Gavin terpaksa harus menelan Pil pahit,ketika ia tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk menikahi sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun.karna orang tua seila sang kekasih meminta mahar yang besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Gavin.
ditengah kegalauannya orang tua Gavin malah semakin mendesak anaknya untuk menikahi anak dari sang sahabat karna merasa berhutang janji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab6
Gavin melalui hari harinya hanya untuk kerja dan kerja bahkan terkadang dia lalai dengan kondisi kesehatannya sendiri,semua ini dia lakukan hanya untuk seila seorang dan Yuna tetap setia mendampingi suaminya meskipun sikap Gavin selalu dingin dan cuek kepadanya.
" Ini uang untuk kebutuhan dapur."
Yuna mengambil uang yang diberikan oleh Gavin untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.
" Mas.maaf bukannya aku tidak bersyukur apa mas ngak salah hanya ngasih aku 500 ribu,ini mana cukup mas buat makanan kita sehari hari.!"
" Kamu mau ambil atau tidak lagi pula aku tidak pernah protes jika kamu setiap hari hanya masak tahu dengan tempe."
" Ia mas.makasih aku akan menggunakan uang ini sebaik mungkin."
Gavin berlalu dari hadapan Yuna yang masih terdiam menatap uang 500 ribu itu,Yuna baru tersadar ketika langakh kaki Gavin terdengar menjauh darinya.
" Mas Gavin." Panggil Yuna
Gavin menoleh dengan kesal.
" Ada apa lagi aku sudah terlambat,kalau gaji aku dipotong kamu mau uang bulanan kamu aku potong lagi"bukanya marah dengan bentakan suaminya Yuna malah tersenyum.
" Maaf mas." Ucapnya sambil meraih tangan gavin dan menciumnya dengan takzim.untuk sesaat Gavin terdiam tubuhnya membeku,dia tidak bisa memungkiri ada desiran aneh yang menilisik kedalam hatinya.namun dengan cepat ia menepis perasaan itu dan mencoba menghadirkan bayangan seila didalam benaknya wanita yang sangat ia cintai.
" Hati hati dijalan ya mas" ucap Yuna saat masih menatap Gavin naik kemotornya tidak ada balasan senyum dari Gavin untuk Yuna yang masih memancarkan sebuah senyuman ketulusan diwajahnya seolah semua itu tidak ada artinya untuk Gavin.
Yuna hanya bisa menatap punggung Gavin yang semakin menjauh dari pandangannya.
\*\*\*
Dijam istirahat dikantor Aldo rekan kerja sekaligus sahabat Gavin dikantor menghampiri Gavin yang terlihat membuka kotak makanya.
" Bro kekantin yuk" ucapnya menepuk pundak Gavin.
" Terimakasih tapi aku bawah bekal"
Aldo hanya bisa mengeleng melihat sahabatnya yang beberapa hari ini memang membawa bekal dari rumah.
" Sesekali kita makan di kantin yuk kemarin kan kita habis gajian."
" Ngak ah aku makan bekal aku saja lebih baik uangnya aku tabung"
" Sampai kapan sih Vin,Lo sadar dan berhenti nyiksa diri Lo sendiri.sebaiknya Lo lupain aja si seila dan fokus sama istri yang udah Nerima Lo apa adanya."
Aldo memang sudah tahu pernikahan yang terjadi antara Yuna dan Gavin.
" Cukup Aldo.aku sudah bilang aku hanya mencintai seilakami sudah bersama sedari SMA jadi tidak mudah bagiku melupakannya,l.aku akan selalu mengusahakan segalanya agar bisa bersama dengan seila."
Aldo hanya bisa mengeleng dengan sikap sahabatnya yang keras kepala.
" Terserah Lo deh,aku hanya mengingatkan mu saja dan aku harap semoga keputusan Lo ini tidak menjadi penyesalan untuk mu suatu hari nanti."
Dert Dert Dert
Handphone Gavin bergetarGavin segera mengangkatnya ketika nama seila terlihat jelas pada layar handphonenya.
"Hallo sayang."
Mendengar itu Aldo memutar bola matanya malas dan segera menjauh dari Gavin.
" Sayang kamu bisa ngak antar aku sebentar sore kemallada sesuatu yang ingin aku beli."
" Tentu sayang setelah pulang kerja aku akan menjemputmu."
" Terimakasih sayang"
" Sama sama,I love you"
" I love you to"
Sambungan telepon terputus.
Sore harinya Gavin menepati janjinya menjemput seila dirumahnya,tetap saja orang tua seila tampak cuek.hGavin mengulurkan tangannya pada pak Dodi tapi Dodi tidak menyambut uluran tangan gavin hingga tangan Gavin mengantung diudara.
" Ayo sayang aku sudah siap!"ucap seila mencoba mencairkan suasana yang begitu tegang.
Seila akhirnya mengandeng lengan Gavin menjauh dari Dodi.
Gavin memakai kan helm kekepala seila,seila tersenyum dengan perlakuan Gavin yang tidak pernah berubah dari dulu.Gavin selalu saja memperlakukannya dengan manis.
Sepanjang perjalanan kedua pasangan kekasih ini begitu menikmati momen,tangan seila tidak lepas dari pinggang Gavin pelukanya begitu erat membuat Gavin merasa nyaman dan tidak ingin buru buru sampai ketempat tujuan.
Hingga akhirnya Gavin dan seila sampai kepusat perbelanjaan yang cukup besar dikota ini.
Senyuman diraut wajah mereka tidak memudar.
" Sekarang kamu mau belanja apa ? Aku baru saja gajian.pokoknya semua belajaan kamu untuk hari ini aku yang akan membayarnya."
Seila sampai melongo dengan penuturan Gavin.begitulah Gavin yang selalu mengusahakan apapun untuk seila.
" Tapi mas.kamu kan lagi menanbung untuk memenuhi syarat dari orang tuaku,jadi aku harap kamu jangan boros boros ngak usah membelikan aku baju aku punya sedikit uang tabungan jadi biar aku saja yang membayarnya."
Gavin tidak menghiraukan perkataan seila tanganya terlentur mengambil baju.
" Kalau kamu pake ini,kamu pasti cantik banget sayang."
" Mas.ini harganya mahal sekali kan sayang uangnya."
" Kamu ngak usah fikirkan masalah uang, masalah orang tua kamu.pokoknya aku ngak mau tahu kamu harus memakai baju ini untuk aku"
Akhirnya seila menuruti kemauan Gavin semakin menolak keinginan Gavin dia semakin bersikeras.
" Baiklah aku akan memakainya diruangan ganti."ucpa seila mengambil baju itu dari tangan Gavin.
Gavin duduk disebuah sofa yang mengarah langsung keruangan ganti saat seila keluar dengan baju yang ia pilihkan tadi mata Gavin tidak berkedip menatap seila.
" Kamu cantik sekali sayang"
Pujian dari Gavin membuat pipi seila bersemu merah.
" Ayo,ikut aku!"
" Kemana lagi" tanya seila bingung.
" Makanlah. aku sudah sangat lapar."
Ketika mereka melangkahkan kaki kearah cafe mewah,seila kembali menghentikan langkahnya.
" Vin,kita pulang aja,kalau kita makan dicafe mewah seperti ini.uang kamu akan habis dan itu artinya pernikahan kita semakin sulit kita wujudkan."
" Hey, dengarkan aku, untuk hari ini jangan fikirkan tentang uang,dan tentang hal apapun.hari ini kita akan makan dicafe mewah itu sepuasnya dan tidak hanya itu sehabis makan kita belanja lagi.aku akan membelikan beberapa lembar baju lagi untuk mu dan aku harap kamu tidak menolaknya."
Entalah seila tidak tahu harus apa sekarang.tapi yang jelas detak jantungnya terasa menghangat dengan kesungguhan Gavin yang selalu ingin membahagiakannya dengan cara apapun.
semangat thor 💪💪💪👍👍👍♥️♥️♥️
lanjut thor 👍👍👍♥️♥️♥️♥️
semangat thor 👍👍👍💪💪💪