NovelToon NovelToon
Takdir Kedua Nainara

Takdir Kedua Nainara

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Cewek naif itu sudah mati!

Pernah mencintai orang yang salah? Nainara tahu betul rasanya.
Kematian membuka matanya, cinta bisa berwajah iblis.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua, kembali ke sepuluh tahun lalu.
Kali ini, ia tak akan menjadi gadis polos lagi. Ia akan menjadi Naina yang kuat, cerdas, dan mampu menulis ulang akhir hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18.

Ayo, sayang... kita ke kantin," Zora cepat-cepat berdiri dari kursinya, mengajak Naina. Sekarang sudah jam istirahat, suasana kelas kembali riuh setelah pagi tadi tegang dengan soal-soal.

"Hmm, duluan aja," jawab Naina santai, membiarkan Zora berjalan keluar lebih dulu. Gadis itu justru menatap punggung Julian, merasa agak aneh karena sejak tadi cowok itu tidak sekalipun berbicara padanya.

"Julian..." Naina meraih ujung baju Julian, memanggil pelan. Namun tak ada respon. Padahal dia yakin Julian jelas-jelas mendengarnya.

Tidak menyerah, Naina kembali menarik ujung bajunya, tapi tetap saja Julian tidak menoleh, bahkan seperti sengaja mengabaikannya.

Naina menghela napas panjang, lalu berdiri dan duduk di kursi tepat di depan Julian. Ia memutar kursinya hingga kini berhadapan dengan cowok itu yang masih menunduk.

Kesal diabaikan, Naina mengangkat dagu Julian agar menatapnya.

"Ck!" Julian menggeser tangan Naina dengan kasar.

Naina terdiam sejenak, menunduk. "Kamu kenapa?" tanyanya pelan dengan suara nyaris bergetar. Sejujurnya, ia sedih diabaikan seperti ini. Rasanya berbeda—tidak sama seperti saat Aaron melakukannya dulu. Dengan Julian, ada perasaan yang jauh lebih menusuk.

Mendengar nada itu, Julian sempat merasa bersalah. Ia meletakkan bukunya, lalu menatap wajah Naina cukup lama.

"Kenapa masih di sini? Kenapa nggak ke kantin?" tanyanya akhirnya, dengan nada yang lebih lembut.

Naina menggeleng. "Aku nggak mau pergi sebelum kamu jawab. Kamu kenapa? Ada masalah?" tanyanya lagi, penuh keingintahuan.

Julian menghela napas. "Tidak apa-apa. Aku okey." Jawaban singkat itu ia lontarkan dengan harapan Naina segera pergi. Tapi jelas-jelas tidak, karena gadis itu masih duduk di sana, dagunya ditopang, menatapnya lekat-lekat.

"Aku juga mau belajar bareng, kalau begitu," ucap Naina tak mau kalah sambil menarik buku yang tadi Julian baca.

"Bukankah kamu sudah pintar?" ketus Julian.

"Tidak juga. Kamu tau sendiri di kelas ini semua orang saingan. Bisa masuk lima besar saja sudah syukur," jelas Naina santai.

"Hm. Tapi kamu bisa memberi kunci jawaban ke orang lain. Eh ralat—ke cowokmu," sindir Julian, membuat mata Naina langsung melebar. Tapi tak lama, senyum tipis terukir di bibirnya, justru makin membuat Julian kesal.

"Kamu lihat?" tanya Naina, pura-pura kaget.

Julian tidak menjawab, hanya cepat-cepat menarik bukunya kembali.

"Hais... tapi kok aku merasa ada aura nggak suka dari wajahmu," ujar Naina sambil terkekeh. "Cemburu, ya?"

Julian tetap diam, dan itu semakin meyakinkan Naina kalau cowok itu memang sedang jealous.

.

.

"Bukan cemburu! Emang aku berhak cemburu, sementara kita nggak punya hubungan apa-apa selain teman?" jawab Julian, kalimatnya terdengar menyentil perasaan Naina. Gadis itu terdiam, mungkin memang terlalu percaya diri sampai mengira Julian cemburu padanya.

"Iya... hanya teman," gumam Naina pelan, seperti mengingatkan dirinya sendiri. Tapi dalam benaknya, bayangan tentang kecupan kemarin kembali muncul. “Bahkan teman pun bisa sampai pada kecupan,” batinnya.

"Begini, Nainara. Kamu memberi kunci jawaban pada orang lain itu perbuatan yang salah, kamu sadar, kan?" Julian menegakkan duduknya, nadanya seperti sedang menghakimi anak kecil. Naina hanya menunduk, menerima setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Kamu nggak tau seberapa keras orang-orang berusaha belajar buat bersaing, merebut posisi pertama mungkin. Tapi kalau kamu kasih kunci jawaban ke orang yang nggak berusaha, sama aja kamu menyakiti mereka yang rela begadang, meluangkan banyak waktu hanya untuk belajar," jelas Julian panjang lebar, berharap Naina benar-benar mengerti.

Naina menghela napas panjang, lalu perlahan menatap Julian dengan raut takut-takut.

"Tapi..." suaranya nyaris tak terdengar.

"Tapi apa?"

"Tapi tadi aku beneran nggak kasih kunci jawaban ke Aaron. Itu cuma aku tulis asal," ucap Naina, membuat mata Julian langsung membulat tak percaya.

"Maksud kamu, jawaban itu bukan jawaban bocoran?" tanya Julian sekali lagi, memastikan.

Naina menggeleng cepat. "Ya jelas bukanlah! Masa aku beli jawaban buat orang lain, sementara aku sendiri mati-matian belajar? Dih!" wajahnya kesal. Julian justru tersenyum tipis.

Pletak!

ia menyentil kening gadis itu pelan. "Tapi dulu-dulu kamu begitu, kan?"

Naina membeku. "Ka... kamu tau dari mana?" tanyanya terbata.

Julian sadar dirinya salah bicara, buru-buru mengklarifikasi. "Ya, dari obrolan kalian tadi. Aku denger semuanya," ujarnya cepat. Padahal sebenarnya, ia hanya melihat momen saat Naina menyerahkan kertas ke Aaron.

"Ouhhh..." Naina akhirnya menghela napas lega.

"Kamu kira tadi aku tau dari mana?" pancing Julian lagi.

Naina menggeleng, lalu kembali fokus menatap pria di depannya.

...----------------...

"Lupakan soal itu. Julian, kamu beneran nggak mau ke kantin?" tanya Naina ragu. Perutnya sebenarnya sudah mulai keroncongan.

Julian menoleh sekilas, lalu berdiri sambil menarik tangan gadis itu.

"Ayo!" ujarnya singkat.

Naina tersenyum tipis, mengikuti langkahnya dengan pelan. Begitu mereka tiba di kantin, suasana langsung heboh. Bagaimana tidak, mulai hari ini Julian tidak lagi memakai kacamata culunnya. Penampilannya berubah total—persis seorang model. Wajar saja, kemarin ia baru saja resmi lolos audisi.

Para cewek pun mulai terang-terangan menggoda dan memperhatikannya, kontras sekali dengan sikap mereka sebelumnya.

"Julian, boleh minta nomor nggak?"

"Boleh foto bareng?"

"Julian, udah punya pacar belum?"

"Julian, aku jomblo loh, cup cup, boleh kan?"

Naina menahan kesal mendengar teriakan cewek-cewek itu. Ayolah, mereka bahkan sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya di samping Julian.

Julian sendiri mulai merasa terganggu, tapi dia memilih diam, membiarkan Naina yang kini menarik kendali.

"Minggir! Kami mau makan," bentak Naina ketus. Ia menarik tangan Julian agak kasar, menyeretnya menuju meja yang sudah tertata makanan lengkap, jelas bukan dari kantin biasa, melainkan bawaan dari restoran.

Di sana sudah duduk Zora, yang sudah datang sejak tadi, juga Nathan yang hanya menggeleng sambil tersenyum tipis melihat ekspresi wajah kakaknya.

"Butuh kipas, Kak?" goda Nathan sambil mengangkat-angkat alisnya.

"Cuaca sekarang aneh ya, Kak..." lanjutnya, kali ini melirik ke arah Zora.

"Nggak aneh," jawab Zora santai tanpa mengalihkan fokus dari makanannya.

"Ah elah. Kak Zora berarti nggak peka. Lihat deh, sekarang agak mendung, tapi kok ada yang kepanasan?" sindir Nathan sambil terkikik geli.

Tangan Naina gatal ingin melempar garpu ke arah adiknya itu.

"Kamu kenapa sih makan di sini?" tanyanya ketus.

"Ya kan biasanya juga gini, Kak. Yaelah. Atau Kakak nggak suka aku ada di sini? Ya udah deh, aku makan sama Gia aja." Nathan nyaris berdiri, wajahnya dibuat sendu penuh drama.

"Duduk!" bentak Naina cepat, lalu melanjutkan makan dengan porsi besar, seakan ingin melampiaskan kekesalannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
uni_riva
ada sekolah apa thoorr 😁
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: jiakhhhhh typo yang melenceng🤣🤣
total 1 replies
uni_riva
perjanjian apa yg sdh di sepakati mereka yaaa/Slight/
uni_riva
aku juga tak paham maksud nya bijimana /Shy/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aku pun/Proud/
total 1 replies
uni_riva
mna nih lanjutin nya thoorr /Cry/
uni_riva
si jae ini lawan atau kawan yaw
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Siapa lagi tuh si jaevan
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Masa calon pacar zora liatin na airin mulu 😅
total 2 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalo sama julian dia udah tue trus kan bukan manusia 🤔 kalo sama si kalron dia benalu parasit
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Sama yg pasti2 aja lah 😂
total 2 replies
uni_riva
jgn sampe nih Zora sama Nathan jadian jga ya /Facepalm//Slight//Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Julian sama Naina saja belum😂
total 1 replies
uni_riva
modus mu Julian /Facepalm//Facepalm/
⧗⃟ᷢʷ Ñåñā💜: Akal-akalan barat🤣
total 1 replies
uni_riva
naina gak bsa tegas apa sama si gorong2 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Naina: nge-tes hts🫦😂
total 1 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kebanyakan mikir ah julian mah /Proud/
uni_riva
knp gak saling mengungkapkan Klo kalian saling jatuh cinta /Shy/
uni_riva
jgn sampe naina kepincut lagi sama si gorong2 yaaa thoorr 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aaron: Naina hanya boleh untukku🫦
total 3 replies
uni_riva
knp blm up jga thoorr /Cry/
uni_riva: gak bisa saballllll aku lagi thoorr /Angry//Angry//Angry/
total 2 replies
uni_riva
dalam mimpi mu 😤
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalungna othor noh yg simpen 😅
uni_riva
turunkan tanganmu, bukan thoorr 😁
uni_riva
cih ternyata nih org gak pinter2 amat 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: itu pintarnya secuil, di urutan 25 dari bawah, berarti masih ada 25 orang di bawahnya🤣
total 3 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Waduh siapa tuh yg datang /Determined//Determined/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: 😁😄 iya
total 5 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Bagus ceritana mantull 🤗🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!