Ada beberpa bab yang di revisi mohon maaaf kalu ada yg tidak nyambung sperti bab 9 dan 12 sebenar nya di hapus tadi tidak bisa.Kehidupan masalalu widya yang masih membelenggunya,
bayang_ bayang masalalu orang yang selalu mengikuti nya.dapatkah widia menaklukan waktu dan menemukan jawaban nya???
karya ku yang pertama...
mohon maaf jika masih berantakan🙏🙏🙏
cerita ini hanya lah fiktif belaka😁😁😁
mohon diambil sisi baik nya saja😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan Setya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahasa kalbu
Alunan musik di mainkan oleh peersonil Band tersebut, dan Sang Vokalis mulai bernyanyi dengan penuh penghayatan.
Hoo, hoo
Hoo, hoo
Kau satu terkasih
Kulihat di sinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu
Hoo
Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu
Bertahta di benakku
Dan aku 'kan mengiringi
Bersama
Di setiap langkahmu
Percayalah
Hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu, kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih, yakinlah
Hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri
Indah sanubarimu, kasih
Percayalah
Hoo, hoo-oo
Ho-oo-oo-oo
Hoo-oo
Hoo-oo
Mm-mm
Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu
Bertahta di benakku
Dan aku 'kan mengiringi
Bersama…
Seketika wajah Widia memerah dan melengos tepat ke arah Anto dan Ardi.
Ardi sengaja menggoda widia dengan mengedipkan sebelah matanya, sambil menikmati alunan musik tersebut.
Eji memegang tangan widia yang kebetulan sedang berada diatas meja.
"Wid..tatap Mata Aku.. Rasakan Kejujuran disetiap Sorot nya'' ucap Fahrezi penuh keyakinan.
Widia hanya diam sejenak dan teringat dengan kata kata Rifa tapi Widia tidak mau membohongi hatinya.
"Sebenarnya...'' Widia menggantung ucapan nya. Ia bingung harus berkata apa untuk menjelaskan yang sejujur nya pada Fahrezi.
Eji segera mengkat wajah Widia dan menatap mata nya lagi.
"Wid...Gue nggak peduli. Gue sayang sama Elu.. Gue mau kita sama sama nyari jalan Wid..ternyata selama ini Gue cinta sama Lu??" pinta eji penuh harap.
Dan tiba _tiba datang lah perempuan Parubaya dan gadis cantik yang Widia kenal.
"Hebat kamu?? sudah bisa menggoda anak saya" ucap perempuan Paruhbaya yang tak lain adalah mamanya Eji dengan santai.
"Mama! jangan seperti ini,malu ma diliat orang!" tegur Eji.
"Tenang Eji... Mama kan ga teriak teriak" senyum sinis nya mengembang.
"Tidak usah berjabat tangan ,langsung saja perkenalkan saja saya Aida Kesuma ibu dari Fahrezi Kesuma kamu butuh uang berapa untuk meninggal kan anak saya." menatap ke arah Widia dengan sinis
Widia bagai dihantam badai disiang bolong dan mencoba untuk tidak menangis.
"A..a..paa.. maksuud tan..te" jawab Widia dengan gugup.
"Kamu butuh uang berapa ?? agar kamu tidak mendekati anak saya. siapa pun nama kamu ,perlu kamu ingat..bahwa saya tidak akan membiarkan anak saya dekat dengan orang yang tidak jelas status sosialny!!'' sambil menunjuk Widia.
Betapa sakit dan hancur Widia mendengar perkataan dari mulut tante Aida. Rifa tersenyum penuh kemenangan
Widia berdiri dan menjawab ucapan Aida
"Saya memang orang miskin Tante..tapi saya tidak pernah diajarkan orangtua saya untuk tidak sopan kepada orang yg lebih tua dari saya,terimakasih Tante atas kemurahan hatinya.Simpan baik baik uang tante, saya tidak pernah sedikitpun berfikir untuk mendekati Eji ataupun menjadi bagian dari kehidupan Eji". Bantah Widia
"Its okey,saya harap kamu bisa nepatin janji kamu,baguslah kalau kamu sadar diri".
''Mamah!'' sela Eji mencoba menghentika an Agar Mama nya diam.
" Ingat baik baik Anak manis.. Kamu tidak sepadan dengan status di keluarga Eji. jadi Saya harap kamu sangat sangat paham dengan perkataan yang telah saya Ucapkan''. Ucap Mama lagi.
Ucapan mama memang lembut namun cukup merobek hari Widia. Dan kini pertahanan nya Runtuh Ia memilih untuk meninggal kan Cafe tersebut.