tidur, awas saja kalau besok telat"

Setelah mengatakan itu Farhan pergi tak lupa mengunci pintu tak peduli bagaimana nanti Karina keluar dari rumah sendiri. Biarkan saja dia pikirkan caranya sendiri.

Selama perjalanan pulang, Farhan terus tersenyum mengingat bagaimana tadi dirinya berdansa dan mengendong Karina. Tubuhnya begitu hangat dan sangat pas saat dipeluk. Karina mulai memenuhi pikirannya ini dari pertama mereka bertemu.

Perempuan yang pertama yang bisa menarik pandangannya untuk selalu menatapnya. Biasannya perempuan-perempuan diluar sana yang selalu meminta perhatiannya, tapi sekarang berbeda sepertinya dirinya ingin terus didekat Karina perempuan aneh namun begitu memikatnya. Semoga saja hanya sekedar tertarik saja tak sampai jatuh cinta.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!