Dendam Si Kembar Yang Terbuang

     Pulang dari kantor rini langsung ke tempat tinggal si kembar, dia membawa banyak sekali makanan serta cemilan untuk mengambil hati alinka.

"Alin sayang ini bunda bawakan kamu makanan serta cemilan supaya ada yang di makan saat nonton maupun belajar" kata rini dengan senyuman terbaiknya.

Dulu Alina sangat antusias saat di bawakan jajan seperti utama tapi sekarang dia malah biasa aja.

"Kasih aja yang lain, aku sudah gak makan cemilan seperti itu lagi karena gak sehat".

"Bukan nya dulu kamu suka semua cemilan ini?".

" itu dulu bukan sekarang, mending ibu rini kasih aja anak-anak ibu dan ada apa kok tumben bersikap baik" tanya Alina.

"Paling dia itu ada maunya sama lo kak,, seperti dulu-dulu pura-pura menjadi baik saat ada mau nya kan" arinka yang baru keluar dari kamar nya ikut menimpali.

"Bisa gak kamu itu jangan kurang ajar sama bunda.. Gimana pun saya ini ibu kalian berdua" marah rini.

"Oh anda ibu kami tapi kok anda members kami dengan tidak adik sih dari dulu" ujar alinka.

Deggg!!!

Rini terkejut dengan perubahan alinka, kini anak itu sudah berani bicara dengan suara tegas pada dirinya. Tidak ada lagi alinka yang lembut dan sopan.

"Itu karena ulah kalian sendiri yang telah membunuh ayah kalian sendiri, makanya bunda kasih kalian berdua hukuman".

" alah itu cuma alasan klise anda aja buk rini.. Coba di pikir pake logika masak anak umur 5 tahun bisa bunuh ayahnya sendiri " desis arinka.

"Mungkin kami bukan anak kandung anda makanya memperlakukan kami seperti ini".

"Kalau iya kalian memang bukan anak kandung saya terus kalian mau apa" tantang rini.

"Gak apa-apa kok, kami malah bersyukur gak lahir dari rahim perempuan yang serakah seperti anda ini" ucap arin.

"Ibu rini ada perlu apa datang kesini" tanya alinka.

"Kamu cepat tanda tangan di sini.. Saya butuh uang banyak untuk membelikan anak saya mobil".

"Kalau saya tidak mau gimana".

" maka saya akan buat hidup kalian menderita ".

" bukan kami yang menderita tapi kalian semua " ucap si kembar bersamaan.

Rini menelpon seseorang dan menyuruh nya datang ke tempat dia berada sekarang.. Tak berselang lama datang 3 orang berbadan besar.

"Cepat kalian usir kedua anak sialan ini pergi dari sini.. Saya sudah tidak sudi menampung mereka berdua" perintah rini.

"Baik nyonyah" ucap mereka.

Rini juga menyuruh mbok minah membereskan pakaian si kembar.. Sebenarnya dia berat melepas kedua anaknya itu tapi ini juga demi kebaikan mereka sendiri.

Alinka mau melawan tapi arinka mencegah sang kakak.

"Untuk sekarang biar lah kita pergi dari sini kak.. Dengan begitu kita bisa dengan bebas buat rencana balas dendam dan gerak-gerik kita tidak ada yang pantau lagi" bisik arinka.

Alinka mengangguk dan mengerti dengan ucapan sang adik.. Rini heran tidak ada rasa takut di mata mereka berdua meskipun di usir dari sana.

Arinka mengajak alin masuk untuk mengambil koper nya. Sekalian mau bertemu dengan ibu angkatnya itu.

"Ibu tidak mau ikut kami pergi dari sini" tanya alinka.

"Tidak sayang, biar ibu tetap tinggal di sini aja.. Ibu akan memantau semua pergerakan mereka dan kalian berdua juga bisa buat rencana baru" ucap minah.

"Kalau ibu sudah tidak kuat, hubungi kami ya".

" pasti sayang, kalian hati-hati.. Dunia luar sangat lah kejam.. Arin ibu titip kakakmu " .

"Ibu gak usah khawatir, kak alin akan baik-baik saja kalau berada di samping ku" si kembar memeluk sang ibu.

Si kembar pun pamit untuk pergi dari sana.. Alin sangat sedih karena terpisah dengan ibunya. Melihat rini rasa sedih alin langsung hilang dan berubah jadi kebencian.

Rini tidak menyangka kedua anak tirinya itu lebih memilih pergi dari sana ketimbang mohon-mohon pada nya.

Dia sengaja menyuruh anak buahnya mengusir si kembar hanya sebagai ancaman tapi mereka berdua benar-benar pergi dari sana.

Si kembali keluar dari Sana tanpa melihat Rini sedikit pun. Malah ibu tiri nya itu yang bengong.

"Bukan ini yang ku mau,, mereka benar-benar pergi. Sekarang aku semakin sulit ambil uang yang banyak lagi" Rini frustasi sendiri.

*******

"Dek sudah 1 jam kita berjalan, kita mau kemana ini " kata alinka.

"Kita harus cari kontrakan kak untuk sementara waktu".

" mau cari dimana, kita juga gak kenal siapa-siapa" selama perjalanan alinka mengeluh.

"Astaghfirullah bisa gak lo itu gak usah ngeluh terus. Jangan bilang lo nyesel keluar dari rumah itu" arinka menatap sang kakak.

"Gak juga sih, tapi lo pikir aja meskipun kita tinggal di rumah belakang hidup kita terpenuhi dan tidak pernah hidup susah".

" itu lo aja kak, kalau gue mah selama ini hidup biasa aja. Di jalanan pun gue bisa hidup " kata arinka.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depan mereka berdua. Arin yang sangat mengenal mobil itu pun mengajak alin pergi.

"Tunggu dek, itu siapa?".

" orang gak penting, mending sekarang kita cari angkot menuju kontrakan.. Gue udah dapet " ajak Arin kembali.

"Arin lo mau kemana bawa koper" tanya pemuda itu.

"Itu bukan urusan lo" jawab arinka dengan sangat ketusnya.

"Astaga Arin, dia itu nanya baik-baik tapi kok jawaban mu seperti itu sih" tegur alinka.

"Udah ayok kita pergi, itu ada angkot" Arin segera memberhentikan angkot itu lalu naik di susul oleh alinka.

"Pemuda itu siapa ganteng banget sih. Kenapa lo gak kenalin sama gue".

" inget lo itu sudah punya bintang jadi stop lirik laki-laki lain " .

"Astaghfirullah, aku khilaf untuk kamu ingatkan" alinka menepuk jidat nya sendiri.

Arinka hanya menggeleng melihat tingkah kocak kakaknya itu.. Kadang dia bisa bersikap dewasa kadang juga seperti bocah..

Pemuda itu masih menatap kepergian arinka dengan tatapan yang sulit di artikan. Arinka kini benar-benar menjauhi hidup nya.

"Lo menepati janji kalau tidak akan pernah ganggu hidup gue lagi,, asal lo tahu gue kangen dengan semua waktu yang dulu kita laluin" batinnya.

4 tahun yang lalu.

Arinka lagi bermain ke rumah lelaki itu, dia sering kesana saat pulang sekolah.. Mungkin hari itu hari sial baginya.

Dia bertemu dengan teman kecil pemuda itu, gadis itu tidak suka melihat kedekatan Arin dengan pemuda itu dan memfitnah arinka mendorong nya dari tangga.

"Laura kamu tidak apa-apa kan" pemuda itu sangat khawatir melihat kepala Laura berdarah.

"Arin sengaja mendorong aku dari atas karena dia tidak suka lihat aku".

" itu semua bohong, gue gak dorong dia kok.. Laura jatuh sendiri " elak Arin.

"Cukup Arin, aku percaya dengan ucapan Laura.. Kok lo jahat sekali sih.. Gue kecewa sama lo. Pergi dari rumah gua sekarang juga" usirnya.

Semenjak itu hubungan mereka jadi renggang, pemuda itu menjauhi arinka dan membencinya. Arinka melakukan berbagai cara supaya di maafkan tapi pemuda itu malah memaki-maki nya dengan kata kasar.

Karena benar-benar lelah dan di abaikan arinka bersumpah tidak akan pernah hadir lagi di hidup pemuda itu.

"Mulai sekarang lo jangan ganggu hidup gue lagi Arin.. Gue benar-benar benci sama lo".

" baiklah kalau itu mau lo.. Mulai detik ini gue gak akan pernah ganggu hidup lo lagi, semoga kita tidak pernah ketemu lagi selama dan gue anggap kita tidak pernah kenal " setelah bicara seperti itu Arin pergi dari sana.

Arin menepati janjinya, meskipun dia ketemu sama laki-laki itu lagi, Arin sudah tidak mau lagi mengenalnya. Gadis cantik itu sudah anggap laki-laki itu orang asing dalam hidup nya.