Aku Bukan Mandul

Amina dan varo telah tiba lebih dulu di rumah sakit bakti Husada. Amina langsung menyapa pembantu rasa keluarga, yaitu Bi sumiati.

Non Nina, mbak Lea didalam non! Ucap pembantu itu kepada Amina. Amina masuk kedalam ruangan Alea.

Nina melihat betapa kurusnya adik kesayangan nya dan suaminya itu. Varo tertidur dikursi sopa di ruangan itu.

Dek apa yang terjadi padamu dek? ucap Nina kepada Lea, yang masih tertidur. Apa mereka tidak berbaik hati padamu sayang? Nina menangis melihat keadaan adik ipar nya itu.

Jika mereka menyakiti kamu Lea, akan aku pastikan mereka menerima balasan setiap air matamu dek, itu janjiku padamu.

Nina dan Alea memang sangat dekat. Amina adalah sahabat Alea saat kecil

Mereka dibesarkan di satu lingkungan. Alea Kecil memang anak orang sederhana, namun Amina anak orang kaya, tapi tidak membuat hubungan keluarga antar keduanya berbeda.

Alea sadar, Alea melihat Amina di dekatnya dan memegang tangannya.

Lea apa yang sakit dek? tanya Nina.

Alea tersenyum sekaan tidak apa-apa. Lea tidak apa-apa kak, Lea sehat kok. Lea ada dimana kak? dan kenapa Lea di infus kak? Lea bertanya kepada Nina.

Lea siapa yang melakukan itu sama kamu Lea. Dimana Indra Lea? kenapa dia tidak bersama mu? orang tua Indra dimana Lea, bukankah mereka sangat menyayangi kamu.

Ucapan Nina membuat Alea menangis histeris, dan sangat pilu.

Nina merasa ada yang salah dengan adik iparnya itu. Lea lihat Kaka, teriak Nina. Apa mereka menyakiti kamu? jangan pernah berbohong Lea, kamu tidak pernah punya bakat berbohong Lea! Ucap Nina marah.

Amarah Nina terlihat jelas diwajah cantiknya.

Alea menangis tersedu-sedu. Kak Alea sudah bercerai kak! ucapan alea membuat Amina terkejut.

Tadi malam Indra menceraikan Alea kak!, hanya karena Lea tidak bisa hamil kak. Isakan Alea menggema diruangan itu, sampai terdengar ke luar ruangan.

Saat itu, dokter mahendra lewat dan ingin memeriksa Alea.

Dokter Mahendra mendengar segalanya, tak berapa lama, Farhan tiba. Ia pun mendengar semua yang di ucapkan adiknya kepada istrinya.

Farhan masuk dan memeluk adik kecilnya itu.

Sayang, kamu tidak apa-apa dek. Dek ingat kamu masih punya kakak dek, kak Nina dan Anisa.

papa dan mama, kami semua menyayangi kamu Lea.

Biarkan saja lelaki tak berotak itu, kita akan membalas semua sakitmu Lea.

Tangan Farhan mengepal sempurna. Nina takut, jika Farhan melakukan hal bodoh yang membuat dirinya sendiri terluka.

sayang, jangan melakukan hal bodoh. Kita harus menjaga Lea saja untuk saat ini.

Farhan meredam amarah dihatinya.

Kurang ajar, berani sekali mereka bermain-main dengan keluarga Wijaya Kusuma. Farhan tidak pernah mengucapkan nama sang kakek.

Dokter mahendra mendengar nama kakek angkat nya disebut masuk ke ruangan itu.

Maaf saya mau memeriksa Alea, ucap Dokter tampan itu, dan Mahen memeriksa Lea.Suhu tubuh Lea sudah stabil. Lea jangan lelah dan setres, Berpikiran baik aja dulu.

Oia tadi saya mendengar kalian membahas keluarga Kusuma Wijaya, apa kalian mengenal kakek Wijaya? tanya Mahendra.

Iya kami sangat mengenal beliau, karena kami cucu kandung beliau, anak dari putri kedua kakek Wijaya, mama Rahel Wijaya, Ucap Farhan namun tiba-tiba saja, Mahendra langsung memeluk Farhan.

Kenalkan saya Mahendra Wijaya, Cucu angkat kelurga wijaya, lanjut Mahendra.

Saya dokter sekaligus Cucu angkat beliau, saya di adopsi nya saat saya berusia 10 tahun hingga sekarang, lanjut Mahendra.

Farhan menyambut pelukan itu. Salam kenal kak jawab Farhan.

Farhan, tenang lah aku akan membantu mu memulihkan kesehatan serta mental Alea. Toh Alea juga adikku bukan.

Farhan tersenyum dan mengangguk.

Kapan mama Rahel dan papa Rehan kembali, tanya mahen.

Hari ini mungkin malam akan tiba, baiklah aku akan mengurus semuanya.

Mahendra pamit undur diri.