NovelToon NovelToon
Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Duda / Berondong
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Naren kehilangan pekerjaannya dan terpaksa kerja serabutan demi menghidupi istri serta tiga anaknya.

Namun pengorbanannya tidak cukup untuk menahan hati Nadira, sang istri, yang lelah hidup dalam kekurangan dan akhirnya mencari kenyamanan di pelukan pria lain.

Di tengah getirnya hidup, Naren berjuang menahan amarah dan mempertahankan keluarganya yang perlahan hancur.

Mampukah Naren tetap mempertahankan keluarga kecilnya di tengah peliknya kehidupan? Menurunkan Ego dan memaafkan istrinya demi sang buah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mau jadi pacarku?

Terlalu fokus memenuhi kebutuhan keluarga, Naren jadi tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Pagi hari, dia membantu anak-anaknya bersiap ke sekolah, memasak untuk mereka. Menjelang siang menjemput Naresa dan Darian. Setelahnya ia habiskan di luar rumah dan sering kali pulang tengah malam.

Rumah yang dulunya hangat kini terasa hampa. Hanya pertengkaran dan pertengkaran terus terjadi. Andai bukan karena anak-anaknya, mungkin Naren tidak akan pulang.

Ia merasa istrinya berubah total, tidak ada lagi cinta. Omelan selalu ia dapatkan padahal dirinya juga butuh tempat bersandar. Butuh berkeluh kesah setelah menjalani hari yang melelahkan.

Seperti hari ini, Naren pulang menjelang shalat subuh. Dia tidur sebentar dan terbangun di pagi harinya mengurus anak-anak. Nadira sama sekali tidak peduli padanya.

"Nadira?"

"Apa sih Mas?"

"Bisa buatkan sarapan untuk mas dan anak-anak?"

"Aku capek mas, sebentar juga berangkat kerja. Lagian nggak usah manja, mas nggak kerja," sahut Nadira dengan nada menggerutu.

"Ini mas siap-siap mau berangkat, Sayang."

"Serius Mas? Mas kerja dimana sekarang?"

"Alhamdulillah mas di terima jadi satpam di kantor ...."

"Nggak usah berangkat kerja!" potong Nadira. "Aku nggak mau mas kerja sebagai satpam. Mas mau buat aku malu hah?"

"Mas nggak bermaksud untuk mempermalukan kamu. Tapi ini satu-satunya kerjaan yang mas dapatkan."

"Nggak usah kerja aku bilang! Kalau mas tetap ambil pekerjaan itu, kita pisah!"

"Nadira?" Naren kecewa dengan respon yang diberikan oleh istrinya. Ia seolah tidak dihargai lagi oleh wanita yang dia cintai.

Saat tidak memiliki pekerjaan, ia disindir habis-habisan. Kini mendapatkan pekerjaan dia disangka mempermalukan.

"Sebenarnya apa maumu Nadira? Mas berusaha keras bantin tulang untuk membahagiakan kalian, tapi nggak sedikitpun kamu mengapresiasi usaha mas."

"Sekarang mas mulai hitung-hitungan? Aku bilang jangan berangkat kerja. Nggak ada yang jaga anak-anak di rumah, aku bukan pembantu!"

Nadira yang masih berada di atas ranjang, segera masuk ke kamar mandi. Menyisakan Naren dengan pikirannya yang kacau pagi-pagi seperti ini.

Pria itu mengacak-acak rambutnya. Lama-lama ia bisa gila jika terus begini.

"Apa mungkin berpisah sudah menjadi jalan satu-satunya? Tapi bagaimana dengan anak-anakku?" batin Naren.

Naren duduk di sofa, memperhatikan Nadira yang bersiap-siap katanya akan kerja. Pria itu tidak menegur lagi, sampai istrinya benar-benar pergi.

Meski berat hati Naren pun tidak berangkat hari ini dan merelakan pekerjaanya. Ia takut meninggalkan anak-anaknya di rumah tanpa pengawasan. Menghubungi ibunya pun tidak memungkinkan, yang ada citra Nadira akan semakin buruk.

"Kalian malu punya ayah seperti ayah?" tanya Naren yang mengantar anak-anaknya ke sekolah. Tentu kali ini ia membawa Seren ikut serta.

"Kenapa Naresa harus malu ayah? Malah Naresa bangga punya ayah, seperti ayah."

"Iya Dalian juga bangga punya ayah. Ayah selalu ada untuk Dalian, teman-teman Dalian sampai iri kalena ayah selalu ada di setiap kegiatan Dalian."

"Terimakasih anak-anak. Ayah bertahan demi kalian." Naren tersenyum. Rasa putus asa yang sempat menghampirinya, menghilang mendengar ocehan putra-putranya yang pintar.

Dia tidak boleh menyerah, anak-anak sangat membutuhkan dirinya.

"Belajarnya yang benar, nanti ayah jemput."

"Iya ayah." Darian dan Naresa mengangguk serempak. Melambaikan tangan untuk mengantar kepergian ayahnya.

Kini yang tersisa di dalam mobil hanya Naren dan Seren saja. Pria itu memutuskan untuk mengaktifkan aplikasi, semoga saja penumpang tidak keberatan dengan adanya anak balita di dalam mobil.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya Agensi Rafka. Nadira baru saja tiba padahal tidak ada pemotretan hari ini untuknya.

Langsung saja datang ke ruanganku. Kebetulan aku butuh teman mengobrol

Nadira tersenyum mendapatkan pesan dari Rafka, tanpa membuang waktu ia langsung ke ruangan teman lamanya itu, duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Rafka.

"Aku tebak pasti seseorang membuatmu kesal?"

"Kamu benar," jawab Nadira.

"Aku tahu cara menghilangkannya," gumam Rafka. Pria itu mengotak-atik ponselnya, kemudian beralih menatap Nadira lagi.

"Suami kamu ya?"

"Siapa lagi coba? Aku kesal banget sama mas Naren. Masa dia mau jadi satpam, muka aku mau ditaruh dimana coba? Seorang Nadira yang dulunya sangat populer di sekolah mau pun di kampus punya suami satpam?" gerutunya.

"Rafka!" panggil Nadira dengan nada manja ketika melihat pria itu tertawa sambil menatapnya.

"Kamu cantik kalau lagi marah-marah. Lagian kenapa sih harus memikirkan hal-hal menjengkelkan? Mau jalan-jalan nggak?"

"Mau, tapi kata suamiku aku harus hemat."

"Buat kamu." Rafka memberikan kartu kredit padanya.

"Rafka?"

"Bebas kamu gunakan, tapi perginya nanti, soalnya aku punya sesuatu lagi untukmu."

Tidak lama, beberapa staf datang membawa paperbag berisi makaron dan cake kesukaan Nadira.

"Dulu kalau Nadira ngambek atau kesal, pasti langsung luluh dengan dua hal ini."

"Ih kamu masih ingat?" Mata Nadira berbinar melihat cake dan makaron di atas meja. Sudah lama dia tidak mendapatkan perlakuan seperti ini dari Naren.

"Ingat dong, kamu kan spesial di hati aku." Rafka berpindah tempat, duduk di samping Nadira yang mulai menikmati cake.

Tanpa meminta izin, Rafka menyingkap rambut Nadira agar tidak kotor terkena cake, perlakuan itu membuat jantung Nadira berdetak tidak biasa.

"Raf-rafka apa yang kamu lakukan?"

"Biar lebih nyaman makannya. Kamu punya jepitan?"

"Ada." Bukannya melarang, Nadira malah menyerahkan jedai pada Rafka seolah mengizinkan pria itu mencepol rambutnya.

"Nadira."

"Hm."

"Kamu tahu? perasaan aku dari dulu sampai saat ini nggak berubah? Aku senang takdir mempertemukan kita kembali."

"Maksud kamu?" Nadira menatap Rafka dengan kening mengerut.

"Mau jadi pacar aku? Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu dan memberikan hal yang nggak bisa suamimu berikan."

"Tapi kamu tahu aku punya suami."

"Letak salahnya dimana kalau kamu punya suami?" Rafka mengusap sudut bibir Nadira yang terdapat noda cake.

....

"Loh Naren?"

Suara itu terdengar seperti pekikan tertahan, mungkin karena sang penumpang terkejut sebab mengenali sopir online yang dia pesan.

Naren menanggapi dengan senyuman. "Sesuai titik ya?"

"Aku kira kamu kerja di perusahaan Alexander Group jadi manajer cabang, ternyata cuma sopir online ya?"

"Ada yang salah dengan sopir online?"

"Nggak sih, semua pekerjaan mulia apalagi kalau niatnya untuk membahagiakan anak dan istri. Tapi nggak nyangka saja kamu kerja beginian, mana sambil bawa anak lagi."

"Kalau kamu risih aku bawa anak, kamu bisa batalkan ...."

"Aku nggak risih, lanjut saja sesuai titik."

Naren mengangguk dan segera mengantar teman istrinya menuju sebuah mall di pusat kota. Dia tidak malu sama sekali menjadi sopir online. Yang malu jika dia mencuri demi menafkahi anak-anak dan istrinya.

"Nadira tahu kamu jadi sopir?"

.

.

.

.

.

Rasanya pengen bejek-bejek si Nadira🙂

1
Nena Anwar
kata2 Shanaya bijak banget ya dewasa banget pemikirannya,,,semoga Ayahnya Naren pulang dengan selamat dan baik2 saja
Nena Anwar
sadar diri aja Nadira kamu yg mengkhianati pernikahan tapi kamu sendiri yg sakit hati aneh 🤔 lah baru liat Naren makan bareng Shanaya doang kamu udah cemburu bagaimana dengan perasaan Naren saat kamu dicumbu mesra oleh Rafka dikantor Rafka
Dini Anggraini
Betul ibu dan ayahnya naren selama ini saat naren terpuruk kan beliau yang masih setia dan menjaga cucu2nya sampai naren dapat kerjaan dan sekarang biarkan naren ayahnya dan semoga ayahnya naren pulang selamat ya bunda karena sekarang penipu lebih galak daripada orang yang meminjami. 🙏🙏😍😍😍
Ikaaa1605
Kegantung lagi dehhhhh
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: biar kering, soalnya lagi musim hujan
total 1 replies
Sunaryati
suka
Sunaryati
Nah gitu Nak Naren, masa langsung disergap pelukan tidak menghindar ,masa seorang ibu kok begitu menyerahkan semua anaknya ke suami, biasanya mati- matian agar dapat gak asuh anak, lha Nadira tak pernah nengok
Sunaryati
Benar tadinya emak mau ngasih nilai 5 ⭐ , eeee kok malah dipeluk mantan istri tak menghindar, jadi emak urungkan lihat reaksi Naren. berikutnya, jika luluh tak jadi. Dari model jadi pelayan restoran.
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: waduh
total 1 replies
Sunaryati
Naren dan Nadira sudah resmi cerai, mudah- mudahan dapat jodoh yang menerima Nak Naren apa adanya dan menyayangi ketiga anaknya.
Sunaryati
Emak tidak setuju, enak saja sudah menginjak- injak harga diri suami, tidak peduli anak, masa diberi kesempatan. Ingat sebelum kembali ke rumah orang tuanya Naren yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri masih menyiapkan kebutuhan anak- anaknya. Sedangkan Nadira hanya bermain ponsel. Dan menghina Naren karena jadi drive on line. Jika balikan emak berhenti mengikuti kisahnya.
Sunaryati
Naren selamat dan tolong beri kompensasi untuk menghidupi keluarganya. Untuk Nadira, kau wanita tidak tahu malu, menjilat ludah sendiri. Kau yang membuang suami dan anak- anakmu, demi hidup enak bahkan telah memberikan tubuhmu pada lelaki itu. Pastinya Naren akan jijik jika mengingatnya. Lebih baik kau cari mangsa baru, atau jual diri
Sunaryati
Benar Naren tegaskan pada dirimu, untuk apa kembali pada wanita yang sudah berbagi peluh dengan pria lain. Apalagi tidak mau berjuang bersama dalam menghadapi kesulitan ekonomi
sryharty
ren nareeen mau kamu sama barang yg udah di nyek2 sama orang
Maria Kibtiyah
naren mending balik lg sama nadhira
Maria Kibtiyah: kasian anak2nya dia juga dah berubah pasti
total 2 replies
Ikaaa1605
Hadeeeh ini naren yg kebangetan atau othor nya huhuhuhuhu pokonyaa ngk setuju klo naren sampai balikan sma nadira🤣
iis nuriyah: jangan atu aku orng yg kesekian yg gak setuju naren balik lgi sma c,ndroooo ya outhor awas ajj😁😁😁tuh c,naren jngn di kasih luluh di peluk2 meneng bae SM c,ndrooo🤭🤭🤭
total 2 replies
Was pray
yang kebangeten Naren atau othornya? kalau Naren luluh ?
Was pray: othor ikut Naren atau Naren yg ikut alur ceritanya othor?
total 2 replies
Yulia Dhanty
gm sich naren kmu tuch dk tegas bgt lgsng luluh liat nadira nangis???
udah kmu sm shanaya aja aku dukung pake bgtttt😄
Dew666
👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩
Ninik
Naren aku akan membencimu kalau kamu sampai balikan sama Nadira
sryharty
shanaya oke Leone pun oke
tapi jangan Leona deh orang tuanya konglomerat takut Nanti Naren nya juga minder
dan takutnya orang tua Leona ga mau menerima anak2 Naren
jadi sama shanaya aja
semoga Naya juga sayang anak2 Naren
Nena Anwar
aku s7 sama Shanaya thor 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!