NovelToon NovelToon
King Of The Ocean

King Of The Ocean

Status: sedang berlangsung
Genre:Evolusi dan Mutasi / Misteri / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Reinkarnasi
Popularitas:579
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Bara, seorang polisi yang mati karena dikhianati oleh temannya, bereinkarnasi menjadi ikan teri lalu mendapatkan Sistem Predator.

Dengan sistem yang ia miliki, Bara bertekad untuk menjadi yang terkuat. Ini adalah perjalanan penuh tantangan dari seekor ikan teri kecil dengan jiwa manusia yang berusaha menentang hierarki di dalam lautan dan berubah menjadi Raja Lautan.

Bagaimana kisah Bara selanjutnya?
Ikuti petualangan serunya hanya di King of the Ocean.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Bahaya Yang Mengintai.

Bab 6. Bahaya Yang Mengintai.

Di dasar laut tepatnya di sebuah terumbu karang besar, dikelilingi oleh pasir-pasir dan juga lumpur hitam yang menggenang di sekelilingnya, sesosok mahluk raksasa dengan ukuran hampir mencapai setengah meter tiba-tiba membuka mata.

Entah kenapa, dirinya memiliki firasat tidak nyaman; namanya Marcus. Jika Bara ada di sini, berdirinya pasti sangat terkejut, karena ternyata Marcus ini adalah seekor belut listrik dengan level 70, sekaligus merupakan ayah dari Dexter dan para saudara-saudaranya yang telah dia bunuh bersama Sera.

Tidak lama kemudian, seekor kepiting merah dengan level 32 datang mendekat. Makhluk itu memiliki ekspresi licik di wajahnya, membayangkan sebentar lagi akan terjadi pembantaian antar predator yang membuat adrenalinnya terpacu dan darahnya mendidih oleh kegembiraan melihat makhluk-mahluk yang lebih kuat itu saling membunuh.

Marcus yang sebelumnya sedang merenung tiba-tiba matanya menyipit karena melihat ada hewan lain yang memasuki sarangnya.

"Hmm... Crab! Apa yang membawamu kemari? Apakah kau tidak mengerti aturanku? Aku tidak menyukai jika ada makhluk lain yang memasuki wilayahku," kata Marcus dengan dingin.

Mendengar itu, bukannya takut, Kepiting Merah yang dipanggil Crab itu justru terkekeh.

Tidak ada rasa gugup atau takut sedikitpun di matanya saat berhadapan dengan monster laut dengan level 70 yang kekuatannya dua kali lipat lebih besar dari dirinya.

Crab pun tanpa ragu langsung mengatakan sesuatu yang membuat ekspresi Marcus berubah 180 derajat.

"Aku datang membawa berita penting. Ini mengenai anak-anakmu yaitu Dexter dan yang lainnya," kata Crab dengan nada tenang.

Spontan dahi Marcus berkerut. Firasat tidak nyaman yang dari tadi menggelayuti di hatinya kini kian membesar.

"Apa maksudmu? Katakan dengan jelas atau aku akan membunuhmu?" kata Marcus dengan dingin.

Niat membunuh yang luar biasa dahsyat langsung menekan Crab hingga dia tersungkur. Bahkan bernapas pun terasa begitu menyesakkan.

Di saat yang sama, kilatan-kilatan listrik berwarna biru terang mulai memercik ke segala arah dan menyebar di seluruh tubuhnya. Auranya begitu liar dan ganas.

Seketika itu juga wajah Crab langsung berubah pucat. Ada sedikit kepanikan yang melintas di matanya, namun sebisa mungkin dia berusaha untuk tetap tenang.

Dalam hati dia memaki.

("Sial! Bajingan besar ini masih saja pemarah seperti biasanya.")

"Iya, iya! Aku akan mengatakannya. Tapi... simpan dulu niat membunuh dan juga percikan listrik birumu itu, atau aku akan tutup mulut bahkan jika kau membunuhku!" kata Crab dengan nada tidak puas.

Mendengus, Marcus pun segera menghilangkan percikan listrik yang menyelimuti tubuhnya. Tekanan yang menekannya pada Crab pun lenyap, nafas Crab pun akhirnya membaik.

Kepiting merah itu pun bernapas lega saat merasakan tubuhnya menjadi ringan, juga..kendali atas tubuhnya sendiri kembali seperti sedia kala.

Tanpa berbasa-basi lagi, Crab pun langsung mengatakan apa yang dia lihat.

"Anak-anakmu! Dexter, Brandon, Vincent, dan Ethan... mereka semua sudah mati! Dibunuh oleh seekor ikan teri kecil dengan kemampuan aneh yang bisa merubah wujudnya menjadi makhluk lain yang berhasil dia bunuh."

Di sini Crab sama sekali tidak menyebut tentang Sera, karena dia tahu bukan hal baik untuk menyinggungnya. Pasangannya, yaitu Carol, merupakan cupang pembunuh brutal yang gila akan pertarungan, dengan level yang sama dengan milik Marcus, yaitu 70.

Bukan hal yang baik memprovokasi maniak pertarungan seperti itu. Tapi untuk ikan teri kecil, yang akan diadu dengan Marcus, dia sama sekali tidak ragu.

kenapa? karena Marcus lebih mudah dipancing.

Terutama karena sifatnya yang mudah meledak, begitu bangga akan kekuatan dan juga harga diri.

Hal ini sangat berbeda dengan Carol, yang meskipun brutal tetapi dia bisa menimbang dan menilai segala sesuatu dengan lebih bijak. Sederhananya, Carol otaknya jauh lebih cerdas dibandingkan Marcus yang lebih cenderung mengandalkan otot.

Jika Carol tahu, makhluk lemah sepertinya mengusik Sera dan anak-anaknya, maka Carol pasti akan memburu dan membantainya tanpa ampun.

Kembali Ke Cerita.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Crab, wajah Marcus berubah menjadi merah padam. Akhirnya dia tahu perasaan tidak nyaman macam apa yang sudah dari tadi menggelayuti hatinya.

Ternyata itu semua karena anak-anaknya telah mati. Menatap tajam ke arah Crab, Marcus pun bertanya dengan nada dingin yang menusuk.

"Jelaskan semua yang kau tahu!"

Seketika, senyuman misterius terukir di sudut bibirnya. Namun itu hanya sekilas sebelum ekspresinya berubah normal.

Lalu Crab pun mulai menceritakan apa yang dia lihat sebelumnya.

"Beberapa saat yang lalu, aku melihat anak-anakmu sedang memburu beberapa ikan kecil. Bahkan dengan kerja sama yang baik mereka hampir berhasil membunuh induknya. Tapi di saat kritis tiba-tiba..."

Dan mengalirlah cerita itu sebagaimana yang dilihat oleh Crab dari tempat yang agak jauh. Dirinya menceritakan secara rinci mulai dari datangnya seekor lobster yang secara mengejutkan langsung berubah menjadi ikan teri kecil.

Lalu setelah berhasil membunuh Ethan, ikan teri itu kembali berubah wujud menjadi belut. Saat itulah Crab menyimpulkan bahwa ikan teri itu memiliki kemampuan unik yaitu berubah wujud dengan durasi waktu yang terbatas.

Dirinya juga menceritakan bagaimana anak-anaknya dibantai habis. Tentu saja, dengan sedikit manipulasi cerita yang dibesar-besarkan serta menambahkan bumbu-bumbu yang memojokkan si ikan teri.

Dan efeknya...

"BOOM!"

Sangat luar biasa. Semua sesuai dengan apa yang dia perhitungkan.

Marcus akhirnya benar-benar murka.

"Bajingan! Ikan teri kecil berani membantai anak-anakku! Aku akan membunuhnya!" teriaknya dengan suara menggelegar, membuat beberapa hewan-hewan kecil yang ada di sekitarnya gemetar ketakutan dan segera pergi menjauh.

Melihat Marcus yang kesurupan dan menggila, mata Crab bersinar dengan kelicikan. Dirinya sangat menikmati momen ini.

(Hahaha! Bagus, akhirnya dia terpancing.) ucapnya dalam hati.

Perasaan mengendalikan emosi orang lain benar-benar sangat memuaskan. Hal ini membuatnya merasa bisa mengendalikan makhluk yang lebih kuat untuk menari-nari di telapak tangannya, dan modalnya hanya satu yaitu ngebacot.

Bahkan dia menamai dirinya sebagai makhluk cerdas yang pandai mengadu domba, dengan julukan "Dewa Bacot".

Dengan sok perhatian, Crab berkata, "Untuk saat ini tahan emosimu, Marcus. Kau bisa melampiaskannya sesuka hati setelah ikan teri itu tepat ada di hadapanmu. Tenang saja, aku sudah memerintahkan anak buahku untuk mengintainya diam-diam. Aku tahu di mana lokasinya."

Marcus yang sudah digelapkan oleh amarah berkata dengan suara kasar, "Pimpin jalannya. Aku akan menghancurkan ikan terkecil itu berkeping-keping!" Niat membunuh yang mematikan menyala di matanya.

"Baik! Ikuti aku!" kata Crab dengan mata yang berbinar.

(Hahaha! Sebentar lagi akan ada tontonan yang menarik.) pikirnya dalam hati.

Sementara itu di tempat lain.

Saat ini Bara sedang bersiap-siap untuk bertarung sengit melawan seekor ikan buntal level 40. Sebenarnya dia tidak ingin bertarung, tapi karena ikan itu memiliki niat membunuh dan ingin menjadikannya mangsa, maka tidak ada pilihan lain. Setelah berpisah dengan Sera dan anak-anaknya, Bara berniat untuk berburu hewan laut kisaran antara level 25–30.

Tetapi situasi tidak terduga terjadi. Dirinya dicegat oleh predator level 40. Jika tidak ingin mati, dia harus melawan.

Selain itu, dirinya sekarang sudah level 36; selisih 4 level akan menjadi tantangan yang cukup menarik baginya.

"Sistem analisis status miliknya!"

Ding...

[Perintah diterima. Proses analisis berlangsung.]

Ding...

[Analisis selesai.]

Panel status.

Nama: Eko

Level: 40

Ras: Poff (Ikan Buntal)

HP: 1300/1300

MP: 700/700

Skill bawaan

Toxic Core – sumber racun mematikan dalam tubuh.

Skill utama.

1. Poison Spine – Tembak duri beracun (+racun 5s) | MP 30

2. Inflate Guard – DEF +50%, pantul 15% dmg | MP 50, 15s

3. Spike Burst – Ledakan duri AoE + knockback | MP 70, instan

4. Venom Cloud – Kabut racun AoE, dmg berkelanjutan | MP 60, -30 HP, 10s

5. Toxic Surge – Racun pekat, dmg besar, -20% STR/AGI | MP 100, 10s

6. Poison Fang – Gigitan paruh + racun | MP 40, 6s

Pasif

Toxic Adaptation – Regen +1% HP/10s, +3% MP tiap kena racun.

...◦~●❃●~◦...

Melihat itu seketika kening Bara langsung berkerut. Matanya sedikit melebar; sekilas ekspresi terkejut melintas di matanya.

"Sial! HP miliknya lumayan besar!" pikirnya.

Ditambah semua skill berbasis racunnya juga sangat mengerikan. Tatapan matanya menjadi lebih serius. Otaknya memberikan alarm berbahaya.

"Aku tidak bisa lengah sedikitpun. Jika ceroboh sedikit saja, aku akan mati."

Bara sama sekali tidak menyadari jika ancaman kuat yang sesungguhnya bukanlah ikan buntal yang ada di hadapannya, tetapi Marcus, sang belut listrik level 70, yang kini sedang memburunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!