Davina mempunyai kekasih dan sahabat namun dengan teganya mereka bekerja sama menjual dirinya. Davina pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Namun siapa sangka pria tersebut ternyata seorang Ketua Mafia sekaligus seorang psycophath pembunuh berdarah dingin dan anti wanita.
Enam tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dengan suasana yang berbeda di mana Davina bersama ke tiga anak kembarnya hasil dari cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Ikuti yuk novelku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yakasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memperdalam ilmu IT dan sekaligus liburan
"Karena kami ingin Mommy memperdalam ilmu IT dan sekaligus liburan." Jawab mereka bertiga dengan kompak.
Mommy Davina diam sambil menatap satu persatu anaknya hingga mereka bertiga mengeluarkan puppy eyes nya yang menjadi andalan mereka yang mana membuat Mommy Davina menjadi tidak tega. Mommy Davina menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Baiklah, besok pagi kita pergi." ucap Mommy Davina pasrah.
"Terima kasih Mommy." Jawab mereka serempak sambil memeluk Mommy Davina.
Mommy Davina membalas pelukan ke tiga anak kembarnya setelah beberapa saat Mereka melepaskan pelukannya kemudian melanjutkan mengobrol tentang rencana kepergian Mereka. Tidak berapa lama terdengar suara yang sangat familiar di telinga Mereka berempat.
"Ehemm.. sepertinya seru banget nich, Oma boleh gabung tidak?" tanya Angelica yang tiba-tiba datang bersama suaminya siapa lagi kalau bukan William.
"Boleh Oma." jawab mereka bertiga dengan serempak.
"Kalau Opa?" Tanya Wiliam.
"Tentu saja boleh." Jawab Mereka bertiga bersamaan lagi.
Davina mencium ke dua tangan orang tuanya dan berlanjut ke tiga anak kembarnya kemudian ketiga anak kembar tersebut memeluk Angelica dan William membuat Angelica dan Wiliam pun ikut memeluk mereka setelah agak lama merekapun melepaskan pelukannya.
"Ada apa nih? Oma boleh tahu tidak?" tanya Angelica sambil berdiri begitu pula dengan Wiliam.
"Boleh Oma." Jawab mereka serempak.
Daven pun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi sedangkan Angelica dan Wiliam hanya mendengarkan ucapan Daven.
"Oma boleh ikut?" tanya Angelica penuh harap.
"Opa juga mau ikut." ucap Wiliam.
"Oma dan Opa boleh ikut." jawab ke tiganya dengan serempak.
"Ok. Besok pagi kita berangkat ke negara T." ucap Mommy Davina.
"Ok." Jawab mereka serempak.
"Sepertinya seru nih, Paman boleh ikutan?" tanya seorang pria tampan yang sangat mirip dengan Wiliam siapa lagi kalau bukan Kakak kembarnya Davina yang bernama David.
"Boleh Paman." Jawab ke tiga anak kembarnya bersamaan kemudian mencium punggung tangan David secara bergantian.
"Paman mau ikut Kami ke negara T bersama Oma dan Opa?" Tanya Daven.
"Boleh, kebetulan Paman ada proyek di negara T jadi sekalian bekerja Kita bisa liburan." Jawab Paman David.
"Hore ... liburan sekolah jadi seru." Ucap ke tiga anak kembarnya sambil bersorak gembira.
Ke empat orang dewasa tersebut hanya tersenyum bahagia karena melihat keceriaan ke tiga anak kembar tersebut. Merekapun mengobrol hingga tidak terasa waktu sudah siang dan saatnya makan bersama.
Mereka makan bersama tanpa ada yang bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian Mereka sudah selesai makan. Oma Angelica, Opa William dan Paman David pulang ke mansion milik Opa Wiliam karena besok pagi akan pergi ke negara T bersama Mommy Davina dan ketiga anak kembarnya.
Mommy Davina sejak ketiga anak kembarnya berumur tiga tahun tinggal di mansion yang dibelinya dari hasil kerjanya sebagai CEO di perusahaan yang diwariskan oleh orang tuanya. Mansion milik Mommy Davina dekat dengan mansion milik orang tuanya begitu pula dengan mansion milik Paman David Kakak kembarnya Davina.
Hanya saja Paman David belum menikah maka Paman David tinggal bersama ke dua orang tuanya namun terkadang Paman David tidur di mansion bersama para sepupunya untuk membahas kerja sama.
xxxxxxxxxxx
Malam berganti pagi Mommy Davina dan ke tiga anak kembarnya sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai. Kini mereka sedang menunggu Oma Angelica, Opa Wiliam dan Paman David yang sebentar lagi akan datang.
Tidak menunggu waktu lama Angelica datang dan merekapun langsung makan bersama hingga lima belas menit kemudian Mereka sudah selesai makan dan mencuci piring dan gelas kotor.
Kini mereka berkumpul di ruang keluarga hingga dua puluh lima menit kemudian barulah Mereka berangkat ke bandara menuju ke negara T. Enam jam lamanya akhirnya mereka sudah sampai di bandara Negara T.
Mereka naik mobil milik Opa Wiliam di mana seorang bodyguard yang merangkap sebagai sopir yang sejak tadi menunggu kedatangan Mereka menuju ke mansion milik orang tua Mommy Davina.
Singkat cerita kini Mereka sudah sampai di mansion milik Oma Angelica dan Opa William di mana mansion tersebut sangat megah dan tanamannya sangat luas seukuran tiga kali lapangan sepak bola.
"Mommy, ini rumah siapa?" tanya Dave penasaran begitu pula dengan ke dua adik kembarnya.
"Ini rumah orang tua Mommy." Jawab Mommy Davina sambil menatap ke dua orang tuanya.
"Lebih tepatnya milik Kita bersama." Ralat Opa Wiliam.
"Rumahnya besar sekali, Opa." ucap Daven dengan mata berbinar - binar.
"Iya besar sekali." sambung ke dua saudara kembarnya dengan kompak.
"Sekarang ke tiga cucu Oma dan Opa tinggal memilih kamar kalian yang Kalian suka." ucap Oma Angelica.
"Baik Oma." Jawab ke tiga anak yang sangat tampan tersebut.
Merekapun memilih lantai dua dan satu kamar agar mereka bisa melanjutkan rencana berikutnya.
"Terima kasih buat Mommy dan Daddy." ucap Mommy Davina dengan nada tulus.
"Tidak perlu berterima kasih karena Kamu adalah putri Kami jadi jangan pernah mengucapkan kata itu." ucap Oma Angelica sambil memeluk Mommy Davina dari arah samping.
Mommy Davina hanya tersenyum kemudian Mommy Davina memilih kamar di mana kamarnya bersebelahan dengan ke tiga anak kembarnya. Oma Angelica dan Daddy Wiliam memilih lantai satu sedangkan Paman David memilih kamar lantai tiga karena dekat dengan ruang olah raga.
"Kenapa dari kemarin dan hari ini jantungku berdebar kencang?" Tanya Mommy Davina dan Daddy Aberto bersamaan.
Walau bicara Mereka sama namun Mereka berada di mansion yang berbeda hanya saja Mereka berada di Negara yang sama dan sama - sama berada di balkon kamar Mereka masing - masing plus berada di lantai dua.