NovelToon NovelToon
HANYA SEBATAS ISTRI PENGGANTI

HANYA SEBATAS ISTRI PENGGANTI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Penyesalan Suami
Popularitas:44k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Safira Maharani hanyalah gadis biasa, tetapi nasib baik membawanya hingga dirinya bisa bekerja di perusahaan ternama dan menjabat sebagai sekretaris pribadi CEO.

Suatu hari Bastian Arya Winata, sang CEO hendak melangsungkan pernikahan, tetapi mempelai wanita menghilang, lalu meminta Safira sebagai pengantin pengganti untuknya.

Namun keputusan Bastian mendapat penolakan keras dari sang ibunda, tetapi Bastian tidak peduli dan tetap pada keputusannya.

"Dengar ya, wanita kampung dan miskin! Saya tidak akan pernah merestuimu menjadi menantu saya, sampai kapanpun! Kamu itu HANYA SEBATAS ISTRI PENGGANTI, dan kamu tidak akan pernah menjadi ratu di istana putra saya Bastian. Saya pastikan kamu tidak akan merasakan kebahagiaan!" Nyonya Hanum berbisik sambil tersenyum sinis.

Bagaimana kisah selanjutnya, apakah Bastian dan Safira akan hidup bahagia? Bagaimana jika sang pengantin yang sebenarnya datang dan mengambil haknya kembali?

Ikuti kisahnya hanya di sini...!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 07

...***...

Bastian mengerjapkan matanya bingung mendapati sikap Safira yang tiba-tiba berubah dan mendorongnya sehingga membuat dirinya terkejut dan akhirnya jatuh terjengkang ke belakang.

"Safira, ada apa? Apakah aku menyakitimu?" Bastian berusaha mendekat tapi Safira menghentikannya.

"Stop...! Tolong, jangan mendekat, Tuan!" Safira memeluk dirinya sendiri lantas luruh ke bawah.

Safira menangis tersedu-sedu, melepaskan beban yang terasa berat di dalam dada. Rasa sakit dan malu yang diterimanya begitu sangat menyesakkan batinnya. Tidak bisakah dia dihargai sedikit saja?

Safira menutup kedua telinganya, seraya menggeleng kepala, benaknya dipenuhi kata-kata hinaan dan cacian yang dilontarkan Nyonya Hanum padanya. Sehingga membuat Safira merasa dia harus menjaga jarak dengan pria tampan yang telah sah menjadi suaminya.

Ditambah pula belum ditemukannya Farah, wanita yang seharusnya menjadi pendamping Bastian, membuat Safira berpikir jika dirinya tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan haknya.

"Safira, tolong maafkan aku. Maafkan, jika aku telah membuatmu menderita. Tolong, jangan memintaku untuk menjauhimu. Dirimu sangat berharga untukku, Safira." Bastian duduk bersimpuh di depan Safira.

Bastian tak sanggup melihat sosok rapuh di hadapannya. Rasa cintanya pada Safira begitu kuat, hingga dirinya juga seakan ikut merasakan apa yang Safira rasakan.

Tanpa mempedulikan peringatan Safira, Bastian bangkit dari posisi bersimpuhnya, lalu mendekati wanita yang sangat dicintainya itu, dan memeluknya dengan erat memberikan ketenangan dan kenyamanan. Berkali-kali Bastian mendaratkan kecupan-kecupan kecil di kepala dan kening Safira.

Sementara Safira yang sibuk dengan pikirannya sendiri, tidak menyadari bahwa kini dirinya telah berada dalam pelukan Bastian. Dia terus menangis dengan tatapan kosong. Meratapi keadaan dirinya yang selalu dianggap hina dan dipandang sebelah mata.

Bastian merasa pundaknya sangat berat dan dia mendapati bahwa Safira tengah tertidur, mungkin karena lelah menangis atau lelah batinnya, hanya Safira yang tahu.

Bastian membaringkan tubuh Safira di atas ranjang, membersihkan wajahnya dari sisa airmata dengan saputangan, lalu memberikan kecupan di kening Safira dengan penuh perasaan yang mendalam.

"Maafkan aku, Safira. Maafkan atas keegoisanku. Tapi apa aku salah, jika menginginkan orang yang aku cintai menjadi bagian dari kisah hidupku?" Bastian kini terisak dalam diam. Tangannya terulur merapikan hijab sang istri yang sedikit berantakan.

Bastian terus memandangi wajah Safira hingga tak sadar ia pun ikut tertidur.

***

Malam hari.

Suasana di meja makan tampak sepi. Nyonya Hanum duduk di kursi sendirian sambil menatap hidangan makan malam yang tersaji di atas meja. Tatapannya begitu datar tanpa ekspresi, membuat Santi yang malam itu bertugas melayani majikannya merasakan aura yang mencekam dan penuh ketegangan.

"Heh, kamu! Panggil Bastian sana! Ingat hanya Bastian...!" ucap Nyonya Hanum dengan penekanan.

"Baik, Nyonya. Siap laksanakan!" Santi mengangguk dan segera undur diri guna melaksanakan perintah sang nyonya.

Sesampai di depan kamar Bastian, Santi tampak ragu-ragu. Kamar tuan mudanya tampak sunyi tak terdengar tanda-tanda kehidupan. Atau mungkin penghuninya sedang tidur.

Baru saja Santi hendak melangkah pergi, pintu kamar Bastian terbuka, dan tampaklah sosok yang dicari oleh Santi. Maka ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, mumpung bertemu dengan orangnya.

"Maaf, Tuan. Nyonya Besar telah menunggu Anda, di ruang makan untuk makan malam," beritahu Santi.

"Terima kasih, aku akan segera ke sana," jawab Bastian. Ia lalu masuk kembali ke dalam kamar.

Sedangkan Santi segera berlalu, dia tidak ingin kena semprot Nyonya Hanum. Baru saja Santi turun dari ujung tangga bawah, sang nyonya besar itu sudah langsung menyambutnya dengan tatapan tajam.

"Mana, Bastian? Kenapa belum turun? Apa wanita kampung yang miskin menghalanginya?" tanyanya dengan ketus.

"Tuan muda akan segera menyusul, Nyonya," jawab Santi.

Nyonya Hanum hanya mendengus mendengar jawaban dari Santi.

Di dalam kamar, Bastian mencoba membujuk Safira untuk makan malam, tetapi Safira dengan tegas menolak.

"Ayo, Fira, kita makan! Sejak tadi siang kita belum makan, nanti kamu bisa sakit," bujuk Bastian.

"Jika Anda ingin makan, segeralah turun, Tuan. Kasihan Nyonya Hanum menunggu Anda. Saya bisa mengurus diri saya sendiri," tolak Safira.

Bastian yang tidak ingin berdebat hanya bisa mengiyakan perkataan Safira. "Baiklah, aku akan menyuruh Mbok Rum, membawakan makanan untukmu."

"Tidak usah, Tuan. Nanti saya bisa ke bawah dan makan bersama yang lain di belakang."

"Tapi, Fir. Kamu istriku, mana mungkin aku membiarkanmu..."

"Tolong, Tuan! Segeralah turun, jangan sampai Nyonya Hanum, berprasangka yang bukan-bukan. Karena itu sangat tidak baik untuk kesehatan hatinya." Ucapan Bastian terpotong oleh Safira.

Tak bisa berkata-kata lagi, Bastian pun mengalah dan bergegas ke lantai bawah. Akan tetapi, dirinya langsung mendapatkan tatapan tajam menghunus dari sang ibu.

"Kenapa kamu lama sekali, Bastian! Kamu sengaja ingin membuat mami kelaparan, iya?" sembur Nyonya Hanum dengan ketus.

"Maaf, Mi. Aku tidak bermaksud membuat Mami menunggu lama. Ada urusan yang harus aku selesaikan," sahut Bastian dengan tenang, setelah meminta Mbok Rum membawakan makanan untuk Safira.

Kemudian Bastian segera mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk, lalu makan dalam diam tanpa peduli Nyonya Hanum yang terus menatapnya seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Kur*ang aj*ar, Bastian sudah mulai berani mengabaikanku. Awas saja kamu perempuan kampung yang miskin, aku akan membuat perhitungan denganmu. Dasar perempuan tidak tahu diri!" rutuk Nyonya Hanum dalam hati, padahal Safira dia tidak tahu apa-apa.

Mbok Rum keluar dari dapur membawa nampan berisi nasi dan lauk-pauk untuk diberikan pada Safira. Namun saat langkahnya hampir menaiki tangga, suara Nyonya Harum terdengar menggema memenuhi ruangan.

"Mau ke mana kamu, Rum? Dan apa yang kamu bawa itu?" tanyanya dengan suara lantang.

"Emmm...itu...anu, Nyonya." Mbok Rum tidak tahu harus berkata apa. Wanita paruh baya itu tampak gugup dan mulai berkeringat dingin.

"Jawab yang benar, jangan anu-anu. Memangnya di sini ada yang namanya anu!" hardik Nyonya Hanum.

"Aku sudah selesai." Bastian bangkit berdiri meninggalkan meja makan, lalu menghampiri Mbok Rum dan mengambil nampan yang ada di tangan wanita tua itu. "Terima kasih, Mbok."

Dengan cepat Bastian membawa langkahnya menaiki tangga, tanpa menggubris teriakan Nyonya Hanum yang memanggilnya.

"Bastian... apa kau juga ikut-ikutan kur*ang aj*ar meninggalkan mami makan sendirian, hahhh! Bastian...!" Nyonya terus meneriakkan nama putranya sembari menggebrak meja.

Braaakkk...

"Awas saja kamu, perempuan kampung! Semua ini karenamu, Bastianku mulai membangkang padaku. Da*sar perempuan kampung tidak tahu diuntung?" umpat Nyonya Hanum, seakan lupa akan gelar wanita terhormat yang selalu diagungkannya, sementara sikapnya sama sekali tak menunjukkan hal itu.

Di belakang para ART, mengelus dada sambil menggelengkan kepala. Hunian yang selama ini selalu aman tentram dan damai sentosa, seolah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah ketegangan dan membuat senam jantung, sejak kedatangan wanita paruh baya yang mengakui dirinya Nyonya Besar itu.

***

Bersambung...

Jangan lupa tekan permintaan update ya...terima kasih.😊

1
Retno Harningsih
lanjut
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: maaf ya, kak... author lagi merevisi ulang, jd mungkin gsk bisa update sesuai harapan. terimakasih telah mampir membaca karya receh ini, semoga kakak suka dan betah sampai selesai 🙏😍
total 1 replies
Shincan
lanjut toooor
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
sudah konsekuensi yg harus kamu terima atas keputusanmu fir 🤧🤧
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: heemmm
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
dicari lagi aja bas. masa nyerah gitu aja🤧🤧
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: patah hati gak bisa mikir waras dia /Facepalm/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
selain jd sekretaris, safira jg bisa merangkap jd montir🤭🤭 pket lengkap kan
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: hoohh....
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kukira bosnya cwok🤭🤭🤭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: cewek...
total 1 replies
Ma Em
Bastian benar2 seperti orang yg tdk punya harapan untuk apapun hatinya selalu memikirkan Safira dan Zeya, makanya Bastian jadi lelaki itu harus tegas jgn selalu dituruti apapun kemauan orang tuamu akhirnya kamu sendiri yg merasakan sakit setelah ditinggal pergi sama Safira.
ora
Sudahlah Bas. Move on aja ....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: nanti akhirnya, move on kok setelah ketemu melihat ketulusan farah
total 1 replies
ora
Cukup memprihatinkan. Dia nggak hanya kehilangan cintanya, tapi juga darah dagingnya, hidupnya😌😌
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: 🥹🥹🥹🥹🥹🥹
total 1 replies
ora
Sedih ... Mereka hanya berdua ... Mereka hanya punya satu sama lain ...😭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚋𝚊𝚜𝚝𝚒𝚊𝚊𝚗 𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚚𝚓𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚞𝚝 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚝𝚛𝚜 𝚊𝚗𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚋𝚊𝚜𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚝𝚊𝚞 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚜𝚘𝚔 𝚜𝚞𝚌𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒 𝚋𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚝𝚒𝚏𝚎 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚔𝚢𝚔 𝚏𝚒𝚛𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚖𝚒𝚜𝚊𝚕 𝚠𝚊𝚜𝚒𝚊𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚙𝚛𝚎𝚎𝚝 𝚕𝚊𝚑 𝚒𝚝𝚞 𝚋𝚊𝚜𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚋𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚖 𝚙𝚊𝚔𝚊𝚒 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚘𝚒𝚕𝚎𝚝 𝚐𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚘𝚝𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚛 𝚐𝚊 𝚓𝚍 𝚕𝚊𝚔𝚒2 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚎𝚌𝚞𝚝 𝚝𝚑𝚞𝚛 😂😂😂😂😂😂𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚝𝚛𝚜
𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝 thur
Nuraeny Prince's
akhirnya nongol juga /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: maaf atas keterlambatannya /Grin/
total 1 replies
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
sik aku agak bingung. zeya itu mamanya adana bukan sih?
terus Abian itu suami adzana kan?
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ealahhh... Arbi. lupa aku/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: zeya mamah adzana, klo biyan itu adik tiri zeya, sedangkan Arbani suami Adzana /Facepalm/
total 2 replies
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
sedih juga liat Elu, Bas
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: ya, gimana dong patah hati dia.
total 1 replies
Riskiya ahmad
othor ini udah lama belit2 lagi, toh si orok apa betul anak bastian,semuga aja itu anak org lain,kasian ziyA
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: maaf ya kak, klo gak suka gak usah dibaca.
total 1 replies
Tarwiyah Nasa
jangan terlalu lama thor up berikutnya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: diusahakan... sambil nunggu update safira kakak bisa baca karya baru saya, judulnya "Membalas pengkhianatan dengan Kesuksesan"
total 1 replies
Nar Sih
ahir nya yg di tunggu up lgi ,lanjutt moms👍
Gusni la Wati
lanjutanya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: baca aja dulu karya saya yg lain, yg baru judulnya membalas pengkhianatan dengan kesuksesan. gak kalah seru kok... klil profil saya 😍
total 1 replies
Gusni la Wati
kapan sambunganya
Ati Suryati
pernikahan tanpa restu akan terasa sukar untuk dijalani
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!