Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Kena Hukum
Bab. 7
Tidak ada yang berani bersuara di kala seseorang masuk ke ruang kelas. Suara hentakan sepatu yang berbenturan dengan lantai pun terdengar begitu nyaring. Membuat semua siswa tidak berani mengangkat kepalanya, sebelum sang ketua kelas memberi aba-aba.
"Selamat pagi, Pak!" komando dari sang ketua kelas yang diikutin oleh semua siswa di dalam kelas tersebut.
Sementara itu, seorang pria yang tengah mengenakan kemeja biru tua serta dipadukan dengan celana bahan berwana hitam tengah membenarkan kacamatanya sebelum menyahut sapaan para murid yang ada di depannya saat ini.
"Pagi," Siapa guru itu dengan tatapan yang begitu tajam.
Membuat semua siswa yang ada di dalam kelas terpana dengan ketampanan yang dia miliki. Damage yang dikeluarkan benar-benar begitu kuat. Seketika guru muda itu menjadi idola baru di kelas tersebut.
"Pak, boleh tahu tidak namanya siapa?" Celetuk seorang siswi dengan senyum yang begitu manis.
Sontak, pertanyaan dari siswi tersebut mendapat tawa dari teman-temannya yang lain. Karena mereka menganggap siswa yang bertanya tadi terlalu berani. Padahal tampang guru itu terlihat menyeramkan meskipun matanya dihalangi oleh kacamata yang menggantung di hidung mancungnya.
"Jodoh, kalau jodoh bagaimana, Pak? Sudah punya apa belum?" tanya salah satu seorang siswi yang juga menyahuti pertanyaan dari temannya tadi.
Keadaan kelas pun menjadi sangat riuh karena pertanyaan konyol dari dua siswi yang berada di kelas Ara tersebut.
Berbeda dengan teman yang lainnya, Ara justru tampak sangat cuek dan tidak peduli dengan siapa guru baru mereka. Karena yang ada di dalam pikirannya sudah penuh dengan masalah yang baru ia alami dan masih membuat dirinya shock, sampai-sampai Ara tidak percaya jika takdirnya sebegitu menggemaskan seperti ini.
Benar-benar mempermainkan dirinya yang bahkan belum tahu apa itu cinta, belum pernah merasakan menjalin kasih dengan seseorang, tetapi tiba-tiba saja dia menjadi seorang istri dari pria yang tidak dia kenal dan bahkan sampai saat ini ia tidak tahu siapa nama suaminya sendiri.
"Ra ... Ra ... coba kamu lihat deh, guru itu ganteng banget dan dia masih sangat muda. Berbeda dari guru yang pernah mengajar di kelas kita," ujar Citra sembari menyenggol lengan Ara yang tengah fokus dengan buku di hadapannya saat ini.
Sama seperti tadi, Ara sama sekali tidak menggubris ucapan Citra. Ia lebih memilih menyibukkan diri dengan buku yang ada di depannya, daripada menggosipkan atau memperhatikan pria yang sekarang menjadi berdiri di hadapan mereka. Di mana hal itu sangat tidak menguntungkan dirinya sama sekali. Karena apa? Ia sudah diwanti-wanti sama mama Yuan untuk tidak boleh berdekatan dengan pria lain selain suaminya sendiri.
"Ara ... Coba kamu lihat dulu, deh! Siapa tahu itu seperti tipe yang kamu idamkan selama ini. Kamu tuh cantik, pinter, kaya, tapi sayang, jomblo abadi," ledek Citra yang langsung mendapat cubitan di pahanya dari Ara.
Gadis itu ingin mengaduh, namun tidak bisa. Karena kini tatapan guru baru itu mengarah ke meja mereka.
"Yang duduk di belakang sendiri sebelah kanan, silahkan berdiri menghadap dinding!" perintah guru itu dengan suara yang sangat tegas.
Membuat dua siswi yang sebelumnya bertanya dengan rasa penuh percaya diri, pun langsung kicep. Padahal sekarang yang dihukum bukan mereka.
Sementara itu, Ara melirik ke arah Citra dengan wajah begitu kesal. Karena gara-gara Citra yang terus mengajak ngobrol dirinya sedari tadi. Ia kena hukum juga saat ini.
Ara tidak banyak melayangkan protes. Ia menjadi penurut dan hal itu justru membuat teman-teman sekelasnya menatap bengong ke arah Ara.
"Tumben dia nggak membela diri?" bisik salah satu siswi yang duduk ditengah.
"Mungkin lagi ada masalah kali, makanya ogah ribet dia kalo hatinya nggak mood. Beda banget kalau hatinya sedang senang. Mungkin udah debat dia sama guru baru itu," sahut temannya yang duduk di sebelah siswi tadi.
Sedangkan pria yang masih berdiri di
depan kelas, memilih melangkah menuju ke arah meja Ara dan Citra. Tatapan pria itu menelisik sosok murid yang kini sudah berbalik badan dan tengah menghadap ke arah tembok.