Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~07. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Kemana saja kamu selama ini ?" lirih Mr Jason saat mengetahui gadis yang duduk di hadapannya itu rupanya masih virgin.
"A-aku masih menunggu pria yang tepat." sahut Jessica yang merasa tubuhnya semakin berdesir hebat saat pria itu menyentuh pipinya.
Mr Jason menatap lekat gadis itu, kemudian mendekatkan wajahnya lalu m3lum4t bibirnya dengan lembut.
Jessica yang di cium tiba-tiba tentu saja sangat terkejut namun tubuhnya bereaksi lain, ia tiba-tiba sangat menikmatinya dan menuntut pria itu untuk semakin memperdalam ciumannya.
Kini Jessica telah kembali terbaring di atas sofa dengan pria itu mengungkung tubuhnya di atas lantas kembali menyatukan bibir mereka.
Gadis itu seperti hilang akal karena membiarkan pria yang usianya jauh lebih matang darinya itu melepaskan kimono mandinya lalu menj4m4h setiap inci tubuh polosnya hingga membuatnya mendesah tak karuan.
Merasa kurang bebas Mr Jason membawa gadis itu ke atas ranjangnya kemudian kembali m3lum4t bibirnya dan ciumannya semakin turun ke lehernya lalu memberikan jejak-jejak kepemilikan di sana.
Jessica yang telah di pengaruhi oleh obat perangsang nampak pasrah saat pria itu menikmati gundukan kenyal miliknya, menyesapnya lalu sedikit menggigit puncaknya hingga membuat gadis itu merasakan ada sesuatu dari dirinya yang ingin segera keluar.
"Lepaskan honey, itu akan membuatmu lebih baik." lirih Mr Jason saat menatap gadis dalam kungkungannya yang kini telah mendapatkan pelepasannya, wajahnya terlihat memerah dan itu terlihat seksi di mata pria itu bahkan kini keperkasaannya di bawah sana sudah sangat sesak minta di keluarkan.
Kemudian ciuman pria itu semakin turun dan kini telah berada di depan inti pusat gadis itu yang telah nampak sangat lembab, tanpa rasa jijik pria itu langsung m3lum4tnya hingga membuat Jessica kembali mengerang.
Sungguh ia tak dapat berkata-kata, ingin rasanya menolak namun tubuhnya benar-benar menginginkan sentuhan pria itu lagi dan lagi hingga kini ia mendapatkan pelepasannya kembali.
Tubuhnya nampak melengking ke atas dan nafasnya ngos-ngosan setelah cairan percintaannya kembali keluar dan pria itu kembali menghabiskannya dengan rakus. Kini Jessica nampak tak berdaya dan tak berapa lama gadis itu tak sadarkan diri.
Keesokan harinya.....
Pagi itu Jessica nampak mengerjapkan matanya saat silau cahaya matahari masuk melalui celah horden yang terbuka, rasanya ia masih sangat mengantuk namun saat mendengar dengkuran halus di sebelahnya gadis itu segera menoleh.
Menyadari ada seorang pria tidur di sisinya, Jessica segera menjauh. Sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya? Jessica nampak mengingat-ingat kejadian semalam dan saat mengingat bagaimana pria itu menyentuhnya membuatnya langsung menelan ludahnya. Semoga itu semua hanya mimpi buruk, gumamnya.
Lalu ia segera menyingkap selimutnya dan benar saja saat ini ia sedang tak memakai apapun bahkan kini setiap inci tubuhnya terdapat banyak sekali bekas kemerahan. Apa seganas itu pria tersebut semalam?
Tapi kenapa ia tak merasakan sakit di bagian inti pusatnya, padahal katanya saat melakukan untuk pertama kalinya akan sangat sakit.
Karena penasaran Jessica segera bangun lalu mencoba berjalan dan benar saja sedikit pun miliknya itu tak sakit, jadi apa yang terjadi semalam? apa pria itu tak benar-benar menyentuhnya?
Tak ingin pria itu melihatnya saat terbangun Jessica segera mencari pakaian apa saja yang bisa ia kenakan, akhirnya gadis itu mengambil kemeja milik pria itu lalu segera mengenakannya.
Sangat kedodoran tapi tak masalah yang penting ia bisa segera pergi dari kamar tersebut.
Sementara itu di tempat lain seorang wanita nampak memegang kepalanya yang terasa sangat sakit "Apa aku gegar otak ?" gumam Elle saat baru mengerjapkan matanya, kini gadis itu nampak tertidur di depan pintu Apartemennya.
"Bagaimana bisa aku berada di sini ?" gumamnya sembari mengingat-ingat kejadian semalam.
Semalam dirinya yang baru keluar dari salah satu toilet club nampak tak sengaja melihat Mr Jason, namun tiba-tiba ia di bekap dari belakang oleh seseorang dan membuatnya seketika tak sadar. Namun ia masih mengingat jelas bagaimana Mr Jason berjalan mendekatinya dengan tersenyum menyeringai saat ia hampir tak sadarkan diri.
Apa pria itu pelakunya? lalu untuk apa melakukan itu semua apalagi harus membuatnya tak sadarkan diri? banyak sekali praduga dalam benak gadis itu. Mr Jason yang selama ini terkenal dengan kedermawanannya rasanya tak mungkin melakukan hal itu.
Tak ingin kepalanya pecah gara-gara memikirkan itu semua, Elle segera beranjak bangun lalu mengambil kunci Apartemen di dalam tasnya.
"Jessy !!" teriaknya setelah masuk ke dalam unitnya tersebut.
"Jessy !!" teriaknya lagi.
"Apa dia belum pulang dari semalam ?" imbuhnya lalu membuka kamar sahabat itu yang rupanya masih sangat rapi.
"Oh Astaga, di mana dia ?" Elle nampak panik, lalu mengambil ponselnya di dalam tasnya yang entah kenapa tiba-tiba mati padahal batrainya masih penuh.
Setelah kembali menghidupkannya Elle mendapatkan panggilan tak terjawab beberapa kali dari nomor yang tak di kenal, namun ia langsung mengabaikannya lalu mencoba menghubungi nomor milik Jessica.
"Astaga, tidak aktif. Di mana kamu Jessy ?" gumamnya dengan raut wajah khawatir, seandainya tahu akan mengalami kejadian seperti ini mungkin mereka berdua takkan pergi ke pesta tersebut.
Tak berapa lama pintu Apartemen di buka dari luar dan itu membuat Elle langsung lega. "Astaga Jessica apa kamu baik-baik saja? kamu semalam menginap di mana ?" cecarnya ingin tahu.
Jessica nampak menelan ludahnya, ia tak mungkin mengatakan semuanya apalagi sahabatnya itu tidak menyukai sosok pria seperti Mr Jason.
"Aku semalam terlalu banyak minum jadi aku pesan kamar di hotel saja, karena aku tak dapat menemukan mu." terangnya beralasan.
"Syukurlah Jessy, apa kamu baik-baik saja? lalu ada apa dengan pakaianmu? kenapa tidak sama dengan pakaianmu kemarin ?" tanya Elle dengan menyipitkan matanya.
"I-ini aku baru saja membelinya, karena pakaianku semalam kotor terkena bekas muntahan." sahut Jessica sembari mengangkat paper bagnya yang berisi kemeja Mr Jason.
"Syukurlah, jika seperti itu." Elle nampak bernapas lega.
"Elle, ngomong-ngomong kamu semalam pergi kemana? aku mencarimu tapi kata Pedro kamu pergi dengan seorang pria. Katakan siapa pria itu Elle, apa dia teman kencanmu semalam ?" tanya Jessica penasaran mengingat sahabatnya itu tak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun.
"Aku tidak berkencan dengan pria manapun dan sepertinya semalam aku di culik, karena tadi pagi aku terbangun sudah di depan pintu Apartemen kita." terang Elle dan sontak membuat Jessica melotot tak percaya.
"Di-di culik ?" ulangnya memastikan.
"Hm, semalam setelah keluar dari toilet tiba-tiba aku di bekap dari belakang oleh seseorang dan apa kamu tahu siapa yang ku lihat sebelum tak sadarkan diri ?" ucap Elle kemudian.
"Si-siapa ?" Jessica nampak penasaran.
"Mr Jason." sahut Elle yang sontak membuat Jessica melebarkan matanya.
"Mr Jason ?" gumamnya tak percaya.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗