NovelToon NovelToon
The Gold Mountain Of Rae

The Gold Mountain Of Rae

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:599
Nilai: 5
Nama Author: atika rizkiyana

Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri Mahiya Jatuh ke Jurang dan Kematian Masita

Awalnya, rencana mereka berjalan lancar. Farami dan timnya mengambil dan menambang emas-emas itu secara diam-diam tanpa mengganggu Putri Mahiya dan keluarga kecilnya. Namun jiwa serakahnya kembali muncul setelah lebih dari separuh hamparan emas yang ada di gunung itu habis diambil dan dikuasainya tanpa memberikan sedikitpun hasilnya pada Zahrun dan seorang lagi temannya. Insting kuat dari Davin menangkap gelagat mencurigakan dari kedua pengawalnya ini.

Davin berkata kepada kedua pengawalnya “Aku perhatikan dari gelagat kalian, belakangan ini kalian sering menghilang tanpa memberitahu aku. Dan gelagat yang aneh dari kalian ini terlihat jelas sejak kalian meminta pergi ke pasar saat itu. Katakan padaku, apa yang kalian sembunyikan?”.

“kami.. emm.. kami tidak.. tidak ada menyembunyikan apapun” jawab Zahrun sambil ketakutan.

“jangan berbohong, apa yang kau lakukan selama ini?!!!”

kemudian Zahrun dan temannya lari, mencoba melarikan diri dari Tuan Davin. Malam itu sungguh pekat, tak ada sedikitpun cahaya rembulan. Davin terus mengejar mereka masuk kedalam hutan kemudian langkah kedua pengawal itu tiba-tiba terhenti. Di depan mereka ada Farami dan sekelompok orang dengan wajah bringas.

 “Dimana Putri Mahiya??!” teriak Farami.

 Kedua pengawal yang berkhianat itu (Zahrun dan temannya) kebingungan dengan apa yang terjadi. Sungguh keadaan ini diluar rencana mereka berdua. Dan kedua pengawal yang berkhianat ini bingung harus membela siapa, Tuan Davin ataukah Kelompoknya dalam berkhianat yaitu Farami.

“Dasar pengkhianat?!! Akan kuhabisi nyawa kalian!!” ucap Davin.

Kemudian Davin mengeluarkan pedangnya, kedua pengkhianat itu lari dan Davin dikeroyok oleh puluhan orang yang bringas yang sengaja disewa Farami untuk menangkap Putri Mahiya dan keluarga kecilnya. Meski Davin memiliki keahlian bela diri dan pedang, namun ia tetap tidak bisa melawan terhadap puluhan orang yang menjadi lawannya. Mengetahui bahwa dirinya akan kalah, Davin berteriak dengan keras

 “ibuuu... Mahiyaaa.. Raaeeeee!! Pergilah kaliaaaannn !!”.

 Mendengar teriakan dari Davin, spontan Ibu Masita, Putri Mahiya dan Rae dengan membawa Hyena kesayangannya pergi berlari dari pondok itu untuk menyelamatkan diri.

Ketika mereka melarikan diri, ternyata ada beberapa orang dari kelompok Farami yang mengejar mereka bertiga.

Sambil berlari, Putri Mahiya mengingatkan Rae.

“Rae... Pergi...Cepatlah berlari.. lakukan apa yang ayahmu ajarkan saat keadaan ini terjadi”.

“Aku tidak bisa meninggalkan kalian, ibu!!” ucap Rae sambil berlari menggandeng tangan ibunya dan neneknya (Masita).

“Pergilah Rae, atau kita semua akan mati!!” ucap Putri Mahiya sambil menangis, lalu ia melepaskan tangannya dari genggaman Rae. “Pergilah!!! Jangan kecewakan aku dan ayahmu, lakukan apa yang ayahmu perintahkan!!” .. dan Putri Mahiya berhenti dari larinya, karena ia sudah kelelahan.

Keadaan semakin parah, pondok mereka telah dibakar dan gerombolan penjahat terus mengejar mereka.

Mendengar perintah ibunya, Rae kemudian berlari kencang meninggalkan ibu dan neneknya dan melakukan seperti apa yang di ajarkan oleh ayahnya yaitu, memanjat pohon besar dengan cepat dan bersembunyi di dahan dan rantingnya yang lebat.

Putri Mahiya dan Ibu Masita terus berusaha lari dengan tenaganya yang tersisa. Saat Ibu Masita menoleh ke belakang, Ia melihat ada seorang penjahat yang membidikkan anak panah ke arah mereka. Dengan sigap, ibu Masita melindungi Putri Mahiya sehingga dada kirinya tertancap anak panah. Mengetahui hal itu,

“ibuuu...!!. Teriak Putri. Ibu Masita terjatuh sambil berkata

 “selamatkan dirimu Putri Mahiyaku.. ini janjiku pada ibumu Ratu Khanina. Kau harus hidup dan selamat dan akan aku lakukan tanggung jawabku hingga aku mati, pergilah!!..”

Sambil menangis dan terduduk memeluk ibu Masita... Putri Mahiya berkata “engkau telah melakukan tugasmu dengan sangat baik ibu, maafkan aku!!” ia menggenggam erat tangan Ibu Masita.

Saat itu beberapa langkah dihadapannya telah berdiri beberapa orang penjahat yang sudah bersiap untuk menangkap dirinya. Lalu Putri Mahiya berdiri dan mundur beberapa langkah dan langkahnya terhenti ketika ia menoleh kebelakang ternyata ada jurang yang besar yang dipenuhi dengan semak pepohonan hutan gunung. Ia sangat ketakutan dengan keadaan itu dan ia mengambil keputusan untuk terjun ke jurang itu. Putri Mahiya jatuh dan terguling masuk ke dalam jurang. Kejadian itu juga dilihat langsung oleh Rae yang berada tak jauh dari lokasi itu bersembunyi di atas pohon bersama Hyiena peliharaannya. Rae sangat sedih dan menangis dengan kuat tanpa bersuara, jari-jari tangannya mencakar batang pohon dengan kuat.

Melihat Putri Mahiya yang terjun ke jurang di gunung itu, para penjahat berteriak

 “apa yang kau lakukan!!!”

malam sungguh pekat dan gelap itu membuat para penjahat tidak bisa melihat kemana jatuhnya Putri dan mereka tidak bisa melihat apa yang ada di bawah jurang yang besar dan dipenuhi dengan pepohonan semak yang sangat lebat itu.

“Dasar sial, kemana harus kita cari dia?, Tuan Farami pasti akan marah pada kita” ucap salah seorang penjahat.

Seorang temannya di gerombolan itu berkata “tenanglah, besok akan kita cari dia sampai dapat.

 Diman anak laki-lakinya??!!.. tanya seorang dari penjahat itu.

“Aku tidak tau kemana perginya, dia menghilang begitu saja”.

 “cari dia!” perintah salah satu dari penjahat itu.

Merekapun mencari Rae disekitar tempat itu, namun tidak menemuinya. Lalu mereka memastikan keadaan perempuan yang terkena anak panah tadi (ibu Masita), namun sayangnya ia sudah meninggal. Kemudian para penjahat itu  kembali ke tenda tempat mereka berkumpul semula dengan membawa kedua pengawal Putri Mahiya (Zahrun dan temannya) keduanya tidak mengalami luka sedikitpun sedangkan  Davin, dibagian punggung belakangnya terkena sayatan pedang dari kelompok penjahat itu.

Kedua pengawal Putri yang berkhianat menjadi tahanan kelompok penjahat yang diketuai oleh Farami, karena mereka berdua menjadi kunci yang mengetahui lokasi utama keberadaan emas di gunung itu. Sedangkan Davin menjadi tawanan dengan harapan Rae segera datang menyelamatkan ayahnya. Saat ini, selain Putri Mahiya, Rae pun menjadi incaran para penjahat karena dianggap memiliki kekuatan yang sama dengan ibunya seperti Putri Mahiya yang mewarisi keahlian itu dari ibunya Ratu Khanina.

Di tenda dan pondok seadanya tempat menginap para penjahat di hutan gunung itu mereka berkumpul dan membuat api unggun. Kemudian mereka membuat strategi yang baru untuk segera menemukan Putri Mahiya dan anaknya Rae.

“kita akan membagi tim ini menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mencari Putri Mahiya, satu kelompok mencari Rae dan yang satu lagi mengerjakan tugas utama kita yaitu mengumpulkan emas-emas yang ada di gunung ini. Kalian harus menangkap Rae dalam keadaan hidup karena kita akan membuat dia mengubah gunung menjadi emas”. Hahaa...haa.. ucap Farami sambil tertawa lepas. Ia sangat bahagia dengan semua hayalan yang ada di kepalanya. Farami kembali berkata “Aku akan menahan dia (Rae) di gunung ini seumur hidupnya hingga gunung ini menjadi emas dan akan aku beri nama gunung ini dengan sebutan Gunung Emas Rae. Haha..haha.. !!!” para penjahat yang ada bersamanya pun ikut tertawa. Kedua pengawal yang menjadi tahanan hanya tertunduk sedih dan malu, sedangkan Davin hanya diam sambil meneteskan air mata, dari mulut bergumam “Putri Mahiya.. Rae..”

Keesokan harinya, Matahari mulai bersinar. Tampak para penjahat bergegas mencari keberadaan Putri Mahiya dan Rae, namun hingga malam menjelang mereka tidak sedikitpun menemui tanda-tanda keberadaan Putri dan Rae.

Berkata Farami “aku memiliki rencana agar Rae segera ditemukan”,

“cepat katakan pada kami” ucap temannya.

“Kalian kesini, mendekatlah padaku, aku tidak ingin ada yg mengetahui rencana ini selain kalian” ucap Farami.

Kemudian teman-temannya mendekat dan Farami berkata “Rae adalah seorang laki-laki yang berusia remaja dan untuk memancing agar ia mau keluar dari persembunyian di hutan gunung ini, harus ada seorang perempuan yang seumuran dengannya yang akan kita jadikan jebakan buat dia segera keluar”..

 “Tapi.. bagaimana caranya ??!” tanya salah seorang teman Farami.

“Tenanglah, dengar.. apa kalian ingat dengan suku Ahradya disisi timur kerajaan Jatinra yang juga dekat dengan pasar tempat kita berjualan ?”

“yaa.. kami tau” jawab temannya.

“Suku itu dikenal memiliki keahlian dalam strategi perang, berkuda, memanah, dan menggunakan pedang dengan sangat baik. Kau dan kau (Farami menunjuk dua orang temannya) pergilah ke suku itu dan mintalah seorang wanita dari suku itu untuk kita jadikan utusan mencari Rae. Dengan keahlian yang dimilikinya, kita pasti akan bisa segera menemukan Rae. Kalian cukup membawa perempuan itu padaku, biar aku yang akan menjelaskan apa yang harus dilakukannya. Kau sudah paham maksudku ?”.

“yaa.. aku memahami maksudmu dan kami akan menjemputnya besok pagi”.

“bawa ini, (Farami melemparkan sekantung penuh bebatuan emas kehadapan temannya). Beri emas itu kepada ketua suku itu. Sedangkan kalian akan ku beri imbalan setelah pekerjaan kalian selesai”. Dengan wajah gembira, utusan Farami dengan semangat ingin segera menjemput seorang perempuan dari suku Ahradya besok pagi”.

 

1
Yuzuru03
Ada banyak emosi dalam cerita ini, aku suka sekali!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih Yuzu..
total 1 replies
Sterling
Mantap banget ceritanya!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!