NovelToon NovelToon
Cinta Pertama Sang Ustadz

Cinta Pertama Sang Ustadz

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: She_Na

Baru kali ini Ustad Fariz merasakan jatuh cinta pada lawan jenisnya. Akan tetapi, dia tidak bisa menikah dengan gadis yang dicintainya itu. Dia malah menikah dengan wanita lain. Meskipun begitu, dia tidak bisa menghapus nama Rheina Az Zahra si cinta pertamanya itu dari hatinya. Padahal mereka berdua saling mencintai, tapi mengapa mereka kini mempunyai pasangan masing-masing. Bagaimanakah mereka bisa bersatu untuk bersama cinta pertama mereka?

Ikuti kisah Ustaz Fariz dan Rheina Az Zahra untuk bisa bersama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She_Na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Makan bersama

To. Ustad Idolaku

Semoga dengan membaca buku ini bisa menjelaskan semua tentang isi hatiku dan kehidupanku.

+62xxxxxx680

^^^Rheina Az Zahra^^^

Mata Ustad Fariz terbelalak, dia tidak menyangka semua pertanyaannya sudah terjawab semua. Bahkan Rhea memberikannya nomer ponselnya yang meskipun tidak semua angka ditulisnya, dia yakin jika nomer tersebut tetap sama dengan nomer Rhea yang dulu.

Segera Ustad Fariz mengambil ponselnya yang dia letakkan tadi di mejanya. Dengan tangan bergetar dia memencet ikon telepon pada aplikasi chat yang berwarna hijau.

Sebelumnya dia menatap foto profil Rhea yang begitu cantik. Selama ini dia tidak berani membuka foto profil Rhea pada aplikasi chat tersebut, karena dia takut merasakan rindunya yang semakin menyiksanya.

Sudah lama dia meminta pada Allah agar dienyahkan rasa rindu dan cintanya pada Rhea, dan dia meminta jalan terbaik untuk kehidupannya dan rumah tangganya, namun kini dia dipertemukan kembali pada sosok Rhea, cinta pertamanya, Zahranya yang namanya selalu terpatri di hatinya. Apa mungkin ini jawaban dari Allah tentang kebahagiaannya.

Tuuut.... tuuuut....

Telepon tersambung, rasa gelisah, deg-degan dan senang bercampur menjadi satu.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumussalam..."

Deg... Rhea kaget mendengar suara Ustad Fariz, karena dia tidak melihat layar ponsel ketika mengambil ponselnya, dia hanya fokus pada layar laptopnya dan segera mengangkat ponselnya ketika ada dering telepon masuk.

"Ustad....," tenggorokan Rhea tercekat ketika hendak meneruskan kalimatnya.

Ada perasaan kaget bercampur senang dan takut.

Dia takut jika perasaannya semakin jauh, karena kini Rhea sudah sadar jika dia mencintai Ustad Fariz. Sebenarnya dia juga tidak tahu kenapa dia bisa berani memberitahukan perasaan dan kehidupannya pada Ustad Fariz tadi melalui tulisannya dan bukunya.

Dia hanya reflek saja melakukan apa yang diinginkan hatinya, tanpa berpikir jika Ustad Fariz sudah beristri, dan mungkin kini sudah memiliki beberapa anak yang mereka sayangi.

Rhea menjadi takut dan gelisah karena kecerobohannya tadi. Entah apa yang dipikirkannya hingga dia berani mengungkapkan semuanya. Kini, Ustad Fariz menghubunginya, dia tidak tahu akan berbicara apa.

Dia merasa bersalah dan dia tidak ingin mengusik keluarga Ustad Fariz yang bahagia. Kini dia hanya bisa berpikir untuk meminta maaf padanya, dan melupakan semua yang telah dia sampaikan dan melupakan isi dari buku yang dia tulis.

"Rhea... Zahra... apa kamu masih mendengar?" Ustad Fariz agak terbata mengucapkannya, karena jujur saja, perasaannya membuncah sangat gembira dan gerogi.

"I... iya Ustad... ada apa ya Ustad menghubungi Rhea?" Rhea mencoba cepat-cepat mengakhiri obrolan ini.

"Zahra... apa benar ini tulisan kamu? nama penulisnya Zahra, mengapa tidak menggunakan nama Rhea?" Ustad Fariz langsung saja menanyakan apa yang ada di benaknya.

"Emmm... Ustad maaf, ini aku sedang sangat sibuk sekarang, apa bisa ngobrolnya lain kali aja?" dengan nada tidak enak Rhea mencoba mengakhiri telepon tersebut.

"Kamu sedang sibuk? Sibuk apa? Menulis?" Ustad Fariz mencoba mencari tahu apa yang sedang dilakukan oleh Rhea.

"Bukan Ustad, aku lagi ada pekerjaan yan lain, maaf Ustad, Rhea tutup dulu ya, Assalamu'alakum....," Rhea dengan cepat memutus sambungan teleponnya.

"Tunggu... Wa'alaikumussalam....," Ustad Fariz juga memutuskan panggilan teleponnya dengan terpaksa.

Ustad Fariz menatap sendu layar ponselnya yang sudah terputus panggilannya. Jujur dia sangat merindu masa-masa dulu dikala mereka sedang mengobrol dan bercanda melalui telepon.

Kini terbersit dipikirannya ingin mengetahui tempat tinggal Rhea. Dia ingin memastikan bahwa Rhea baik-baik saja, dan dia ingin menjaga Rhea meskipun hanya dari jauh.

Ustad Fariz kembali berpikir, bagaimana caranya dia mengetahui tempat tinggal Rhea yang sekarang. Dia ingin bertanya pada Ayah dan Ibu Rhea, namun dia takut jika Ayah dan Ibunya tidak memberi tahunya, dan dia takut jika mereka akan menjauhkan Rhea dari desa ini, tempat mereka tinggal saat ini.

Namun ada penasaran itu merajai pikirannya, akhirnya dengan tekat yang kuat tanpa memikirkan lagi akibatnya, Ustad Fariz menghubungi Ibu Rhea, dia menanyakan kabar Ayah, Ibu dan Rhea untuk awalnya.

Namun Ibu menangis dan menceritakan semua yang terjadi pada Rhea dan Ibu juga memberi tahu tempat tinggal Rhea ketika Ustad Fariz menceritakan pertemuan mereka tadi siang yang secara tidak sengaja.

Ibu dan Ayah mengatakan bahwa mereka mengetahui perasaan Ustad Fariz dan Rhea yang sebenarnya, mereka juga meminta maaf pada Ustad Fariz untuk kesalahannya yang dulu menolak permintaan Ustad Fariz mengenai Rhea.

Mereka berdua menitipkan Rhea pada Ustad Fariz di sana. Mereka harap Rhea dan Ustad Fariz memiliki hubungan yang akrab seperti dulu meskipun tidak menjadi pasangan.

Air mata Ustad Fariz jatuh lolos tak terbendung.

Dia tidak bisa menahan kesedihannya mendengar perkataan Ayah dan Ibu Rhea. Setelah mengakhiri teleponnya, Ustad Fariz membawa catatan alamat rumah yang Rhea tinggali, dia berniat akan berkunjung ke sana karena dia sudah tidak ada jam mengajar lagi untuk sekarang.

Dia bergegas pulang ke rumah dan mengganti pakaiannya sebelum dia melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Pondok Pesantren dengan dia yang menjadi Imamnya.

Setelah dia pulang dari Masjid, Ustad Fariz segera mengambil kunci motornya. Kebetulan di sana ada Umi Sarifah yang sedang menyirami bunga di depan rumahnya.

"Mau pergi Le?" tanya Umi Sarifah pada Ustad Fariz.

"Enggeh Umi, Fariz mau berangkat dulu, Umi jangan capek-capek, istirahat saja di dalam, kalau butuh apa-apa minta tolong sama Mirna saja Umi," Ustad Fariz mengambil tangan Umi Sarifah dan mencium punggung telapak tangannya.

"Mau kemana to Le, kok kayaknya buru-buru gitu, dan sepertinya kamu sedang bahagia," Umi Sarifah bertanya ketika Ustad Fariz mencium punggung telapak tangannya.

"Emmm... Umi paling tau, doain nggeh Umi supaya urusan Fariz lancar. Assalamu'alaikum....," Ustad Fariz tersenyum dan berlalu dari hadapan Umi Sarifah dengan menaiki motornya.

"Wa'alaikumussalam....," Umi Sarifah tersenyum menatap anaknya itu yang sedang berbahagia.

Umi Sarifah tau Ustad Fariz sudah bertemu dengan kebahagiaannya. Umi merupakan tempat curhat Ustad Fariz selain Ustad Jaki, sahabatnya di Pondok Pesantren ini yang juga merupakan Ustad di Pondok Pesantren tersebut.

Dan Ustad Jaki merupakan keponakan dari Umi Sarifah. Ustad Jaki dan Umi Sarifah mengetahui kegalauan hati Ustad Fariz selama ini, dan mereka tahu jika sepertinya Ustad Fariz tak sepenuhnya mencintai Mirna meskipun perlakuannya pada Mirna sangat mencerminkan seorang suami yang mencintai istrinya.

Ustad Fariz tak bisa mengelabuhi penglihatan Umi Sarifah dan Ustad Jaki. Mereka selalu bertanya pada Ustad Fariz tentang kegalauan hatinya.

Setelah sekian lama, akhirnya Ustad Fariz mau menceritakan pada Umi Sarifah dan Ustad Jaki karena dia sangat percaya pada mereka dan menurutnya mereka bisa memberikan solusi padanya.

Malam kemarin Umi Sarifah bermimpi bahwa dia melihat Ustad Fariz menimang bayi yang diberikan oleh seorang wanita cantik yang Umi Sarifah ketahui bahwa wanita itu bukanlah Mirna, istri Ustad Fariz. Ustad Fariz dan wanita itu tertawa bahagia ketika Ustad Fariz menggendong dan menimang-nimang bayi tersebut, kemudian bayi itu diberikan pada Umi Sarifah untuk digendong. Umi Sarifah sangat senang menggendong bayi itu, lama dia menggendongnya, setelah itu Umi Sarifah memberikannya kembali pada Ustad Fariz dan wanita tersebut.

Umi Sarifah teringat akan mimpinya semalam. Dia harap Ustad Fariz diberikan jalan terbaik untuk menemukan kebahagiaannya. Dia berdoa agar semua yang dilalui Ustad Fariz akan berakhir bahagia.

Di rumah nenek Rhea, Bik Darmi sibuk membantu Rhea menyiapkan bahan-bahan memasak untuk acara di channel YouTube milik Rhea.

Semua bahan-bahan dan perlengkapan sudah siap. Rhea segera melakukan acara masaknya dan memandu acaranya itu dengan sangat baik. Banyak yang sangat senang melihat acaranya, buktinya followers dan viewers di YouTube dan Instagramnya begitu banyak.

Bahkan dia menerima endors yang membuatnya menjadi selebgram. Kehidupan Rhea kini lebih berwarna dibandingkan pada saat dia masih menjadi istri Andri. Dia sangat bersyukur bisa menikmati hidupnya meskipun hanya sendiri tanpa pasangan dan hidup di desa yang menenangkan ini.

Pak Sardi membawa Ustad Fariz ke dalam ruang tamu, dia duduk di sana, tidak lama kemudian Bik Darmi datang dan memberikan minum pada Ustad Fariz.

Pak Sardi dan Bik Darmi sudah mengenal Ustad Fariz karena Ustad Fariz merupakan orang yang dikenal banyak orang. Selain dia sering bertausiyah di desa tersebut, Ustad Fariz juga merupakan orang kepercayaan Kyai Farhan yang sekarang sudah menjadi penerus Kyai Farhan untuk mengelola Pondok Pesantren Al-Mukmin.

"Silahkan diminum Kyai," Bik Darmi mempersilahkan Ustad Fariz untuk minum.

"Jangan panggil Kyai Bik, Ustad aja," Ustad Fariz mengambil minuman yang diberikan Bik Darmi tadi dan meminumnya.

"Gak enak Kyai. Oiya ada apa ya Kyai datang kesini?" Bik Darmi bertanya dan Pak Sardi yang masih berada disitu ikut mendengarkan, karena sedari tadi dia juga ingin menanyakan hal yang sama.

"Saya mau bertemu dengan Rhea. Tadi Ayah dan Ibu Rhea yang menyuruh saya mampir kesini," Ustad Fariz memberikan jawaban yang tidak bisa mereka tolak untuk niatnya menemui Rhea.

"Oooo gitu..., loh Kyai kenal sama Non Rhea?" kini Pak Sardi yang bertanya.

"Iya dari dulu, sejak Rhea masih SMP. Tadi baru tau kalau dia sekarang tinggal di desa ini. Bisa saya bertemu dengannya sekarang?" Ustad Fariz kembali bertanya agar tidak ditanya kembali oleh Bik Sarmi dan Pak Sardi.

Bik Darmi melihat Pak Sardi, dan Pak Sardi menganggukkan kepalanya sambil mengangkat ponselnya, tanda dia sudah bertanya pada majikannya, yaitu Ayah dan Ibu Rhea.

"Silahkan Ke dalam, Non Rhea sedang merekam untuk acara di YouTube-nya," Bik Darmi mempersilahkan Ustad Fariz ke dalam, dan mengantarkannya ke dapur dimana Rhea kini berada.

Ustad Fariz berhenti ketika melihat Rhea dengan cekatan mempraktekan memasak dan dengan raut kebahagiaan yang ada di wajahnya dia memandu acaranya.

Ustad Fariz duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat Rhea.

Bik Darmi kembali ke Pak Sardi, dia ingin mengetahui dari Pak Sardi apa yang dikatakan oleh majikannya.

Ustad Fariz terpanah melihat kelihaian Rhea memandu acaranya, iseng dia membuka chanel YouTube dan mencari kata Zahra.

Senyum merekah pada bibir Ustad Fariz, dia benar-benar menemukan channel YouTube Rhea yang bernamakan Zahra. Dilihatnya satu-satu video yang berada pada channel Rhea, dia melihat Zahra yang memasak masakan, membuat kue, membagikan tips memasak, membagikan tips memilih alat masak dan juga ada video dimana Rhea berwisata kuliner, salah satunya makan di warung bakso langganan mereka dulu di kota asal Rhea.

Bulir bening menetes dari mata Ustad Fariz. Dia tidak menyangka jika Rhea tidak pernah sama sekali melupakan kenangan mereka. Sama dengan dirinya yang selalu menyimpan rapat kenangan mereka dihatinya.

Rhea menatap lekat sosok yang kini ada di hadapannya. Dia terpaku menatap Ustad Fariz kini berada di hadapannya. Dia tidak bisa berkata-kata karena dia pikir kini dia sedang bermimpi atau berhalusinasi.

"Non, non Rhea... masakannya sudah saya taruh di meja makan. Ayo Non di makan, Non Rhea kan belum makan," Bik Darmi membawa piring dan peralatan makan yang lain untuk ditaruh di meja makan.

"I.. iya Bik, ayo...," Rhea tidak menyapa atau mengajak bicara Ustad Fariz karena dia kira itu hanya halusinasinya saja. Mana mungkin Ustad Fariz bisa sampai ke rumah neneknya yang dia tinggali saat ini.

"Mari Kyai ikut makan sekalian," ajak Bik Darmi pada Ustad Fariz.

"Rhea seolah tidak mendengar perkataan Bik Darmi karena dia sibuk dengan pemikirannya sendiri tantang halusinasinya yang melihat Ustad Fariz ada di hadapannya sekarang.

Ustad Fariz duduk di kursi depan Rhea. Lagi-lagi Rhea mengerjap heran dengan penglihatannya. Rhea mengucek-ucek matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan Ustad Fariz dari mata dan pikirannya.

Namun dia tetap bisa melihat Ustad Fariz dengan jelas, bahkan kini bayangan Ustad Fariz yang ada di hadapannya itu sedang tertawa melihatnya.

Akhirnya Rhea mengabaikannya dan dia mengambil nasi dan lauk yang ada di meja.

"Bik Darmi... Pak Sardi... ayo kita makan bersama seperti biasanya....," Rhea berseru dari meja makan memanggil Bik Darmi dan Pak Sarno.

Bik Darni dan Pak Sardi berlari tergopoh-gopoh sampai ke ruang makan.

"Iya Non, kenapa?" Pak Sardi bertanya dengan ngos-ngosan dan Bik Darmi juga ngos-ngosan masih mengatur nafasnya belum bisa bersuara.

"Ayo makan disini barengan kayak biasanya, gak enak kalau makan sendirian," Rhea memberitahukan bahwa saat ini dia makan sendirian.

Bik Darmi dan Pak Sarno heran mendengar Rhea mengatakan dia makan sendirian padahal disitu ada Ustad Fariz. Pak Sardi dan Bik Darmi menatap heran dan bingung pada Ustad Fariz dan Ustad Fariz hanya menggeleng, kemudian dia meletakkan jarinya pada bibirnya tanda mereka tidak boleh mengatakan apapun.

"Nanti saja Non Bik Darmi makan bareng Pak Sardi aja setelah menyelesaikan pekerjaan kita. Permisi Non, kita kembali bekerja dulu," Bik Darni dan Pak Sardi hanya beralasan agar Rhea bisa makan berdua dengan Ustad Fariz. Kemudian mereka kembali ke depan rumah untuk bersih-bersih taman depan.

"Ish, diajak makan gak mau. Kenapa sih mereka gak mau? Tumben, biasanya mereka mau makan bareng aku. Ish nyebelin, gak enak kan makan sendirian. Mana ini makanan kesukaan Ustad Fariz lagi, tuh di depan bayangannya lagi liatin aku. Hufft.... jadi keinget kan, kalau gini ceritanya gimana bisa lupa?" Rhea makan makanannya dan bergumam namun jelas di dengan oleh Ustad Fariz.

Ustad Fariz tersenyum geli melihat tingkah Rhea yang selalu menggemaskan menurutnya.

Ustad Fariz menyodorkan piring yang ada di depannya pada Rhea.

"Gak diambilkan sekalian nih?"

Rhea menatap kaget.

"Ustad....."

1
Vindi Anisa
stress kali mirna
Erniati Filiang
asyiiik,lanjut Tor....m
Nurhayatins Aqil
Luar biasa...crtx
She_Na: 🥰Terima kasih😍💜
total 1 replies
Nurhayatins Aqil
mawar untkmu thor ngakak abis😂😂😂
She_Na: 🥰makasih😍💜. Kalau bisa kopi dan vote juga dong😂😂😂
total 1 replies
Galuh Setya
kok kesel ma rhea, uda tau ada gosip gitu. tp kok oon nya gak ketulungan.
Dianherlina Siswoyo
jadi istri wong kok gitu kelakuan nya si mirna
private
sangattttt bagus,ana pas baca tulisan kata "TAMAT" kok rasa mau nangis yh,KK author please sambung lagi cerita nya😭🙏🙏
She_Na: follow akun aku kak biar ada notifikasi karya baru.belom kak. masih ada 3 novel ongoing. bentar dulu ya kak. yang lain juga pada minta lanjut season 2 untuk judul novel lainnya😁
private: lanjutt😭
total 4 replies
Hajja Uni Haerunnisang
8
Dianherlina Siswoyo
et istri seorang ustad tdk bs menjaga nama baik suami nya biarpun kamu sakit hati tapi tdk di benarkan untuk berbuat kasar Disni kan rhea tdk selingkuh sama ustad dia cuma mendem perasaan nya aja malah di maki² yg ada di Mirna malah di tinggal sama suami klo bgini mah
She_Na: disini saya tuangkan banyak sifat dari tokoh yang memang sering kita jumpai. semoga bisa jadi pembelajaran kita semua 🙏🏻
total 1 replies
Dianherlina Siswoyo
tetap aja menurut ku semua tersakiti biarpun Mirna istrinya ustad kurang baik tetap aja disini sakit hatinya dan rhea sama ustad sakit juga karena kasih tak sampai...gak tau dah bela kemana🤭😅
She_Na: wkwkwk
makasih kak udah baca🙏🏻
total 1 replies
Dianherlina Siswoyo
sebenernya kasian juga sih sama istrinya udh menikah lama tapi masih belum di cintai suaminya dan suaminya pa ustad masih terbelenggu masa lalu nya
Dianherlina Siswoyo
cintaku pun tak berjalan mulus dengan bang ustad waktu SMA dulu ternyata kita tak berjodoh kadang suka keki kalo ketemu pas dia jadi imam atau pengisi kultum saat tarawih dan sampai skrg pun suamiku masih suka cemburu klo bang ustad ketemu aku di masjid🤭😂
Dianherlina Siswoyo: ok siap
She_Na: beneran kak? wah bisa dong cerita²😂😂😂
follow aku kak, biar kita bisa ngobrol😁
total 2 replies
Dianherlina Siswoyo
Aku mampir ya Thor
Dianherlina Siswoyo: sama2
She_Na: makasih kak💜
total 2 replies
Imas Daryati Anhar
aduh ceritanya udah bagus tapi kok kelakuan yg lempar lempar sendal gitu kayanya nya ga pantas utk karakter seperti ustadz & keluarga nya apalagi ini sampai ke muka, itukan sangat tidak sopan masa kelakuan ustadz apalagi kiai sprti itu, harusnya bercandanya yg wajar jangan sampai menodai karakter tokoh yg harusnya bersikap panutan
She_Na: kyai juga manusia kak. Sifat mereka yang seperti itu hanya di dalam keluarganya saja dan tidak dipertontonkan di luar rumah. kita juga gak tau kan kalau di dalam keluarga ustadz/kyai yang lain juga seperti itu😁
Hanya candaan dan tidak dipertontonkan pada anak-anak mereka, jika pada saat itu ada anak mereka tinggal diberi pengarahan saja agar bisa membedakan yang mana candaan dan yang mana hal serius.
ini hanya opini saya saja kak. mohon maaf jika ada yang salah🙏🏻
total 1 replies
Hawa zaza
aku mampir lagi nih kak, semangat ya😍🤩
salam kenal dan jika berkenan mampir juga di cerita aku
She_Na: makasih kak💜
total 1 replies
harie insani putra
Salam knal Thooorrrr, ijin berjejak di sini
harie insani putra: makasih Kak
She_Na: salam kenal juga kak😊
total 2 replies
Riry Kasyry Lily
aku gk suka,sama ustad Faris nya gak tegas ah,kasihan Mirna, itu salah bukan nya dia seorang ustadz,tapi kok kaya gak paham agama harus nya menjauhi bukan malah mendekati,kan sudah dengan pilihan nya sendiri,menjauhi rea dan memilih menikahi Mirna sebagai wanita gak suka dan merasa sakit loh, di sini yang salah kan si Fariz, yang jadi korban Mirna,apa lagi umi dan si temen nya malah ngomporin gitu,bukan nya nyadarin, kalau Samapi Mirna di ceraikan ini cerita gak baik, apa lagi Samapi nikahin rea.. si Fariz plin plan...
Sri Wahyuni
alhamdulillah selesai.,mksh thor
Sri Wahyuni: terserah thor aja
She_Na: makasih banyak atas dukungannya😘
mau season 2 gak nih?😁
total 2 replies
Ummy Ryd
lho lho lho kq udh tamat cihhh
She_Na: mau season 2 gak?😁
total 1 replies
Novi triatika
Ada season ke duanya gk kak?
She_Na: follow aku ya, nanti kalau ada season 2 pasti ada notifnya😁
She_Na: mau season 2 gak?😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!