NovelToon NovelToon
Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Status: tamat
Genre:Keluarga / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Berawal dari sebuah gulir tak sengaja di layar ponsel, takdir mempertemukan dua jiwa dari dua dunia yang berbeda. Akbar, seorang pemuda Minang berusia 24 tahun dari Padang, menemukan ketenangan dalam hidupnya yang teratur hingga sebuah senyuman tulus dari foto Erencya, seorang siswi SMA keturunan Tionghoa-Buddha berusia 18 tahun dari Jambi, menghentikan dunianya.

Terpisahkan jarak ratusan kilometer, cinta mereka bersemi di dunia maya. Melalui pesan-pesan larut malam dan panggilan video yang hangat, mereka menemukan belahan jiwa. Sebuah cinta yang murni, polos, dan tak pernah mempersoalkan perbedaan keyakinan yang membentang di antara mereka. Bagi Akbar dan Erencya, cinta adalah bahasa universal yang mereka pahami dengan hati.

Namun, saat cinta itu mulai beranjak ke dunia nyata, mereka dihadapkan pada tembok tertinggi dan terkokoh: restu keluarga. Tradisi dan keyakinan yang telah mengakar kuat menjadi jurang pemisah yang menyakitkan. Keluarga Erencya memberikan sebuah pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Liburan akhir tahun seharusnya menjadi waktu favorit Erencya. Biasanya, rumahnya akan penuh dengan tawa. Kakak-kakaknya yang kuliah atau kerja di luar kota akan pulang semua. Sepupu-sepupu akan datang berkunjung. Acara makan-makan besar, tukar kado, dan rencana liburan keluarga akan menjadi agenda utama. Seharusnya ini adalah waktu yang paling hangat.

Tapi tahun ini, suasana terasa berbeda. Rumahnya memang ramai, tapi kehangatannya hilang, setidaknya untuk Erencya. Ia merasa seperti hantu yang gentayangan di rumahnya sendiri. Ia ada di sana secara fisik, tapi jiwanya melayang ke tempat lain, ke sebuah kamar kos sempit di seberang kota.

Acara kumpul keluarga besar menjelang tahun baru menjadi sebuah siksaan. Semua orang tertawa, berbagi cerita sukses mereka sepanjang tahun, sementara Erencya hanya bisa memasang senyum tipis yang ia jamin kelihatan palsu banget. Ia merasa seperti penipu. Di depan semua orang, ia adalah Erencya si anak baik-baik. Tak ada yang tahu bahwa di dalam hatinya, ia sedang memimpin sebuah pemberontakan sunyi.

"Kamu kok lebih diam sekarang, Ren?" tanya Giselle, kakak keduanya, saat mereka kebetulan hanya berdua di dekat kolam renang di halaman belakang. Giselle, dengan dunianya sebagai mahasiswi desain di Bandung, punya pandangan yang sedikit lebih terbuka dibanding saudara-saudaranya yang lain.

"Lagi nggak mood aja, Ci," jawab Erencya sekenanya.

Giselle menatapnya lekat. "Ini bukan soal nggak mood. Ini soal lain. Sejak kamu 'dihukum' Papa, kamu kayak kehilangan cahayamu." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara lebih pelan. "Aku nggak tahu masalahmu apa. Tapi kalau kamu butuh teman ngobrol yang nggak akan nge-judge, aku di sini."

Tawaran itu terasa seperti setetes air di tengah gurun. Erencya menatap kakaknya, merasa sedikit terharu. "Makasih, Ci." Ia belum siap untuk menceritakan semuanya, tapi setidaknya ia tahu, tidak semua orang di keluarganya memusuhinya. Ada setitik cahaya.

Cahaya yang lebih besar datang keesokan harinya, diantar oleh Lusi dalam sebuah misi yang lebih berisiko dari biasanya. Lusi datang dengan alibi mau mengembalikan buku, dan harus melewati 'pemeriksaan' dari Bryan yang kebetulan ada di ruang tamu. Tapi Lusi, dengan kemampuan aktingnya yang setara pemenang piala Oscar, berhasil lolos dan menyelipkan sebuah amplop tebal ke tangan Erencya saat mereka berpapasan di tangga.

Di dalam kamarnya, Erencya membuka 'episode' terbaru dari 'Netflix Kertas'-nya. Ia tertawa geli membaca kisah Roro Jonggrang versi Akbar yang penuh dengan komentar-komentar sotoy dan lucu. Tapi surat pengantarnyalah yang membuat hatinya berhenti berdetak.

...Sebentar lagi tahun baru, ya. Aneh rasanya kita ada di kota yang sama tapi nggak bisa ngerayain bareng... Aku akan tulis cerita spesial buat malam tahun baru nanti. Anggap aja itu kembang api kita, yang terbuat dari kata-kata...

Erencya menutup mulutnya, menahan isakan yang tiba-tiba naik ke tenggorokannya. Air matanya menetes, membasahi kertas surat. Pria ini... Akbar... dia benar-benar mengerti. Dia tidak mencoba menghiburnya dengan kalimat-kalimat klise seperti "sabar ya" atau "semua akan baik-baik saja." Dia mengerti rasa sakit dari keterpisahan ini, dan alih-alih mencoba menghapusnya, dia justru mengubahnya menjadi sesuatu yang indah. Sesuatu yang hanya milik mereka berdua. Kembang api dari kata-kata. Itu adalah hal paling puitis dan romantis yang pernah Erencya dengar.

Hikmah lainnya meresap ke dalam dirinya. Selama ini, perayaan tahun baru di keluarganya selalu identik dengan pesta besar, makanan mewah, dan kembang api yang paling meriah. Sebuah perayaan yang bisa dilihat dan dinilai oleh semua orang. Tapi Akbar baru saja mengajarinya sebuah pelajaran baru. Bahwa perayaan yang sesungguhnya itu bukan tentang kebisingan atau kemewahan. Perayaan yang sejati adalah soal koneksi. Soal berbagi momen dengan orang yang paling berarti, meskipun hanya melalui tulisan, meskipun dalam sunyi.

Ia menatap ke luar jendela, melihat persiapan pesta barbekyu di halaman belakang rumahnya. Ia melihat kakak-kakaknya yang sibuk dengan ponsel dan obrolan mereka masing-masing. Mereka ada di sana bersama, tapi apakah mereka benar-benar 'terhubung'? Untuk pertama kalinya, ia tidak merasa iri. Ia justru merasa sedikit kasihan. Mereka punya kebebasan, tapi apakah mereka punya koneksi sedalam yang ia miliki dengan Akbar saat ini?

Malam tanggal 31 Desember. Suasana di rumahnya riuh rendah. Suara tawa, musik, dan aroma daging panggang memenuhi udara. Erencya berhasil lolos dari keramaian dengan alasan pusing dan ingin istirahat lebih awal. Tentu saja, itu hanya alibi.

Di dalam kamarnya, ia sudah menerima 'paket' terakhir dari Akbar, yang diantar Lusi dengan susah payah sore tadi. Sebuah amplop tebal bertuliskan: "KEMBANG API KITA - Buka Tepat Jam 12 Malam."

Ia menunggu. Ia bisa mendengar hitung mundur yang diteriakkan keluarganya di halaman belakang. ...Lima! Empat! Tiga! Dua! Satu!...

DUAARRR!

Suara terompet dan ledakan kembang api membahana di langit Jambi, cahayanya berpendar masuk melalui jendela kamar Erencya. Di tengah semua kebisingan itu, dengan tangan gemetar, Erencya membuka amplopnya.

Di dalamnya bukan cerita legenda. Melainkan sebuah surat panjang.

Untuk Erencya,

Selamat Tahun Baru. Kalau kamu baca ini, berarti di luar sana pasti lagi berisik banget. Tapi aku harap, di dalam hatimu, kamu bisa merasakan ketenangan.

Aku nggak punya cerita tentang pangeran atau putri malam ini. Aku cuma punya cerita tentang kita. Cerita tentang seorang cowok dari Padang yang iseng-iseng scroll media sosial dan nemuin senyum paling tulus yang pernah dia lihat. Cerita tentang seorang gadis dari Jambi yang ternyata jauh lebih kuat dan hebat dari yang cowok itu bayangkan.

Beberapa minggu terakhir ini berat. Berat banget. Tapi anehnya, ini juga jadi beberapa minggu terbaik dalam hidupku. Karena di tengah semua kesulitan ini, aku menemukanmu. Bukan cuma Erencya yang cantik di foto, tapi Erencya si pejuang, Erencya si pemikir, Erencya yang bisa bikin nasi tempe terasa kayak steak.

Aku nggak tahu tahun depan akan membawa apa untuk kita. Mungkin akan lebih sulit. Mungkin akan ada badai yang lebih besar. Tapi aku nggak takut. Karena tahun ini, aku belajar satu hal paling penting: cinta kita itu bukan terbuat dari kaca yang rapuh, tapi dari baja yang ditempa dalam api. Semakin keras pukulannya, semakin kuat jadinya.

Jadi, di tahun yang baru ini, nggak ada resolusi muluk-muluk dariku. Cuma satu janji: aku akan terus di sini, terus berjuang, dan terus menulis 'episode-episode' baru untukmu. Sampai hari di mana kita nggak butuh surat lagi untuk bicara.

Lihatlah ke luar jendela. Kembang api itu indah, kan? Tapi buatku, cahaya paling terang tahun ini adalah cahaya harapan yang kamu kasih. Terima kasih untuk semuanya.

Selalu mencintaimu,

Akbar.

Erencya menangis dalam diam, air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Ia berjalan ke jendela, menatap ledakan warna-warni di langit yang gelap. Indah. Sangat indah. Tapi Akbar benar. Kembang api terindah malam itu bukanlah yang ada di langit. Melainkan yang sedang ia genggam di tangannya. Sepucuk surat yang berisi semua harapan, janji, dan cinta paling tulus di dunia.

Di tengah riuh pesta dan ledakan kembang api di langit Jambi, Erencya memulai perayaan tahun barunya sendiri, di dalam sebuah dunia hening yang terbuat dari kertas dan cinta. Dan ia tahu, tahun yang baru ini akan menjadi tahun perjuangan. Tapi ia tidak lagi takut. Ia siap.

1
👣Sandaria🦋
jadi akhirnya Akbar login atau logout, Kak?🤔
kisah perjuangan cinta yg mesti aku hargai sebagai pembaca, Kak. meski dari tengah sampai akhir aku merasa authornya kehilangan "sentuhan" pada ceritanya. mungkin gegara mengubah ending dengan bermanuver terlalu tajam😂
Sang_Imajinasi: udah ada kok cuma belum dirilis mungkin akhir bulan ini rilis novel roman dengan banyak bab maybe 500 bab
total 8 replies
👣Sandaria🦋
selalu aneh dengar ucapan hati-hati di jalan bagi orang yg naik pesawat. macam dia aja yg nerbangin pesawat. harusnya kan "tolong bilangin ke pilotnya hati-hati di udara, jangan ngebut!"🙄🤣
👣Sandaria🦋
baca bagian ini, Bang@𝒯ℳ ada begitu banyak "kekayaan" di dunia ini, tidak hanya melulu soal uang. mungkin disayangi aku yg imut ini salah satunya🤔😂
👣Sandaria🦋: aku barusan tamat baca ini novel, Bang. cari tempat mojok lain lah. atau berantem lagi di novel Om Tua😆
total 8 replies
👣Sandaria🦋
asiik bener nama timnya 👍😂
👣Sandaria🦋
aku dulu pernah naik ini di pasar malam, Kak. pas di atas ketinggian itu terjadi ciuman ke-29 ku. kalau gak salah ingat 🤔😂
👣Sandaria🦋
yg bertemu diam-diam selama seminggu itu di bulan Juni, Kak. yg terjadi di bulan Desember mah nerakaa😆
👣Sandaria🦋
kadang aku ragu Erencya ini di cerita aslinya beneran masih SMA, Kak? tua kali pemikirannya. minimal anak kuliahan tingkat akhir lah😆
👣Sandaria🦋
kok mereka belum menyinggung keimanan ya, Kak?🤔
👣Sandaria🦋
jadi udah di tahap "pulang" aja nih. enggak datang lagi? jauh kali lompatan si Akbar😆
👣Sandaria🦋
untung gak kayak adegan Armageddon😅
👣Sandaria🦋
mengapa Akbar gak jalur darat aja ke Jambi nya, Kak? mungkin biar kelihatan dramatis ya efeknya kek di pilem pilem?😆
👣Sandaria🦋
kayak kita nih Bang@𝒯ℳ cinta yg kuat itu tumbuh di tengah percakapan percakapan saling maki, saling bully dan saling merendahkan diri🤦 sampai-sampai mengalahkan romansa cinta Ucup dan Anny😂🤣
👣Sandaria🦋: aduh Abang. pengen terjun ke laut aja nih aku, biar digulung ombak sekalian☺️😂
jadi pengen nge tag Bang Salman, Bang Zen dan Bang Asta. kali aja mereka rela muntahh berjamaah, Bang🤣🤣
total 2 replies
👣Sandaria🦋
kalau Erencya juga membangun jembatan dari sisi seberang, pasti sebentar lagi jembatannya nyambung itu. entah kalau ada preman preman yg nyolong bata dan besinya🤦
👣Sandaria🦋
jangan terlalu terbuai gombalan kalian. karena "semua akan preeet pada waktunya" begitulah kata-kata warga net yg berpikir logis🤣
👣Sandaria🦋
aku tidak menyangka perkara membangun jembatan ini bisa membuatku melankolis begini, Kak😭😂
👣Sandaria🦋
sebegini beratnya perjuangan cinta, siapa yg akan berani membakar jembatannya? bahkan authornya saja tidak berani😭😂
Sang_Imajinasi: baca nya sambil play musik tanpa cinta, sama seamin tapi tak seiman kak
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kalau guru sejarah ku seperti Akbar. mungkin aku masih ingat siapa nama guru sejarah ku dulu. lebih parahnya aku saja lupa ada pelajaran sejarah😆
👣Sandaria🦋
memang begitu gaya dosen penguji sejak zaman purba 😂
👣Sandaria🦋
ini bener lagi. kalau udah mendekati waktu eksekusi, jangan ngapa-ngapain lagi. tunggu aja dor nya😆
👣Sandaria🦋
memang betul ini, kadang mules😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!