Daniel Yoan, seorang pemuda yang berambisi dan pelindung orang terdekatnya.
Justin Angelo, seorang pemuda pendiam yang mempunyai satu-satunya teman atau roommate yaitu Daniel.
William Gerlado, seorang pemuda pintar yang ingin selalu sempurna di mata para guru.
Kai Nelson, seorang pemuda yang paling muda di antara teman-temannya dan mempunyai sikap ceroboh.
Bram Veron, seorang pemuda kepribadian aneh dan emosi temperamen yang kadang tak terkontrol.
Sebuah rumor telah tersebar tentang Game terkutuk berkedok project Devil, perlahan rumor itu menjadi kebenaran dan satu-persatu murid asrama laki-laki menghilang atau bunuh diri secara misterius.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
(DON'T PLAIGAT!!!)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aiden, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bram Veron
Kai sudah berada di dekat jendela kaca itu hingga dia bisa mengintip dengan jelas, tapi...
Srett...
Srett...
Dia melihatnya.
Bagaimana Mark menulis keinginan di depan kaca itu sambil menutup mata, pantulan wajahnya bisa Kai lihat di cermin dengan bantuan cahaya lilin yang masih hidup itu.
Tuk...
Tuk...
Tuk...
Entah kenapa Kai merasakan dingin di pundaknya, dia mulai merinding karna lilin itu seolah ingin paham karna angin yang berasal dari mana.
Dia melihat tangan Mark yang tengah menyusun batu batu itu tiba-tiba...
Bruk!
Gedoran lemari seperti di pukul mengagetkan Kai dan Mark yang hampir saja membuka matanya.
Kai mengigit bibirnya sendiri, jujur saja dia sangat takut sekarang karna keanehan mulai banyak terjadi tepat di hadapannya, seharusnya dia tak menyaksikan hal itu dan dia telah menyesal.
Tapi kedua kakinya seolah terpaku dingin seperti es yang membekukannya dia tak bisa beranjak dari sana atau berbuat apa-apa.
Siapapun tolong dia!!!
...
Bram POV.
Aku Bram, aku menyukai hal menarik.
Ketika seseorang melakukan kebiasaannya yang biasa aku lebih menyukai hal unik dan aneh, dan sekarang aku ingin mencari tau tentang permainan yang ramai menjadi bahan gosip di seluruh sekolah.
Ya walau aku pendiam tapi aku selalu menyimak mereka apalagi seseorang yang berbicara di belakangku cih itu memuakkan tapi bukan berarti aku pengecut karna aku diam, berbeda dengan orang saat marah akan melampiaskan emosinya justru ketika aku kesal maka aku akan jadi sangat pendiam, terserah apa kata orang memanggil ku dengan sebutan bisu atau arogan tapi kata angkuh itu justru cocok dengan mereka yang banyak bicara tanpa berani melakukan,hanya membuang waktu mengurus orang seperti mereka yang tidak bisa bertindak dan aku anti dalam mencampuri masalah orang lain apalagi memperpanjang masalah dengan orang-orang gila seperti mereka.
Katakan aku cuek memang seperti itu karakterku.
Sekolah tampak sepi dan sunyi, bagiku ini suasana hening yang tenang, justru itu aku menyukai saat berjalan-jalan keluar asrama saat malam tanpa satpam tau.
Bagaimana bisa?satpam sekolah ini terlalu bodoh dan tukang tidur di saat jam sniftnya.
Alasan aku tidak menyukai keramaian adalah banyaknya orang yang mendekatiku untuk berteman adalah diri mereka atau kenaifan mereka, aku tau mereka hanya ingin menunjukkan sesuatu yang menurutku hal paling bodoh yaitu...
Sikap sok keren dan bangga mereka bisa berteman dengan seorang Bram Veron.
Siapa yang tak mengenalku?cowok keren tapi tipe pendiam yang sering menyendiri di kelas bahkan tak pernah menginjakan kaki ke kantin.
Apa aku pernah lapar?saat pagi atau membolos terkadang aku ke kantin lebih dulu tanpa di ketahui mereka.
Mereka saja yang lebih bodoh daripada keledai.
Dan di saat itulah aku mulai bisa menganalisis tipe tipe orang-orang di sekitarku, jika seorang teman tiba-tiba menyapa mu dengan alasan ingin berteman maka dia bisa memanfaatkan mu tapi jika teman mendekati mu hanya karna berbicara entah apa yang kau bahas dengannya dia adalah orang yang cocok dengan lebel teman itu.
Ah mungkin sudah cukup aku memberitahu kalian.
...
Bram terus berjalan di sekitar koridor tanpa membawa penerangan apapun dan hanya mengandalkan cahaya rembulan yang masuk melalui celah-celah jendela.
Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat punggung seseorang yang familiar.
Sial!kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi!batin Bram.
Tapi tunggu, ada yang aneh dengannya?
Kenapa pemuda itu tampak takut dan buru-buru?
Sementara Kai matanya membulat terkejut saat menoleh melihat sosok Bram di belakangnya dengan tatapan yang masih sama awal mereka bertemu
"Kau..."
"Kenapa kau bisa ada di sini?ayo kita harus cepat pergi!"ucap Kai memotong ucapan Bram lalu menarik tangan pemuda itu dan Bram terpaksa mengikutinya karna tarikan Kai tidak main-main kuatnya.
"Hei kenapa kita berlari!"tanya Bram masih berlari dengan Kai.
"Jangan menoleh kebelakang..."gumam Kai tapi namanya Bram, dia justru menoleh kebelakang karna rasa penasarannya namun hal itu membuatnya menyesal sekarang karna dia melihat sosok aneh yang mengejar mereka entah apa itu.
Tiba-tiba dia mendapatkan firasat buruk soal ini.
"Kenapa dia mengejar kita!katakan padaku!apa itu!"ucap Bram setengah berteriak, mereka berdua sama-sama panik.
Jantung Kai berdegup kencang saat mendengar langkah kaki yang terseret itu main dekat, dia berusaha untuk terus berlari menghindari kegelapan bersama pemuda yang ia temui di halaman belakang sekolah.
Hingga mereka berdua menemui jalan buntu di ujung lorong.
"Astaga apa yang kita lakukan!"ucap Kai.
"Apa itu!katakan padaku!"tanya Bram binggung.
Tapi Kau menatapnya tajam karna pemuda jangkung itu tak berhenti bertanya soal itu.
"Dia adalah mahasiswa seperti kita tapi aku melihat sikapnya berubah aneh seolah dia kerasukan sesuatu yang jahat!dia hampir saja mencakar wajahku dan sekarang dia juga menargetkan kita berdua jika kau tak menemukan jalan keluar sekarang!"ucap Kai sambil mengguncang bahu Bram.
"Ayolah pikirkan logikamu!kita sudah terjebak bodoh!ini semua salahmu karna kau terlalu buru-buru!"jawab Bram yang malah menyalahkan tindakan Kai tadi.
"Tapi aku juga yang telah menyelamatkan mu!"
Mereka terus berdebat tanpa menyadari bahwa sosok Mark berdiri tak jauh dari mereka.
"Ssstt!"
Tiba-tiba tangan Kai menutup mulut Bram saat dia melihat Mark di kegelapan.
Suasana makin memegang lantaran Mark hanya berdiam di sana, dan satu -satunya jalan keluar telah di halangi olehnya membuat Kai dan Bram terdiam membeku tak bisa berbuat apa-apa.
Pelipis Kai berkeringat dingin.
Bram mengepalkan kedua tangannya hingga memutih untuk menahan rasa takut yang belum pernah ia rasakan.
Tapi...
Krek!
Krek!
Krek!
Bunyi tulang patah yang mengerikan terdengar membuat seluruh tubuh Kai merinding saat Mark mencoba berjalan ke arah mereka dengan langkah yang aneh seperti zombie di film.
Rupanya suara retakan itu berasal dari kepala Mark yang entah bagaimana bisa memutar ke belakang dan kembali ke depan hingga membuat Bram bergidik ngeri melihatnya.
Mark makin mendekat...
Semakin dekat...
"HUWAAA!!!"
"DIA SUDAH GILA!!!HEI SADARLAH!"
"ASTAGA DORONG DIA!"
"KAU JANGAN BERDIAM SAJA PUKUL KEPALANYA DARI BELAKANG!"
"AAAA KEPALANYA BISA BERPUTAR!DIA MENATAPKU!"
Mereka berusaha melawan Mark yang makin menggila menyerang mereka hingga Mark terpojok di pinggir balkon dan...
Bruk!
Mark jatuh dari atas balkon.
Kai dan Bram terpaku melihat hal itu, mereka berdua begitu terkejut sekaligus shock dengan cara Mark jatuh mulus ke bawah tanpa di dorong oleh mereka.
Terlebih mereka melihat kejadian itu di depan mata kepala mereka sendirian.
Ini namanya bunuh diri!