NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dokter Dingin

Istri Kecil Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Tamat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alin Aprilian04

Amira, wanita cantik berumur 19 tahun itu di jodohkan dengan Rayhan yang berprofesi sebagai Dokter. Keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Amira dan Rayhan tidak menginginkan perjodohan ini.

Rayhan pria berumur 30 tahun itu masih belum bisa melupakan mendiang istrinya yang meninggal karena kecelakaan, juga Amira yang sudah memiliki seorang kekasih. Keduanya memiliki seseorang di dalam hati mereka sehingga berat untuk melakukan pernikahan atas dasar perjodohan ini.

Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin Aprilian04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mandi bersama

Cahaya pagi menembus gorden jendela kamar hotel tempat dimana dua insan yang tengah di mabuk asmara itu kini tengah saling berpelukan. Tangan keduanya saling membelit di pinggang satu sama lainnya. Hidung mancung itu saling bertabrakan hhingga nafas keduanya terdengar jelas.

"Selamat pagi, sayang."

Rayhan menatap Amira dengan senyuman. Bibir pria itu mencium bibir pink kemerahan milik sang istri. Amira pun tersipu malu, ia menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang sang suami.

Jam menunjukan pukul 06.30. keduanya kembali tertidur setelah melaksanakan shalat subuh tadi.

Kini Amira menyibak selimut hangat berwarna putih itu, namun lagi-lagi tangan Rayhan membelit pinggang rampingnya menahannya agar tetap berbaring di sebelahnya.

"Aku mau mandi dulu, Mas."

"Sebentar lagi, sayang. Kita nikmati dulu saja pagi ini."

"Mas kan kerja?"

"Ya nanti kan jam 8. Masih ada waktu 30 menit lagi untuk berleha-leha."

Suara serak Rayhan terdengar begitu sexi di telinga Amira. Ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar mandi. Lalu kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

"Mas ih.... " Amira refleks menepis tangan Rayhan yang menyentuh bagian tubuhnya.

"Astagfirullah, kita sudah suami istri, sayang. Menolak suami adalah dosa besar." Gerutu Rayhan.

Amira menyengir memamerkan giginya, "Maaf gak sengaja."

"Kamu tahu gak apa hal yang tidak di anggap sia-sia dalam Islam?"

"Apa memang?"

"Bersenda gurau nya suami istri. Itu adalah salah satu hal yang tidak di anggap sia-sia dan malah mendapatkan pahala. Obrolan suami istri yang bahkan tidak ada makna di dalamnya pun tidak termasuk membuang-buang waktu. Makanya suami istri memang harus meluangkan banyak waktu untuk berdua, saling bercanda agar hubungan semakin harmonis dan penuh cinta." ujar Rayhan.

Amira mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gitu yaa, Mas?"

"Iya, sayang. Makanya kalau suaminya mau berduaan terus itu harus bersyukur. Betapa banyak wanita di luaran sana yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya sendiri."

"Hehe.... Iya, Mas. Maaf!" Amira menunjukan keduanya jarinya tanda damai.

"Yaudah kita mandi bareng berdua."

"Eh tapi, Mas.... "

"Baru aja di bilangin!"

Amira mengerucutkan bibirnya kesal. Ternyata ada udang di balik batu. tak bisa berkutik apa-apa lagi. Ia pasrah kala suaminya itu mengangkat tubuhnya lalu di bawanya ke kamar mandi.

Arga kembali mencumbunya disana. Keduanya menikmati keindahan dunia di bawah shower yang membasahi tubuh keduanya.

***

Sebuah mobil berwarna putih membelah jalanan kota Bandung. Di dalamnya seorang wanita tengah menyandarkan kepalanya manja di bahu kokoh sang suami. Semakin lama, ia semakin tak sadar telah menunjukan betapa ia mencintai Rayhan. 

"Mas gimana kalau di kampus Safira dan temen-temen lainnya musuhin aku?"

Amira merasa berat hati untuk berangkat ke kampus karena ia merasa telah berbuat kesalahan.

"Gapapa, insyaallah kalaupun mereka seperti itu gak akan lama. Kita berdo'a aja."

Amira menghela nafas, semua yang di katakan Rayhan selalu saja menyangkut dengan agama.

"Mas seneng yaa bisa ketemu lagi sama Safira?" Amira menoleh menatap sang suami dengan tatapan penuh curiga.

"Jangan suudzon, Mas biasa aja."

"Tapi Safira cinta sama Mas?"

"Tapi Mas cintanya sama kamu gimana?"

Pipi Amira bersemu merah. Debaran jantungnya menjadi meningkat.

"Udah jangan berpikir yang tidak-tidak. Pokoknya Mas janji hanya ada kamu di hati, Mas." Tukasnya.

Hati Amira menghangat mendengar kata-kata manis itu.

Rayhan mencubit kecil pipi kemerahan itu yang tampak menggemaskan. "Terus bagaimana dengan Syaqil? Bukankah pria itu juga menyukai kamu?" Sindirnya.

"Iyaa sih, katanya. Tapi Amira gak ngeresponnya."

"Kheemmm.... Masaa?"

"Ih apasih, Mas!"

Amira semakin tersipu malu saat Rayhan menggodanya dengan raut wajah penuh kelembutan.

***

Amira melangkahkan kakinya menuju ruangan kelas. Hatinya berdebar tak menentu. Namun sebelum memasuki kelas, netranya menatap Safira yang kini berpapasan dengannya dari arah depan. Amira hendak menyapa, namun wanita itu tak menghiraukannya seolah tak melihat dirinya.

Amira menunduk dalam, air matanya seketika menumpuk di pelupuk mata.

Ia pun berhasil memasuki kelas. Terlihat Syaqil yang sama cueknya. Biasanya pria itu orang yang selalu menyapanya lebih dulu. Namun sekarang Syaqil bahkan tak menatapnya sedikit pun.

Amira membuang nafasnya kasar, lalu duduk di kursinya. Suara teman-teman terdengar begitu jelas dan menyayat hatinya.

"Penampilannya aja kaya yang alim. Ternyata dia tukang bohong."

"Iyaa, ngakunya aja gadis padahal udah nikah. Yaa biar apalagi kalau bukan mau di godain sama cowok-cowok."

"Iya mentang-mentang cantik."

"Gue yakin sih, dia makanya nikah muda juga pasti ada kasus. Orang cantik zaman sekarang kan, Lo tahu sendirilah tanpa gue jelasin. Takut kedengeran orangnya, nanti gue di aduin lagi sama suaminya."

"Hahahaha.... Gue yakin bentar lagi juga palingan jadi janda."

Amira memejamkan matanya, sakit hatinya terasa di sayat-sayat.

Tak hanya perempuan, laki-laki yang bahkan di kelasnya selalu menyapanya kini tak ada sama sekali. Mereka seolah menjauhi Amira dan kecewa akan status yang ia sembunyikan.

Tak tahan dengan segala bisikan-bisikan yang membicarakan dirinya. Amira memasukan laptopnya ke dalam tas, lalu pergi dari kelas itu tak peduli hari ini akan ada pembelajaran. Mentalnya belum kuat menghadapi ini semua. Ia pun tak menyangka jika karena status pernikahannya masalahnya akan menjadi sebesar ini.

***

Rayhan tengah duduk di ruang kerjanya. Dengan tangan yang memainkan pensil di meja kayu berlapis kaca itu. Pikirannya melayang melanglang buana pada satu kisah wanita cantik yang pernah hadir di kehidupannya.

Khadijah mengapa akhirnya jadi begini? Aku tak pernah menyangka adik mu yang dulu masih kecil itu kini menaruh perasaan terhadapku? Bagaimana bisa? Maaf bukannya aku berkhianat padamu, tapi takdir membuatku harus hidup dengan wanita bernama Amira.

Jiwa Rayhan terlihat damai, namun pikirannya begitu berisik. Rasa bersalah pada mendiang istrinya itu tak di pungkiri selalu menghantuinya. Dulu, Khadijah selalu menitipkan adik kesayangannya pada dirinya. Bahkan kemanapun keduanya pergi, Safira selalu ikut kala itu.

Tak terbesit sedikit pun dalam benaknya jika mantan adik iparnya itu menaruh perasaan padanya.

"Hey.... "

"Astagfirullah!"

"Ngelamun Bae, lu."

Rayhan tersentak saat seorang teman yang menyebalkan menurutnya itu datang ke ruangannya.

"Ngagetin aja lu, Za!" Kesal Rayhan.

"Mikirin apa hah? Mikirin cicilan?"

"Sembarangan aja. Gue gak punya utang, emang lo sahabatnya rentenir."

Pria bertubuh tinggi dan tegap itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rayhan memang tidak banyak bicara, namun sekalinya bicara sedikit nyeletit di hati.

"Eh istri lu gak di ajak lagi kesini? Udah lama tuh gue gak liat."

"Emangnya mau apa?"

"Yaa mau liat aja, soalnya cantik banget istri lu."

Rayhan membulatkan bola matanya. "Awas yaa Lo suka sama bini gue!"

"Weiisss, kalem bro. Serem amat. Keliatan cinta matinya." Izza tertawan cekikikan melihat wajah kesal temannya itu.

"Makanya lu cari istri sana!" ujar Rayhan.

"Cariin dong, Ray. Gue juga pengen ngerasain nikah."

"Makanya jadi laki jangan playboy. Cewe juga ogah punya suami kaya Lo." ujar Rayhan seraya melangkah pergi meninggalkan temannya.

"Hey mau kemana, Ray?"

"Mau ke neraka. Ikut?"

"Serem amat tuh dokter." Gerutu Izza.

1
Alin Aprilian04
terimakasih kak❤️
Nurjana Bakir
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!