Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - wedding
Hari yang ditunggu pun tiba, hari dimana Hana akan mengikat janji suci pernikahan dengan Kenaan Athariz. Namun, sampai detik ini laki-laki itu belum juga datang ke tempat acara membuat Hana yang sudah bersiap dengan gaun pengantinnya seketika gelisah.
"Aduh, selamat ya, Kak. Melihat kakak menikah dengan orang lain aku akan punya ruang untuk mendekati Arka." Velys tersenyum menatap sinis kakak tirinya.
"Ck! Jangan mimpi, Velys. Jika Arka mau denganmu, aku sendiri yang akan bersujud di bawah kakimu." balasan telak Hana membuat Velys bungkam.
"Hana apa kamu tahu dimana Kenaan?" tanya Marry, mengabaikan Velys yang juga berada disana.
"Aku kurang tahu, Tante. Dari kemarin-kemarin kami tidak bertemu!"
Marry memijat pelipisnya, akan tetapi sosok yang dicari sudah ada di belakang berjalan menghampiri Marry.
"Mama mencariku," sapa Kenaan. Ia terlihat tampan dengan balutan tuxedo hitam.
Sesaat Hana terdiam memperhatikan Kenaan, bibirnya kelu tak sanggup mengatakan apapun.
Lalu telapak tangan kekar itu mengulur ke arahnya sebagai isyarat mereka akan keluar bersama.
"Ayo," ajak Kenaan.
"Nah begitu, Mama kira kamu mau kabur!" ujar Marry berjalan lebih dulu.
"Selamat datang di nerakamu, Istriku."
Deg.
Hana diam, ia melihat Kenaan menyeringai kearahnya.
Sejak tahu tujuan Hana mengajaknya menikah, laki-laki itu berubah jadi tak berperasaan. Padahal dulu, hubungannya dengan Kenaan cukup baik meski sebatas teman atau tetangga apartemen.
Semua tamu undangan bersorak menyambut Kenaan dan Hana. Meskipun Marry tau Hana memiliki kekasih, ia tetap mengadakan pesta untuk pernikahan Kenaan dan Hana. Banyaknya tamu undangan yang hadir menjadi berkah bagi Kenaan dan Hana.
Janji suci hidup semati pun diucapkan. Kenaan menatap Hana lekat. Ada rasa tak percaya saat wanita yang selalu menjadi fantasi liarnya itu berdiri di hadapannya dan telah sah menjadi istri. Namun, ia terlalu tinggi berekspetasi hingga akhirnya kenyataan yang ada membuat Kenaan sangat kecewa.
"Selanjutnya pengantin pria dan wanita silahkan berciuman."
Glekkk.
Hana menelan salivanya susah payah. Menatap Kenaan dengan gugup, apakah laki-laki itu akan menciumnya?
Lalu Kenaan mendekatkan bibirnya, tangannya menarik pinggang Hana agar lebih dekat. Dalam hitungan detik, ia sudah selesai melakukannya.
Hana yang masih memejamkan mata pun membuat Kenaan sontak mencubit pinggangnya.
"Kau," desis Hana.
"Apa! Kau berharap aku menciummu lebih lama, ck!"
Hana tersenyum masam mendengar ucapan Kenaan. Saat beberapa orang menyalami dan memberi selamat termasuk keluarganya, Kenaan sangat pintar bersandiwara.
Terlebih saat tahu Arka hadir, Kenaan bersikap seolah-olah laki-laki yang sangat mencintainya demi membuat Arka cemburu.
Selesai acara, Kenaan langsung memboyong Hana ke rumah utama. Sesuai permintaan Marry jikalau mereka akan tinggal beberapa hari sebelum pulang ke apartemen.
"Kalian istirahatlah, Mama juga mau istirahat," perintah Marry. Ia menatap Hana sekilas, gadis itu hanya mengangguk tanpa semangat. Namun, tekad Marry sudah bulat. Ia ingin Kenaan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Hana. Marry percaya Hana sedikit demi sedikit bisa mengubah sifat buruk Kenaan.
"Kau bisa tidur di bawah," ujar Kenaan saat mereka sudah sampai di dalam kamar.
Hana mengangguk tanpa kata, ia menyeret kopernya masuk. Beberapa barang memang sudah ia persiapkan sebelum tinggal.
"Boleh aku tanya, kemana aku harus meletakkan pakaianku?" tanya Hana.
"Terserah," ujar Kenaan. Ia malah masuk ke dalam kamar mandi.
Hana menghela napas, ia melangkah mendekati lemari pakaian. Kebetulan ada beberapa kotak kosong, Hana menaruh pakaian dan perlengkapannya disana. Hari ini ia cukup lelah jika harus meladeni dan berdebat dengan Kenaan.
Kenaan keluar kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar. Tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuknya sebelum menggunakan hair dryer.
"Kau tak mandi? Kenapa langsung tidur, dasar jorok!" Kenaan melempar handuk bekasnya ke arah Hana.
Lagi Hana hanya bisa diam tanpa berniat mendebat kelakuan Kenaan.
"Tumben banget banyak diem?" batin Kenaan.
Hana keluar sudah mengenakan piyama tidurnya, ia memakai piyama satin pendek berwarna pink. Tanpa menyapa Kenaan, Hana meraih satu bantal kemudian hendak tidur di bawah beralaskan kasur bulu tipis.
"Siapa yang menyuruhmu memakai bantalku, pakai bantal sofa sana!" ujar Kenaan dengan nada lebih keras.
Hana tak menjawab, ia melempar bantalnya ke arah Kenaan dengan kasar lalu berjalan menuju sofa panjang di kamar itu. Hana memilih tidur disana.
Sepasang pengantin yang tidur terpisah, mungkin seperti itu. Kenaan yang menguasai tidur mengubah posisinya miring menatap punggung Hana.
Wanita itu sudah terlelap.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..