cerita ini hanya fiktif belaka,jika ada kesamaan nama,tokoh , ataupun tempat ini tidak disengaja,,
karya sendiri
hasil sendiri
no jiplakk..
selamat membaca semoga suka
bella ayuna darmawan cantik ,body aduhay , perfecto. tapi siapa sangka pejalanan cintanya tak semulus wajahnya. Dia harus memutuskan hubungannya dengan kekasihnya karena suatu hal.
Bara regga alexander lelaki tampan, mapan, tubuh atletis. CEO muda di perusahaan BR group.
bagaimana kisahnya?? mari kita simak 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tyas Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Di dalam perjalanan menuju kota B tiba- tiba hujan sangat lebat bersama angin kencang. Sehingga banyak mobil yang memutuskan untuk menepi karena berbahaya jika mengendarai mobil di jalan yang cukup gelap. Bella mengigil kedinginan dikarenakan dia hanya menggunakan blouse dengan rok untuk bekerja.
" Kamu kedinginin ?. Pakai jas ku " ucap barra seraya melepaskan jas mahalnya. Sedangkan Bella hanya diam menerima karena dia memang kedinginan.
" Bagaimana dengan kamu ?" tanya Bella
" Aku tidak apa-apa yang terpenting kamu baik-baik saja " kata Barra tanpa menoleh kearah Bella. Kendaraan yang melaju hanya hati-hati . " Kita menepi dulu ya, kita berhenti di hotel depan sana. Karena setelah ini aku tidak tau apakah didepan masih ada penginapan atau tidak. Sepertinya hujan lama reda berbahaya jika kita tetap melanjutkan perjalanan " tambah Barra. Barra mengendarai mobilnya sendiri dikarenakan dia ingin menghabiskan waktu bersama Bella supaya mereka lebih dekat.
" Baiklah terserah kamu saja "
Setelah sampai di penginapan mereka menuju resepsionis untuk memesan kamar.
" Permisi mbak mau pesan kamar untuk dua orang " ucap Barra
" Baik sebentar ya pak saya cek dulu apakah masih ada kamar yang kosong " jawab resepsionis tersebut sedangkan Barra hanya menganggukkan kepalanya.
" Maaf pak kamar disini penuh tinggal satu kamar saja bagaimana ? dikarenakan cuaca buruk banyak yang memutuskan untuk beristirahat disini " tambah sang resepsionis
Barra menoleh kepada Bella pertanda dia meminta persetujuannya.
" Bagaimana apa tidak apa-apa jika kita menginap disini. Jika tidak mau juga tidak apa kita bisa istirahat di dalam mobil saja " kata Barra
" Emm. Tidak apa tapi apakah kasurnya ada dua atau sofa begitu ?" tanya Bella canggung
" Ada nona, didalam kamar tersedia sofa. Tapi untuk kasur hanya ada satu di setiap kamarnya. Yang dua kasur sudah penuh "
" Baiklah tidak masalah " jawab Bella. Sebenarnya Bella tidak ingin tapi mau bagaimana lagi cuaca sangat buruk tidak memungkinkan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Kemudian keduanya menaiki kamar yang akan mereka tempati setelah memesannya.
" Jangan khawatir aku tidak akan macam-macam " ucap Barra mengerti raut wajah Bella yang terlihat cemas. Bella tidak menjawabnya memang benar saja dia merasa Canggung jika harus berduaan di dalam ruangan apalagi ini di dalam sebuah kamar hanya berdua. Membayangkan saja tidak pernah menurut Bella.Mereka memasuki kamar dengan pemikirannya masing-masing.
" Aku akan tidur di sofa kamu tidurlah di ranjang " perintah Barra seraya mendudukkan bokongnya di sofa kamar tersebut.
" Apa tidak apa jika kamu tidur di situ ? " tanya Bella
" Apakah kamu mau kita tidur satu ranjang ? " bukannya menjawab Bella justru Barra membalik pertanyaan Bella
" No.. !! Oke aku tidur di ranjang " Kemudian Bella berjalan menuju ranjangnya untuk beristirahat.
" Apa kamu tidak mau mandi ?" tanya Barra
" Em tapi aku tidak punya baju ganti . Bagaimana mau mandi " keluh Bella
" Ini penginapan yang cukup lumayan fasilitasnya meskipun tidak berada di lingkup perkotaan. Dibawah ada toko baju kita bisa ke sana untuk membeli baju ganti untuk kita berdua " kata Barra
" Baiklah " jawab Bella. Lagian tidak nyaman juga tidur dengan pakaian kerja. Mereka berjalan beriringan menuju toko baju yang ada di dalam penginapan tersebut. Mereka mading-masing memilih beberapa stell pakaian untuk dikenakan menginap malam ini. Bella menolak sebenarnya karena Barra memilihkan baju yang cukup banyak. Untuk apa sebanyak itu pikir Bella. Setelah memilih baju mereka memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Aku mandi dulu " ucap mereka bersamaan
" kamu mandilah duluan " ucap mereka bersamaan lagi hingga mereka tertawa canggung.
" Mandilah dulu kita gantian. Atau mau bersama ? " tanya Barra sambil menaik turunkan alisnya.
" Dasar Barra mesum " teriak Bella seraya berlari menuju ke kamar mandi.
kenapa dia jadi mesum seperti itu . Aduh jantung gue. argggh . batin Bella
gue udah gila . Iya gue emang gila kalau berada didekat Bella . batin Barra seraya tersenyum sendiri
Setelah keluar dari kamar mandi memilih untuk istirahat . Sedangkan Barra masuk ke dalam kamar mandi. Sekitar 15 menit Barra keluar dari kamar mandi.
" Bell apa kamu sudah tidur? " tanya Barra
mau apa dia tanya gue udah tidur belum. apa jangan-jangan dia mau macem-macem. gak usah dijawab aja biarin. batin bella
" Gak usah mikir yang enggak-enggak gue masih tau batasannya " ucap Barra
gila apa dia punya indera Brugman ehh indera ketujuh. Kenapa dia bisa tau apa yang gue pikirin. batin bella
" Gue cenayang puas lo " jawab Barra seolah-olah tau apa yang ada didalam pikiran Bella. Bella lalu duduk begitu saja.
" Sok tau . Aku gak mikirin apa-apa. Lagian nih ya gak usah kepedean deh siapa juga mikirin yang aneh-aneh. Aku capek mau tidur ini juga udah malam kamu mau nyuruh aku kerja " kata Bella
Cup
Barra mengecup bella supaya berhenti bicara. Seperti yang dia lakukan ketika mereka masih bersama.
" Sudah ngomongnya ? " kata Barra
" Dih gak usah cium-cium. Kita udah berakhir Barra. Jangan macem-macem ya barr " ketus Bella
" Kalau kita pacaran mau dong di cium ?"
" Taulah . Gue mau tidur "
" Nikah yuk Bell " ajak Barra yang tiba-tiba
" Enggak usah ngaco deh. Nikah-nikah apaan . Gue gak mau "
" Aku masih cinta bell sama kamu. Maaf soal yang udah aku lakuin ke kamu. Tapi aku mohon jangan jauhi aku. Jangan benci aku. Mari kita mulai dari awal Bell . Aku mohon " ucap Barra penuh harap. Saat ini mereka sama-sama duduk di ranjang.
" Aku udah maafin kamu Barr . Tapi untuk kita kembali lagi aku gak tau Bar. Jujur aku masih kecewa kenapa kamu bisa lebih mempercayai orang yang baru kamu kenal dari pada aku yang sudah lama menemanimu Bar. Kenapa ?" ucap Bella dengan mata yang mulai berkaca-kaca
" Maafkan aku. Sungguh aku minta maaf sayang aku menyesal " kata Barra seraya menarik Bella kedalam pelukannya. Terdengar isak tangis dari Bella. Marah, kecewa seolah menjadi satu. Semua yang disimpan Bella selama ini terasa tumpah begitu saja. Apalagi saat pertemuan mereka perasaan Bella menjadi kacau kembali. Bukan hanya Bella tapi juga dengan Barra. Masih saling mencintai tapi seperti ada tembok yang membentengi keduanya.
" Kamu jahat bar . Kamu jahat . hiks hiks hiks " hanya itu yang mampu Bella ucapkan seolah mewakili seluruh perasaannya.
" Iya aku jahat maafkan aku " jawab Barra seraya mengeluh punggung Bella yang bergetar akibat isak tangisnya.
" Sudah jangan nangis lagi ya. Aku minta maaf aku salah. Aku bodoh karena cintaku aku menjadi orang yang bodoh bell. Karena keegoisanku aku kehilangan kamu bell " tambah Barra
" Sudah ya kamu istirahat pasti kamu capek. Besok kita masih melanjutkan perjalanan kita pagi-pagi " ucap barra lagi karena Bella masih diam dengan sedikit sesenggukan. Bella hanya menganggukkan kepalanya.
Pagi harinya hujan yang tadinya begitu deras kini masih gerimis . Barra yang sudah terbangun terlebih dahulu rasanya tidak tega jika membangunkan Bella yang masih terjaga dalam tidurnya. Barra mengecek jam di handphonenya masih pukul 04.30 pagi. Sebenarnya sekarang harus sudah berangkat. Tapi dikarenakan Barra merasa kasian kepada Bella dia memundurkan jadwalnya. Barra pun memutuskan untuk mengecek email masuk seraya menunggu Bella terbangun.
*drt drt drt
Suara getar handphone Barra*
ko beda bab malah abis mandi...