seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Karena hasna merindukan notifikasi whatsapp, akhirnya hasna banyak melakukan aktivitas menulis novelnya.
Dirinya mulai menuliskan Kisah-kisah selama fardhan masih bersamanya, dan menuliskan impian-impian nya untuk bersanding bersama fardhan.
"Ketika penulis sudah menuliskan seseorang di dalam karyanya. itu berarti, seseorang yang dituliskan itu sudah menjadi seseorang yang spesial di hidupnya."
Ia menuliskan judul itu dengan penuh perjuangan, berbeda dari biasanya, hasna lebih sering terdiam merenung sambil memikirkan alur cerita lanjutan yang akan ia buat.
Kepenulisan hasna juga menjadi banyak writer block nya, karena ketika hasna menuliskan judul yang berhubungan dengan sepupunya, hasna selalu meneteskan air mata dan merindukannya.
Hasna sudah berkarya sejak dari ia kelas 1 SMP, isi ceritanya yaitu tentang kehidupan sehari-harinya yang penuh dengan kesedihan, kegembiraan.
Ilmu kepenulisannya belum terlalu sempurna, tapi hasna akan seberusaha itu untuk menampilkan karya yang terbaik untuk pembacanya.
Salah satu cita-citanya untuk menjadi penulis sukses yang sudah berhasil menerbitkan beberapa novelnya dan mempunyai pembaca setia di setiap karyanya.
Hasna juga sudah pernah mengikuti kelas penulis online di sosial media.
Hasna mempelajari mulai dari cara menuliskan outline, cara membuat atau menghidupkan suatu tokoh supaya lebih terasa, cara memunculkan plot yang pas dan terasa oleh pembaca, dan materi-materi kepenulisan yang lainnya.
Ketika dia mengetik di laptop, jari-jarinya bergerak cepat dan tepat di keyboard, mengetik kata-kata dengan lancar dan efisien. Wajahnya terlihat fokus dan konsentrasi, dengan mata yang terpaku pada layar laptop dan alis yang sedikit berkerut. Dia duduk dengan posisi yang nyaman, dengan punggung yang lurus dan kaki yang terlipat di bawah meja, sambil mengetik dengan giat. Suara ketikan jari-jarinya terdengar jelas, seperti ritme yang stabil dan konsisten, menciptakan kesan yang profesional dan terstruktur.
Kata setiap kata sudah dituliskan. Meskipun di sela-sela menuliskannya banyak sekali gangguan yang di alami oleh dirinya.
Mulai dari mata hasna tiba-tiba buram sejenak, pikirannya yang tidak fokus dalam satu hal, dan setiap katanya pasti ada typo di sela kalimat itu.
"Pusing kali sumpah."
Rambutnya yang mulai tak beraturan bentuknya, raut wajah yang mulai terasa terlihat jenuh, sumpek, hembusan napas lelah.
Di dalam organ tubuhnya di bagian kepala, otak sudah seberusaha mungkin untuk memahami alur cerita atau outline yang telah hasna buat.
Meskipun cerita yang ia tuliskan ini sudah cerita yang ke delapan, tapi menurutnya ini cerita yang lumayan susah dari yang lain yang pernah ia tuliskan.
Riset tentang daerah Jawa yang sama sekali hasna pun tidak mengetahui tentang sejarah apa saja yang ada di daerah jawa tengah atau timur sana. Hasna juga tidak mengetahui bagaimana kehidupan di sana, suasana di sana seperti apa, adat istiadat di sana.
"harus banget nih, di naskah gue ini ada bahasa jawa krama halus nya ya? Ini mah penulisnya juga sama-sama harus di bantu sama belajar bahasa jawa krama juga, nanti kan kalo minta translate mbah google, nanti kalo salah gimana? Syukur kalo bener, kalo salah auto di cap penulis yang tidak sopan ini mah." keluh hasna
Karena hasna merasa susah untuk menuliskan dialog-dialog yang harus ada bahasa jawa kramanya, akhirnya hasna memutuskan untuk membeli novel yang ada bahasa jawa juga, supaya ia paham akan bahasa jawa.
