Bunga Adelwis memiliki IQ di bawah rata rata , bandel , suka bolos , tentunya sering mendapat hukuman dari guru , terutama guru tampan dan galak pujaan hati siswi seantero sekolah .
Karna surat wasiat dari mendiang kakek Bunga . Ia pun harus menikah dengan seorang pria , yang ternyata guru paling galak disekolahnya ,cucu dari sepupu kakek Bunga . Dan bisa di bilang , Guru galak calon suaminya itu adalah sepupu jauhnya .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik ! , apa lagi dengan Guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang !, Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakekmu !"
"Kenapa harus sekarang Ma !, apa gak bisa setidaknya Bunga lulus SMA dulu !" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibunya Bunga .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06
Mendengar semua penjelasan dari kedua orang tuanya , Bunga hanya bisa menangis di pelukan Mama Indah .
"Rumah ini adalah rumahmu nak !, ini adalah rumah kakek dan nenekmu . Papa lah yang menompang hidup disini . Sekarang usiamu sudah 17 Tahun . Papa akan mengembalikannya kepadamu.."
"Papa..!" Bunga melepas pelukannya dari Mama Indah , berlari ke arah Pak Fariq dan langsung menghamburkan tubuhnya memeluk pria paruh baya yang sudah membesarkannya itu dengan kasih sayang .
"Bukankah Bunga putri Papa ?. Kenapa Papa bilang ini rumah Bunga ?. Ini rumah kita Pa ! , ini rumah Papa sama Mama , akan selamanya seperti itu Pa !" ucap Bunga dalam pelukan Pak Fariq .
"Trimakasih sayang !, sudah menerima Papa !" ucap Pak Fariq , mendekap Bunga dalam pelukannya . Bunga menggelengkan kepalanya .
"Justru Bungalah yang harus berterima kasih Pa !. kalian sudah merawat dan menyanyangi Bunga sampai sebesar ini !" balas Bunga .
"Tentu kami menyayangi putri kami " sahut Mama indah , ikut bergabung di sofa yang sama dengan Pak Fariq dan Bunga . Di usapnya punggung Bunga dari belakang .
Bunga berpindah lagi memeluk Mama Indah ." Bunga juga menyayangi Mama !" ucapnya .
Arya si guru tampan dan neneknya , hanya diam saja menyaksikan pertunjukan yang dramatis dari tadi . Tentu cucu dan nenek itu sudah tau semua tentang siapa Bunga .
"Nak Fariq ! bagaimana kalau pernikahan mereka kita segerakan ?. Kalian tau kondisiku yang sakit sakitan . Usiaku sudah sangat tua , saya takut ajal tiba tiba menjemputku . Saya ingin melihat cucu saya menikah " ujar Nenek Marni .
Bunga yang mendengar penuturan Nenek Marni langsung diam , menghapus air matanya , mengarahkan tatapannya ke arah Nenek Marni .
"Bagaimana kalau minggu depan mereka kita nikahkan ?" lanjut Nenek Marni lagi .
"Bagaimana baiknya saja Bu !" jawab Pak Fariq . Ia juga tidak bisa menolak surat wasiat dari orang yang sudah sangat berjasa kepadanya .
" Papa ! Bunga gak mau menikah Pa !" Ujar Bunga .
"Perjodohan kalian mendiang kakekmu yang buat nak ! . Papa gak bisa berbuat apa apa !" balas Pak Fariq . Sebenarnya ia juga tidak tega jika harus menikahkan putri kedua mereka di usia yang masih sangat muda . Tapi untuk menolak permintaan Nenek Marni yang sudah sangat tua dan sering sakit sakitan , Pak Fariq tidak tega .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik . Apa lagi dengan guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang ! . Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakemu !"
"Kenapa harus sekarang Ma ?, apa gak bisa , setidaknya lulus SMA dulu ?" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibu Bunga .
"Tapi Ma..!"
"Nenek !"
Ucapan Bunga terhenti , mendengar Arya memanggil Neneknya , karna melihat wajah Neneknya pucat , tangannya menekan dadanya . Dengan sigap Arya mendekati Neneknya dan langsung menggendongnya keluar dari rumah kediaman Bunga . Yang langsung di ikuti Pak Fariq , Mama Indah dan Bunga .
"Biar tante yang menemani Nenek Marni di belakang " tawar Mama Indah , langsung masuk ke dalam mobil , memegangi Nenek Marni yang hampir tidak sadarkan diri .
"Trimakasih tante !" ucap Arya , bergegas berlari ke arah bagian depan mobil . dan langsung membuka pintu , masuk dan duduk di kursi pengemudi .
Bunga pun ikut masuk dan duduk di bagian kusrsi penumpang belakang bersama Mama Indah dan Nenek Marni . begitu juga dengan pak Fariq , ia duduk di kursi penumpang di samping kemudi . Mereka ikut mengantar Nenek Marni ke rumah sakit .
Di Dalam mobil , perlahan Nenek Marni menggerakkan sebelah tangannya , menyentuh tangan Bunga .
"Mau ya..menikah.." Nenek marni menarik napasnya yang terasa sesak , kemudian melanjutkan bicaranya yang terbata ."Dengan..cucu.. Nenek" ucapnya .
Mendengarnya , Bunga hanya diam dan menajamkan pandangannya ke wajah Nenek Marni yang pucat .
Menikah ! , yang di pikiran dan yang di impikan Bunga selama ini , ia akan menikah dengan Aldo sahabat sekaligus kekasihnya , itu pun masih lama . Tidak pernah terpikirkan Bunga , menikah dengan laki laki mana pun . Apa lagi dengan Arya , guru tampan dan galak yang paling tidak di sukai Bunga .
Bunga sadar , Arya sangatlah tampan . Meski begitu , Bunga tidak pernah naksir melihatnya . Hatinya selama ini sudah terpaut dengan Aldo .
"Mau ya !"
Suara lemah yang membujuknya itu , membuyarkan lamunan Bunga . Bunga masih diam tidak menjawab , di pikirannya saat ini adalah Aldo . Bagaimana prasaan Aldo kekasihnya nanti , jika ia menerima menikah dengan pria lain . Dan Bunga , bagaimana dengan perasaan cintanya kepada Aldo . Bunga tidak mau menikah dengan laki laki mana pun selain Aldo Hanya Aldo cintanya Bunga.
Tanpa Bunga sadari , air mata Bunga mengalir dengan deras . Membayangkan cintanya dan Aldo akan kandas jika ia menerima menikah dengan Arya , Bunga tidak sanggup rasanya .
"Nenek Mohon !"
Bunga masih diam membeku , dengan wajah yang basah dengan air mata .
"Sayang !" panggik Mama Indah , menganggukkan kepalanya ke arah Bunga , supaya Bunga menuruti keinginan Nenek Marni , karna perjodohan itu juga , Kekeknyalah yang membuatnya .
Bunga mengarahkan pandangannya ke arah Mama Indah . Bunga menggelengkan kepalanya . Mengisyaratkan kalau ia menolak surat wasiat perjodohan itu .
"Pikirkanlah mendiang kakekmu !, ia pasti sangat sedih jika kamu menolaknya . Kamu adalah cucu satu satunya . kakemu melakukan perjodohan ini , mungkin ia ingin hubungan kekeluargaan terus terjalin dengan keluarga Nenek Marni . Dengan menikahkan kalian " jelas Mama Indah , membatu membujuk Bunga , agar menerima perjodohan yang di buat kakeknya .
"Tapi Ma..!"
"Mau.. ya.. sayang.. ! , biar.. Nenek..bisa..pergi dengan.. tenang.. . Mau.. ya.." ucap Nenek Marni , lambat dan terbata .
Dengan berat hati karna tidak tega melihat kondisi Nenek Marni yang sekarat . Bunga mengesampingkan urusan cintanya dengan Aldo . Dan Bunga pun akhirnya menganggukkan kepalanya .
Membuat Nenek Marni mengulas senyum di bibirnya . Dan.. pegangan tangannya pun terlepas dari tangan Bunga .
"Nenek !" panggil Bunga .
Nenek marni masih nampak mengulas senyumnya .
Bunga duduk termenung di kursi tunggu di depan ruang UGD . Disana juga ada Mama Indah , pak Fariq dan tentunya Arya . Mereka sama sama terdiam dengan pikiran masing masing . Menunggu Dokter selesai menangani Nenek Marni yang mendadak penyakit jantungnya kumat .
Menikah !, kata itu terus terngiang di telinga Bunga . Ia belum mau menikah , ia belum siap menikah . Apa lagi dengan laki laki yang tidak dicintainya . Apa yang harus ia katakan kepada Aldo tentang pernikahannya dengan guru galak mereka . Bagaimana ia cara menjelaskannya , Aldo pasti kecewa . Dan bagaimana hubungan mereka ke depan . Sudah di pastikan mereka tidak bisa dekat lagi .
Terus ! tentang perasaan mereka , apa mereka sanggup jika harus berpisah ? . Mereka sudah terbiasa bersama dari kecil .
Arya , ia tidak begitu memusingkan perjodohannya dengan Bunga . Perasaannya tidaklah penting , ia hanya memikirkan Nenek kesayangannya . Nenek yang merawatnya semenjak kedua orang tuanya tiada . Ia akan selalu menuruti apa kata Neneknya , yang penting baginya Neneknya sehat dan bahagia , Ia juga akan bahagia . Senyum Neneknya adalah senyumnya .