NovelToon NovelToon
Adiwijaya Si Pendekar Kera

Adiwijaya Si Pendekar Kera

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

--bukan novel Horor--
--bukan novel bertema Mafia--
ini novel bertema Pendekar dan kesaktian jika tidak suka jangan di baca karena akan merugikan author jika kalian membaca tidak selesai. hargai karya orang lain.

***

Adiwijaya Bagaskoro merupakan anak yang selalu di manja kedua orang tuanya yang merupakan seorang demang di desanya. Namun penghianatan terjadi paman Adiwijaya membunuh kedua orang tua Adiwijaya dan mengambil mustika keluarga.

Adiwijaya mengejar Pamannya yang kabur ke dalam hutan hingga Akhirnya Adiwijaya bertemu dengan banyak kera dan seorang petapa sakti yang sulit mati sebelum menurunkan ketiga Ajiannya yaitu Ajian Anoman Obong, Pancasona, dan Ajian Bayu Saketi.

Bagaimana kisah Adiwijaya selanjutnya? dan akankah Adiwijaya mampu membunuh Pamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bandit Gunung Madyapuro

"Sudah toh, ngga usah nakut-nakutin aku terus." Ucap Jambulana.

"Iya, iya. Aku tidak akan menakutimu lagi, karena kita sudah sampai di Gunung Madyapuro." Ucap Adiwijaya.

Sebuah gunung menjulang tinggi dan terlihat seram karena hari sudah beranjak sore.

"Kalau kita mulai mendaki sekarang kemungkinan kita besok akan tiba di Kotaraja." Ucap Adiwijaya.

"Tidak semudah itu Adi. Yang kudengar banyak orang yang tersesat saat akan menuju ke sana." Ucap Jambulana.

"Kamu pikir kamu bersama siapa? Aku pernah kesini sewaktu masih kecil, jadi tidak ada yang kutakuti." Ucap Adiwijaya.

"Aku percaya kamu Adi." Ucap Jambulana memegang pakaian Adiwijaya.

"Ya jangan pegang bajuku lah, aku risih. Mana katamu ada bandit gunung, atau ada hantunya aku yakin itu cuma mitos saja, kamu pasti percaya dengan cerita orang orang yang tidak benar." Ucap Adiwijaya.

"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Adi. Seorang kakek tua kembali dari gunung Madyapuro dengan menyisakan dirinya sendiri, dia ketakutan bertemu dengan hantu dan bandit gunung lalu dia tidak mau kembali ke Gunung Madyapuro sampai sekarang." Ucap Jambulana.

"Pak Tua ya?" Ucap Adiwijaya, kemudian Adiwijaya menunjuk sebuah arah, "Apakah pak tuanya seperti dia?" Tanya Adiwijaya.

Pak tua itu terlihat terkejut, Adiwijaya menunjukan ke arah seorang pak tua yang selalu mengikuti Adiwijaya dengan langkah kaki ringan.

"Hehe.... kamu hebat anak muda, kamu bisa mengetahui keberadaanku." Ucap Pak tua itu.

Jambulana kaget bukan kepalang melihat pak tua ini, dia adalah pak tua yang menyebarkan rumor tentang adanya hantu dan bandit Gunung di Gunung Madyapuro.

"kamu kan orang yang bercerita kalau di Gunung ini ada bandit gunung dan hantu, siapa sebenarnya kamu pak tua?" Tanya Jambulana.

"Hehe..." pak Tua itu hanya tertawa.

Adiwijaya dan Jambulana bertemu dengan seorang pak tua aneh, dia membawa sebotol tuak bersamanya, Adiwijaya mengetahui kalau pak tua itu mengikutinya sejak Adiwijaya berada di desa sebelumnya.

"Hehe... hebat kamu anak muda. Baru kali ini ada pendekar yang mampu mengetahui keberadaanku, tadinya aku akan muncul di saat kalian akan bertemu dengan bandit gunung." Ucap Pak tua sembari meneguk tuak dari botolnya.

"Anda mungkin sangat hebat pak tua, namun bau badanmu membuatku bisa mengetahui keberadaanmu dan emm kurasa aku merasa mulai mual mencium bau badan dan bau mulutmu." Ucap Adiwijaya.

"Haha.... ternyata begitu, memang benar aku belum mandi selama beberapa hari ini." Ucap Pak tua itu dengan ekspresi bangga.

"Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku siapa kamu pak tua?" Tanya Jambulana.

"Namaku Joko Tuak, anak muda." Jawab pak tua itu.

"Aku panggil Ki Joko saja biar kelihatan akrab." Ucap Adiwijaya.

"Terserah kamu saja anak muda." Ucap Ki Joko.

"Kalau tidak salah benar bukan kamu adalah pak tua yang menyebarkan rumor tentang adanya hantu dan bandit gunung di Gunung Madyapuro?" Tanya Jambulana memastikan.

"Ya, aku memang yang menyebarkan rumor itu. Namun ada satu hal yang tidak aku sangka badanmu besar dan kekar, namun nyalimu sangat ciut, mendengar kata hantu saja sudah ketakutan." Ucap Ki Joko sembari meminum tuaknya lagi.

"Aku memang takut dengan hantu ki, jadi aku tidak berani melewati Gunung ini sendirian"

"Haha... sebenarnya aku juga takut dengan hantu."

Jambulana langsung menatap kesal Ki Joko.

"Sebenarnya kemana Tujuanmu Ki Joko?" Tanya Adiwijaya.

"Aku berniat pulang ke Kotaraja, Aku sudah sangat rindu dengan rasa tuak di Kotaraja dan daging bakarnya." Jawab Ki Joko sembari membayangkan betapa enaknya kenikmatan itu.

"Baiklah kalian berdua memang takut dengan hantu kan? Akan aku buktikan kepada kalian bahwa aku mampu mengalahkan hantu!" Ucap Adiwijaya.

"Haha.... sombong sekali kamu anak muda. Hanya karena menguasai Ajian Anoman Obong." Ucap Ki Joko sambil tersenyum tipis.

Adiwijaya terkejut mendengar hal ini, begitu pula dengan Jambulana.

"Benarkah itu Adi? Pantas saja tamparanmu terasa sangat panas dan sedikit membakar." Ucap Jambulana.

"Yang dia keluarkan hanya sedikit saja, aslinya dia bisa membakarmu hingga lenyap dan menjadi debu." Sahut Ki Joko.

"Ki Joko bicara apa, mana mungkin aku sehebat itu." Ucap Adiwijaya yang mencoba merendah.

"Konon Ajian itu menghilang sejak seratus tahun yang lalu, banyak pendekar dari golongan hitam yang menginginkan Ajian itu, karena Ajian itu sangat ampuh untuk mengalahkan musuh!" Ucap Ki Joko.

"Benar, guruku juga pernah bercerita seperti itu." Ucap Jambulana.

"Gurumu? Aku menjadi sangat penasaran siapakah guru yang mau menerima murid seperti dirimu." Tanya Ki Joko Tuak penasaran.

"Haha... yang pasti guruku adalah pendekar terkuat." Jawab Jambulana.

"Haha... terkuat tapi muridnya penakut!"

"Kamu juga penakut ki!"

Setelah terbincang bincang sesaat dan saling memperkenalkan diri akhirnya mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Kotaraja.

Perjalanan mereka terhalang oleh puluhan bandit gunung Dengan senjata lengkap, mereka di pimpin oleh seorang lelaki berbadan kekar dan besar.

"Jambulana, dia lebih besar dari pada dirimu." Bisik Adiwijaya.

"Benar bukan apa yang aku bilang, di sini Ada bandit gunung, tapi ini lebih banyak dari pada biasanya." Ucap Ki Joko Tuak.

"Kakang Jawara, ada tiga monyet yang memasuki wilayah kita. Tampaknya mereka bertiga tidak memiliki barang berharga dan emas, mengapa kakang harus mengumpulkan kita semua?" Tanya Salah satu bandit gunung kepada pemimpinnya.

"lihatlah mereka bertiga baik-baik! Mereka bukanlah orang biasa, mereka bertiga memiliki tenaga dalam dan aku juga mendengar tumpukan koin di dalam kantung!" Ucap pemimpin bandit yang bernama Jawara.

"Sekantung koin emas ya kakang? Aku menjadi sangat bersemangat, pendengaran kakang memang sangat luar biasa!" Ucap anak buahnya.

Adiwijaya mengeluarkan satu koin emas dan menyodorkan ke arah Jawara.

"Apakah kami bisa lewat kalau aku memberikan ini kepadamu?" Tanya Adiwijaya.

"Haha... satu koin emas mana cukup untuk kita semua anak muda, setidaknya berikan kami seluruh emas yang kamu punya maka aku akan membiarkan kamu lewat." Ucap Jawara.

Adiwijaya kembali menyimpan koin emasnya, "sayang sekali, aku sudah menawarkan kalian emas, namun kalian malah lebih memilih untuk mati." Ucap Adiwijaya sambil menyeringai.

Adiwijaya menghentakan kakinya, tangan kanannya terselubung api yang teramat panas.

Bang!

Adiwijaya memukul satu anak buah Jawara hingga orang itu terpental jauh, dadanya hangus dan meregang nyawa begitu saja. setelah membunuh orang itu Adiwijaya kembali melompat dan menampar anak buah Jawara yang lainnya.

Gaya pertarungan Adiwijaya yang mirip seperti kera membuat Ki Joko Tuak dan Jambulana terperangah.

"Lihatlah itu ki, apakah Adiwijaya itu salah satu anggota perguruan Anoman Subali? Gerakannya benar-benar seperti kera. Bahkan aku baru sadar cara jalan Adiwijaya juga aneh dia jalan seperti Kera!" Ucap Jambulana yang baru tersadar dengan cara jalan Adiwijaya.

"Tidak, gerakan perguruan Anoman Subali tidak seperti Adiwijaya. Adiwijaya bergerak bagaikan kera itu sendiri!"

Jawara menggertakan giginya dengan geram melihat anak buahnya yang di bantai oleh seorang pemuda yang bergerak seperti kera.

"Keparat!" Dia langsung mengangkat kapak besar di tangannya.

Jawara menghentakan kakinya dengan gerakan cepat dia menerobos kerumunan anak buahnya dan langsung menebaskan kapaknya.

Secara sempurna kapak itu memenggal kepala Adiwijaya, hingga membuat kepala Adiwjaya menggelinding.

Ki Joko Tuak dan Jambulana menutup mulutnya ketika melihat kepala Adiwijaya yang menggelinding.

1
Aqlul /aqlan
lnjut
neni nuraeni
hebaaat
neni nuraeni
lnjut
Aqlul /aqlan
dah sehari cek kok blm up thor...
Y. Haryadi
lanjut
neni nuraeni
alah Aya si gelo...Adi Aya si gelo mahesapati di tukang ppsan jg Ki Joko,ayo Adi podran tuh si mahesapati
Aqlul /aqlan
lnjutkn...
neni nuraeni
walaah ati" adi
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Aqlul /aqlan
lnjut...
Was pray
kita lihat dulu pertumbuhan dan perkembangan MC nya masih jadi jiwa egois , tempramental apa udah jadian insan yg lurus, baru kasih b5
Aqlul /aqlan
heeemmm.....lnjut
neni nuraeni
semoga sja Adi tidak esmosi lgi,lnjut thor
Was pray
kita lihat Adi tetap berjiwa hewan atau berjiwa manusia setelah berlatih di bawah bimbingan srimulyani
Aqlul /aqlan
joosss sdh dilatih pasti lbih tenang...lnjut
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Aqlul /aqlan
novel si cantik(puspa) kok dah nggak up thor apa macet kna demo... trmksh...
Aqlul /aqlan
yo karang ketek isone mngn kr gelut...ngko nk wes dadi pangeran ketek gek iso ngatur emosine...tpi bagus ttp smngt thor lnjut....
Was pray: Adiwijaya sifatnya emang seperti orang hutan, gak tau aturan, dan adab, jadi ya pas kalau sifatnya seperti binatang, kecil dimanja, remaja di hutan, jadi tepatnya Adi itu fisik manusia tapi jiwa hewan yg hidup dengan insting bukan akal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!