Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.
Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.
Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.
Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.
Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.
Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?
Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 1
"Cantik sih..., tapi sayang, perawan tua. Siapa yang mau jadi pacarnya, galak gitu. Kalau gue jadi cowok, pasti ogah punya pacar judes kayak gitu. Tampangnya jutek, sekali ngomong, pedes! Cowok kan sukanya cewek kayak kita-kita yang manis dan lembut gini, hihihi..." Suara tawa cekikikan dan bisik-bisik dari segerombolan karyawan wanita, menusuk gendang telinga Tania yang diam-diam masuk ruangan kerja menguping mereka bicara.
BRAK!
Panas, sekaligus naik darah. Tania menggebrak meja kerjanya keras.
"PUAS!? Sudah puas kalian bergosip!? Jangan berani ngomong dibelakang doang! Mulut kok kayak tong sampah, bau busuk tau nggak!?" Semprot Tania memasang wajahnya yang galak, melotot pada semua karyawan wanita yang ada diruangan tersebut.
Suara Tania yang lantang dan keras, membuat semua karyawan wanita itu diam, mengkerut takut, tanpa berani menatap Tania. Mereka lantas bubar tanpa suara dari meja kerja tempat teman mereka bergosip ria, saking takutnya pada Tania yang terkenal super galak dan pemarah.
Tania adalah perempuan yang bekerja sebagai sekretaris di perusahaan besar tersebut. Wanita cantik yang mereka sebut perawan tua itu, masih berumur 27 tahun dan berkepribadian mandiri serta pekerja keras.
Walau dirinya sering dibilang galak dan pemarah, sebenarnya dia adalah perempuan yang baik hati dan tidak sombong. Prinsip hidupnya dari dulu adalah 'Time is money'. Tania lebih fokus bekerja daripada mikir pacaran.
HUFH...!
Tania meniup helai rambut yang menutupi matanya kuat-kuat. Kesal, ingin rasanya merobek semua mulut mereka yang suka menggosipkan dirinya dibelakang. Coba mereka yang jadi dirinya, mungkin mereka pasti mengerti, kenapa saat ini dia belum juga mau menikah.
Tania sadar kalau dia juga perempuan biasa yang butuh seorang pria dalam hidupnya. Menjadi mandiri untuk membiayai diri sendirinya selama ini, itu sangat melelahkan.
Dia juga butuh seorang pria yang mampu untuk menopang hidupnya, setidaknya, pria yang bisa bertanggung jawab memberinya nafkah, bukan pria modal tampang yang cuma bisa menggantungkan hidupnya pada Tania.
Bukan cuma pria mapan dalam segi ekonomi saja, Tania juga ingin pria yang paham agama dan berprilaku baik. Berasal dari keluarga baik-baik dan berwajah tampan seperti idaman banyak wanita.
Namun, apalah daya. Hingga umurnya menginjak 27 tahun, tak satupun pria yang bisa mencuri perhatiannya, walaupun diluar sana, banyak pria yang antri ingin menjadi kekasihnya.
Tania menghela nafas dalam. Gosip miring yang selalu menerpa dirinya, cukup melelahkan dan membuat suasana hatinya memburuk.
"Ekhm, Tania, yuhuuu..." Suara bass milik Chiko yang khas dan gampang diingat, menyadarkan Tania dari lamunan panjang.
"Hhh... Si kutu kupret!" umpat Tania dalam hati.
Ujung matanya melirik kesal pada seorang pria muda tampan berusia 24 tahun yang tampilannya kadang keren kadang slengekan dan punya kebiasaan seperti lintah, suka menempeli Tania setiap harinya. Tania mengerling sejenak, saat Chiko duduk di atas kursi di sebrang meja kerjanya dengan gayanya yang sok cool dan santai.
"Jangan ganggu aku, aku lagi stress, nggak mood." Sahut Tania ketus sembari mengibaskan tangan kirinya seakan mengusir Chiko agar segera berlalu pergi dari hadapannya.
Bukannya pergi, Chiko malah cengengesan, seraya menaruh lengannya diatas meja, menopang dagunya yang lancip. Sorot matanya yang teduh, memandang wajah cantik Tania sambil tersenyum manis, mengumbar pesona lesung pipinya yang menggoda.
"Kalau ku traktir makan, mood mu datang lagi nggak? Atau..., kita pergi shoping sekalian healing keliling kota," goda Chiko mengedipkan matanya genit disertai full senyuman yang bisa bikin kaum hawa jadi meleyot.
Pria yang sama, godaan yang sama, rayuan yang sama. Setiap hari, rekan kerjanya yang satu ini memang tak pernah lelah untuk menggodanya. Berulangkali Chiko mengajaknya makan bareng, shoping, healing atau segala tetek bengek dengan modus apa saja. Namun, Tania selalu menolak. Padahal, apa kurangnya Chiko? Dia sudah sesuai dengan kriteria pria idaman yang Tania cari.
Chiko adalah pria tampan yang sudah mapan. Bekerja sebagai kepala bagian personalia di perusahaan yang sama dengan Tania bekerja. Dia juga berasal dari keluarga yang cukup berada dan terkenal ramah serta baik hati.
"Kalau kamu mau pergi, ajak saja temanmu yang lain. Jangan ganggu aku, aku lagi pusing!" Kata Tania seraya memijit keningnya yang jadi cenat cenut berdenyut sakit.
"Mau ku pijitin nggak?" tanya Chiko lagi terdengar sok memberi perhatian.
Tania mendesah pelan. Kelakuan Chiko selalu saja menjengkelkan. Matanya mendelik dan memandang Chiko dengan sangar. Raut wajahnya yang cantik jelas terlihat marah.
"Aku serius, Chiko!" ujar Tania geram.
Entah kenapa, pria itu selalu membuat dia kesal dan naik darah. Tania kurang suka dengan tingkah laku dan perhatian yang diberikan Chiko padanya. Tania sadar, Chiko sudah lama menaruh hati padanya. Walau Chiko tak pernah mengungkapkannya secara langsung, tapi dari sikap dan tingkah lakunya, Tania bisa menilai Chiko memendam rasa padanya.
"Ya udah, aku nggak ganggu kamu lagi!" Ucap Chiko tiba-tiba ngambek memasang wajah kecewa.
Tania sejenak terpaku menatap perubahan wajah dan sikap Chiko yang biasanya kebal mendengar bentakan dan teriakan Tania. Ada kelukaan tersendiri yang ia sembunyikan dibalik sinar matanya yang berubah redup dan senyumannya yang terasa dipaksakan.
"Sudahlah, mungkin kamu bosan lihat aku terus, kalau kamu nggak mau ngobrol sama aku, aku pergi aja. Bye!" Sambung Chiko kemudian berdiri dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan Tania tanpa bicara lagi.
Chiko benar-benar ngambek. Tumben, Tania jadi kaget melihat perubahan Chiko yang jadi aneh. Hal itu membuat Tania jadi merasa bersalah.
"Hei! Ada apa denganmu? Chiko, Chiko!" teriak Tania jadi kelimpungan sendiri.
Tania jadi menyesali sikapnya yang selalu ketus dan emosional setiap kali bicara dengan Chiko. Tidak biasanya Chiko begitu. Setiap kali Tania marah dan uring-uringan, Chiko selalu datang menggodanya dan dengan sabar hati, Chiko selalu siap menjadi sasaran kemarahan dan kekesalan hatinya yang butuh pelampiasan.
Tania pikir, Chiko akan berbalik memberikan senyuman dan kembali menggodanya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi kali ini tidak, pria itu tetap berjalan keluar dari kantor, melewati meja kerjanya dan tak kembali lagi hingga jam kerja usai.
"Dasar bocah ingusan!" Gerutu Tania berulangkali memukul pelan keningnya yang makin berdenyut sakit.
Kepergian Chiko yang bolos jam kerja membuat beban pikirannya terasa berat. Hampir semua karyawan sudah pulang meninggalkan kantor. Cuma Tania yang masih duduk berdiam diri didalam kantor yang sepi sambil menunggu Chiko yang tidak juga muncul.
"Nggak mungkin dia nggak balik lagi. Tas sama laptopnya masih ketinggalan." Pikir Tania dengan mata tertuju kearah tas milik Chiko yang tergantung di kursi dekat meja kerja Chiko.
"Apa aku harus menelponnya?" pikir Tania lagi melirik handphone yang ada dalam genggaman tangannya.
Rasa bimbang menghanyutkan Tania dalam pemikiran panjang. Dia memainkan handphone ditangannya berniat ingin menelpon Chiko tapi tak kunjung dia lakukan.
DRET... DRET ...DRET...
Getar handphone ditangannya membuat Tania melonjak kaget. Hampir saja handphone ditangannya meluncur jatuh jika dia tak bereaksi cepat menggenggamnya dengan erat.
"Busyet, hampir saja jatuh!" Tania mengelus dadanya lega saat benda kesayangannya itu gagal menyentuh lantai.
Senyumnya merekah sempurna saat menyadari siapa yang menghubunginya lewat benda pipih itu. Mama, foto wanita yang paling dia sayangi sejagat raya itu terpampang memanggil di layar ponsel miliknya.
"Halo..., Mamaku yang cantik mempesona," sapa Tania dengan hati riang.
"Jangan merayu Mama terus Tania! Pokoknya, Mama dan Papa kagak mau tahu, tiga bulan lagi kamu harus pulang bersama calon menantu Mama, paham!" tegas sang Mama.
DHUAR...!
Suara Mamanya yang melengking keras terdengar menyengat di telinga Tania. Mimpi apa dia semalam, tiada angin tiada hujan, Mamanya yang lembut dan penuh kasih sayang mendadak menelponnya memberikan ultimatum yang mengerikan.
"Tiga bulan?" Mata Tania seketika melotot, membulat sempurna.
Tenggang waktu yang teramat singkat untuk mencari calon pendamping hidupnya, cukup membuat otaknya pusing tujuh keliling.
*****
POV TANIA
Mengejar karier, mencoba meraih impian dan cita-cita demi masa depan yang lebih baik adalah keinginan ku yang belum terwujud hingga saat ini. Aku ingin menjadi seorang anak yang berbakti pada orang tuaku.
Demi mewujudkan cita-cita, aku memilih hidup mandiri dan berjuang keras hingga mengabaikan kodratku sebagai perempuan yang butuh cinta dan perhatian dari seorang pria.
Ada kalanya aku merasa sedih dan kesepian. Merasa lelah dengan semua beban, namun, kehadiran mereka kadang kala jadi penyemangat hidupku. Hari ini, bebanku bertambah, aku harus menemukan pasangan yang tepat sesuai permintaan orang tuaku.
Gilanya lagi, aku diberi waktu tiga bulan, padahal aku belum punya pacar. Aku bingung, cari pacar itu lebih gampang daripada mencari calon suami. Aku harus cari kemana? Akh, pusing!
********
BERSAMBUNG
Apakah Tania bisa memenuhi permintaan Orangtuanya dalam waktu tiga bulan?
Yuk, lanjutkan bacanya sampai tuntas ya 🤗
Eits,,, jangan lupa! SUBSCRIBE dulu 😉
Tinggalkan jejak mu dengan LIKE dan KOMEN 👌
Mohon bantu Retensi karya author dengan rajin membaca tanpa lompat BAB 🙏
Silahkan beri Vote, gift dan ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka 🤗
Terimakasih atas dukungan kamu semua ❤️❤️❤️
Lope lope sekebon dah 😍😘❤️❤️❤️❤️❤️🌹🌹🌹🌹