NovelToon NovelToon
Suami Dadakan

Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Contest / Duda / Tamat
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IPAK MUNTHE

Lanjutan dari Dokter Cantik Milik Ceo

Namanya Sahara Putri Baskara, ia adalah seorang dokter muda, memiliki paras cantik dan pesona yang begitu luar biasa. Namun sayang ia terpaksa harus menikah dengan mantan suami wanita yang sangat ia benci, demi membebaskan dirinya dari jerat hukum yang akan ia jalani.

"Kalau kau masih mau hidup bebas dan memakai jas putih mu itu maka kau harus menikah dengan ku!" ucap Brian dengan tegas pada wanita yang sudah menabrak dirinya.

"Tapi kita tidak saling mengenal tuan," kata Sasa berusaha bernegosiasi.

"Kalau begitu mari kita berkenalan," jawab Brian dengan santai.

Lalu bagaimanakah nasip pernikahan keduanya, Sasa setuju menikah dengan Brian karena takut di penjara. Sementara Brian menikahi Sasa hanya untuk menyelamatkan pernikahan mantan istrinya, karena Sasa menyukai suami dari mantan istrinya itu.

Hanya demi menebus kesalahannya, Brian mengambil resiko menikahi Sasa, wanita licik dan angkuh bahkan keduanya tak pernah saling mengenal.


---
21+

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IPAK MUNTHE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

"Kenapa kembali kemari?" tanya Baskara.

Sasa terdiam mendengar pertanyaan Baskara, baru saja ia menginjakkan kaki di lantai depan rumah orang tuanya namun sudah di sambut dengan Baskara yang terlihat marah padanya.

"Terus Sasa harus pulang kemana Pa?" tanya Sasa dengan mata yang berkaca-kaca, dalam sekejap semua berubah begitu saja. Terutama Baskara yang kini terlihat semakin tegas pada sang anak.

"Pergi ke rumah suami mu!" tutur Baskara dengan tegas dan wajah benci yang terus ia tunjukan.

"Pa," Sasa benar-benar tak bisa lagi menahan air matanya, di keluarganya sendiri ia sudah di anggap orang asing sementara di keluarga suaminya ia tak memiliki hak apa-apa. Sakit bukan? Ya....semuanya terasa sangat sakit, menyesal dan menyesal hanya kata itu yang bisa mewakili perasaan Sasa saat ini.

"Jangan pernah kembali sebelum kau berubah menjadi manusia yang lebih baik, kau harus menanggung semua akibat yang kau perbuat," kata Baskara lagi, kali ini ia ingin anaknya benar-benar berubah menjadi orang yang menghargai orang lain dan tak berbuat semaunya.

"Tapi Pa, Sasa nggak tau harus kemana? Sasa nggak kenal sama mereka semua....hiks....hiks...." Sasa menangis mengharap di kasihani oleh Baskara, namun tetap saja hati pria tua itu sudah cukup kuat untuk menahan perasaan yang ia rasakan. Ia pun ingin menangis lalu memeluk putrinya, mengatakan bahwa ia sangat menyayangi Sasa. Namun semua ia tahan demi bisa melihat sang putri menjadi wanita baik dan bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

"Ini koper mu......" Baskara memberikan koper Sasa yang sudah ia siapkan, tadinya ia ingin mengirimkan semua itu kerumah Brian namun karena ada Sasa tiba-tiba datang. Akhirnya ia memberikannya pada Sasa.

"Pa, hiks.....hiks...." Sasa hanya bisa menghiba pada Baskara, berharap Baskara mau menampungnya walau hanya satu malam saja. Namun sayang semua itu seperti tak ada.

"Pergi, jangan kembali sebelum kau berubah menjadi lebih baik!" tandas Baskara menarik Sasa keluar dan menutup pintu tak lupa menguncinya.

"Papa.......hiks....hiks....." teriak Sasa mengharap kembali di bukakan pintu, dan Baskara berubah pikiran.

"Pa, buka pintunya. Maafin Sasa Pa....hiks....hiks....hiks," Sasa menggedor pintu berteriak, menangis namun tak juga Baskara membukakan pintu untuknya.

Sementara Baskara menangis di dalam sana, semua air mata yang ia tahan sedari tadi meluncur begitu saja. Sasa adalah putri satu-satunya, sekaligus putri kesayangannya dan kini harus terpisah darinya, semua ia lakukan karena ingin menghukum sang anak. Tapi ternyata semua ini bukan sekedar hukuman untuk sang anak tapi juga hukuman untuk dirinya sendiri karena tak sanggup berpisah juga.

Cukup lama Sasa menunggu untuk di bukakan pintu kembali hingga akhirnya ia memutuskan pergi dengan menarik koper besar miliknya, Sementara Baskara mengintip dari jendela melihat wajah anaknya yang masih saja menangis. Ada perasaan tak tega yang ia rasakan, namun bila Baskara tak tegas ia takut putrinya akan mengulangi kesalahan yang sama yang akan merugikan dirinya sendiri. Baskara tak mau bila putri tercintanya di cap sebagai wanita jahat, atau pun wanita yang di benci semua orang seperti sang istri.

Sasa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, tangisan masih setia menemaninya. Kini ia menuju apartement miliknya, tak ada tempat lain selain ke sana sebab Brian pun yang sudah keluar dari rumah sakit pulang begitu saja bahkan tanpa pamit padanya, apa lagi mengajaknya pergi tinggal bersama.

Sesaat setelah Sasa sampai di apartemen ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, masalah pernikahan yang tak jelas itu tak mau ia pikirkan sedikit pun. Sebab Brian pun seperti tak memikirkannya sejenak Sasa berpikir mungkin saja pernikahan itu hanya formalitas saja. Namun hati Sasa kembali sakit mengingat wajah sang Papa yang terlihat masih sangat marah padanya, sehari tak melihat wajah sang Papa sangat membuat rindu terasa membuncah. Satu lagi ia tak bisa berpisah jauh dari Zakira, sang Mama wanita yang ia sayangi.

Selesai ia membersihkan diri lagi ia berganti pakaian, tubuh lelahnya terasa lebih segar setelah membersihkan diri. Namun tak lama kemudian ia mendengar bunyi bell.

TING TONG.

Sasa tersenyum iya yakin itu adalah sang Papa yang menjemputnya, dengan gerakan cepat ia berlari membuka pintu.

"Papa..." teriak Sasa bahkan hampir saja ia memeluk seorang pria yang bertubuh tinggi di hadapannya, namun dengan terpaksa semua niatnya ia urungkan karena ternyata Brian lah yang berada di sana.

Seribu tanya muncul di otak Sasa tentang dari mana Brian tau apartement miliknya itu, karena ia ingat betul tak ada yang tahu apartement miliknya itu selain kedua orang tua dan sahabatnya Daniel. Brian masuk tanpa di persilahkan bahkan tanpa bicara sedikit pun, ia mengedarkan pandangannya melihat ruangan tersebut.

"Apa yang tuan lakukan di di rumah saya?" tanya Sasa mencoba memberanikan diri.

"Saya bebas melakukan apa saja, kalau saya mau saya juga bisa melakukan yang saya mau terhadap mu!" tutur Brian dengan tegas menatap datar Sasa.

Sementara Sasa tersentak mendengar jawaban Brian.

"Tuan Brian, bisakah anda jelaskan kenapa anda memaksa saya menikah dengan anda?" tanya Sasa lagi.

"Saya tidak memaksa mu dan tidak pernah memaksa mu. Saya memberikan dua pilihan, pertama menikah dengan saya dan kedua masuk penjara. Itu saja, kau bebas memilih yang mana kau suka!" tandas Brian.

"Baiklah kalau begitu, apa tujuan anda menikahi saya, kita tak pernah saling mengenal sama sekali bukan?" Sasa tak pernah menyerah untuk bertanya perihal alasan Brian.

"Aku tidak mengijinkan mu untuk bertanya, dan kalau kau mau perceraian pun akan ku berikan. Tapi kau......" belum sempat Brian menyesalkan perkataannya Sasa sudah terlebih dahulu memotongnnya.

"Ya tuan Brian, sudah jangan sebut itu lagi. Aku tidak mau masuk penjara," tutur Sasa dengan ketakutan.

"Bagus, kalau begitu kau ikut dengan ku!" ucap Brian tanpa bisa di bantah.

Sasa diam ia menarik koper miliknya yang belum sempat ia keluarkan isinya, dan juga tas tangan kecil berwarna merah kesayangannya.

"Tuan Brian bisakah kau menolong ku, untuk membawa koper ku ini?" tanya Sasa penuh harap.

"Kau tidak lihat tangan ku sakit, dan itu semua karena ulah mu!" papar Brian menatap penuh kebencian.

"Ya sudah, maaf tuan Brian. Aku akan bawa sendiri saja," Sasa mengerucutkan bibirnya kesal dengan suami yang tak bisa merasakan bertapa susahnya ia menyeret koper besar miliknya itu.

"Hey," Brian berbaik karena Sasa masih menyeret kopernya dan sangat jauh di sana, sementara ia sudah akan memasuki lift, "Cepat sedikit, aku tunggu saja di lobi kau lambat," papar Brian meninggalkan Sasa yang masih dalam kesusahan menyeret kopernya.

"Ya.....Allah semoga nasip ku tak seburuk nasip mantan istrinya dulu," guman Sasa.

1
cetom😘😘
profesi torr
nissa
dasar nenek2 hehe
nissa
bagus banget nama nya
nissa
woi belum mandi itu si lila nya
nissa
duh bahagia nya yang sudah belah duren
nissa
hehe, si rendi jadi ke pingin juga tu
nissa
haha, salah lho sendiri mo nyerein lila
nissa
kok ciut nyali si rendi hehe
nissa
hehe ada yang lagi merayu
nissa
la kan lila sendiri yang pingin cerai
nissa
sabar ren jangan emosi, awas naik ke ubun2 lho
nissa
haha, dasar si banci bikin si brian takut aja hehe
nissa
ya ela
nissa
rasain lho kena kerjain brian hehe
nissa
rendi sama aja dengan brian maksa hehe
nissa
bar bar bener si lila hehe
nissa
bener tuh
nissa
waduh, kok gak ada yang nolongin sasa ya
nissa
enak bener jadi istri nya boss, minta ini itu di beliin baik banget deh si brian
nissa
ehem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!