Setelah kepergian Papaku, aku diasingkan oleh Mama tiriku dan Kakak tiriku.
Aku dibuang kesebuah pulau yang tak berpenghuni, disana aku harus bertahan hidup seorang diri, aku selalu berharap, akankah ada seseorang yang membawaku kembali ke kota ku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Pencarian Ditunda
Nyonya Reisa, sudah tau kalau Devan berada didalam pesat yang sudah dipastikan jatuh oleh pihak polisi dan pihak perusahaan mas kapal, karena Tuan Bagas sudah memberitahunya.
Nyonya resa sudah bisa mengendalikan dirinya dan sudah bisa menerima kenyataan kalau Putra semata wayangnya masuk dalam daftar didalam pesawat itu.
Nyonya Reisa, tidak mau pulang kerumah, dia tetap ingin dibandara, menunggu hasil dari pencarian.
Tim Basarnas dan anggota polisi sudah dikerahkan untuk mendeteksi dimana jatuhnya pesawat itu, namun mereka sangat kewalahan, karena cuaca yang buruk, dan gelombang besar.
Basarnas dan polisi, terpaksa harus menunda pencarian, karena cuaca yang tidak memungkinkan.
"Pa, mereka menghentikan pencarian, kita tidak bisa menunggu disini seperti ini, kita harus mencari Devan." Ujar Nyonya Reisa karena mendengar Basarnas, dan polisi menghentikan pencarian sementara waktu.
"Ma, mereka bukan menghentikan pencarian, tapi keadaan yang membuat mereka harus menunda sementara, jika kita mencari, kita harus mencari kemana, kita tidak tau dimana pesawat itu jatuh." Jawab Tuan Bagas, menjelaskan agar istrinya mengerti.
Nyonya Reisa terdiam, karena benar yang dikatakan suaminya, kalau mencari bisa saja Tuan Bagas mencari dengan helikopternya atau menumpang dikapal Basarnas, namun itu tidak mungkin karena bada, hujan, dan gelombang tidak memungkinkan untuk itu.
Sedih tentu saja, Ibu yang mana yang tidak khawatir pada Anaknya, apa lagi Devan Anak semata wayangnya.
Namun Nyonya Reisa sudah pasrah, seperti Tuan Bagas, Nyonya Reisa tau hidup dan mati itu ditangan tuhan, dan apapun yang terjadi pada Devan, itu atas kehendak Nya.
Nyonya Reisa dibawa pulang kerumah untuk istirahat, polisi sudah memberitahu kalau mereka akan menelponnya ketika mereka sudah menemukan pesawat itu saat mereka melanjutkan pencarian setelah cuaca normal nantinya.
***
Dilain tempat, Nyonya Sera memarahi Bik Nuri yang lalai, Bik Nuri tidak memasak siang ini, dia lupa karena pikirannya terus menerus memikirkan Cindy Anak majikan kesayangannya yang sudah tiga tahun tidak ada kabar.
Nyonya Sera marah karena saat dia ingin makan siang dengan Brian yang sudah jadi suaminya, tidak ada makanan apapun.
"Bik Nuri, mulai hari ini kamu tidak usah bekerja lagi disini, kamu saya pecat, sekarang kemasi barang-barang mu dan pergi dari rumah ini." Nyonya Sera memecat Bik Nuri karena marah.
Bik Nuri langsung memohon, dan meminta maaf, Bik Nuri juga memohon agar dia tidak dipecat, namun Nyonya Sera tetap pada keputusannya.
Sudah beberapa kali Bik Nuri memohon, bahkan dia bersimpuh dikaki Nyonya Sera agar dirinya tidak dipecat, tapi Nyonya Sera tidak mengindahkan, dia tetap menyuruh Bik Nuri pergi dari rumah ini.
Mau tidak mau, Bik Nuri harus pergi, dia berjalan gontai, memasuki kamarnya dan mengemasi semua pakaiannya.
Setelah itu, Bik Nuri, dengan hati sedih, dia keluar dari rumah ini, dia menyesali harus keluar dari rumah ini, dia berpikir kalau keluar dari rumah ini, sudah tentu dia tidak akan bertemu lagi dengan Cindy, kalau Cindy kembali.
"Non Cindy, dimana kamu non, sudah tiga tahun kenapa kamu belum kembali, Bibi rindu, semoga Non Cindy masih hidup, dan sehat, Bibi sayang sama non." Gumam Bik Nuri sembari melangkah keluar dari rumah yang sudah banyak menyimpan kenangan itu.
Saat sampai dipintu pagar, Bik Nuri juga bersalaman dengan security, Bik Nuri memohon maaf pada security siapa tahu dia ada salah.
Sementara didalam rumah, Brian bergelayut manja dilengan Sera, dia merengek perut lapar, dan minta Sera memesankan makanan saja, karena kalau Sera memasak itu akan memakan waktu sangat lama, dan Brian sudah tidak bisa menahan laparnya lagi.
"Sudah ayang pesan, mas, tunggu sebentar lagi ya." Ujar Nyonya Sera pada Brian.
Brian, dan Sera sudah menguasai restoran dan butik peninggalan Mamanya Cindy, namun mereka tidak bisa menguasai sepenuhnya, karena surat kepemilikan masih ditangan pengacara yang dipercaya oleh keluarga Cindy, dan surat itu akan diserahkan pada Cindy setelah Cindy dewasa dan menikah nantinya.
Nyonya Sera dan Brian sangat marah waktu itu, karena pengacara tidak mau memberikan surat untuk mereka.
Namun Sera tidak marah lagi, karena dia bisa menikmati uang hasil butik dan restoran, karena Meraka pikir Cindy tidak akan pernah kembali, dan sudah yakin kalau Cindy sudah mati dipulau itu dimakan oleh binatang buas.
"Ma, kok tidak ada nasi, Oliv lapar," rengek Olivia, saat sudah Samapi dimeja makan.
"Sabar sayang, Mama sudah memesan makanan, sebentar lagi sampai, kamu sabar ya." Jawab Nyonya Sera.
"Memesan ?" tanya Olivia heran, kenapa memesan, biasanya Bik Nuri yang memasak.
Nyonya Sera mengangguk.
"Kenapa memesan, Bini mana, apa dia tidak memasak ?" tanya Olivia lagi, dia tidak tau kalau Bik Nuri sudah dipecat oleh Mamanya.
"Buk Nuri sudah Mama pecat, dia sudah malas, Mama dan Papa sudah sangat lapar tadi, eh taunya dia tidak memasak apapun, Jadi Mama pecat aja dia." Jawab Nyonya Sera.
Olivia duduk dimeja makan dengan kaki diselang, Brian menatap penuh nafsu paha Cindy yang nampak putih karena Olivia hanya memakai rok mini.
"Bik Nuri, sudah dipecat, jadi aku punya kesempatan nantinya untuk bersama Olivia" Gumam Brian dalam hati, mempunyai niat buruk pada Olivia.
"Tapi kalau aku berbuat itu, Sera pasti marah, aku bisa tidak punya uang, lebih baik tunda dulu, aku harus mengumpulkan uang dulu, dan setelah itu, jika Sera membuang ku, aku sudah punya uang." Gumam Brian lagi.
Tidak lama kemudian, pesanan Nyonya Sera tiba, Olivia diperintahkan oleh Nyonya Sera mengambil makanan yang dipesannya didepan pintu utama.
Setalah mengambil pesanan itu, ketiganya menikmati makan siang yang sudah sedikit lewat dari waktunya.
***
Sore hari cuaca sudah mulai cerah, Basarnas dan polisi, melanjutkan lagi pencarian yang tadi tertunda.
Mereka sudah mendeteksi pesawat itu dengan sonar yang mereka miliki.
Tim penyelam langsung diperintahkan, untuk melihat, dan mengeluarkan penumpang yang sudah tidak bernyawa.
Sementara tim lainnya, melihat-lihat disekitar, dan mengambil jenazah yang terapung.
Beberapa menit berlalu, tim penyelam kembali muncul dipermukaan air, dengan membawa tiga orang penumpang yang sudah tak bernyawa.
"Bagaimana, apa pesawatnya masih utuh ?" tanya kepala Basarnas, saat melihat penyelam membawa tiga jenazah kepermukaan air.
Penyelam, menggeleng. " Badan pesawat sudah hancur, seperti ya penumpang hanya tinggal sedikit, lebih kurang sekitar 60 orang saja, sedangkan yang lainnya tidak ada lagi didalam pesawat." Jawab penyelam, seperti yang dia lihat tahi saat dibawah air.
Mendengar penyelam, mengatakan, penumpang hanya tersisa sedikit, dan perut pesawat hancur, kepala Basarnas segera memerintahkan timnya untuk menyebar mencari penumpang lainnya yang diperkirakan mungkin terapung, dan di bawa oleh arus yang sangat deras.
Malam hari semua tim kembali, semua yang sudah ditemukan, sudah masuk kedalam daftar.
Nyonya Reisa, segera memeriksa, nama-nama yang sudah masuk kedalam daftar yang ditemukan dan sudah menjadi mayat.
Namun tidak ada nama Devan disana,
Bersambung.
jgn kelamaan up nya 😀✌️
Olivia masuk jebakan brian tpi kasian jg sich olivia..