Ayah Sambungku K-Pop Idol

Jam menunjukkan pukul satu malam waktu setempat. Sienna dan yang lain sudah tertidur sejak tadi. Sedangkan Kirana sama sekali tidak bisa memejamkan mata barang sebentar saja.

Ia masih sibuk menerka-nerka sambil menatap secarik kertas itu. Apa ini dari Hyunjin?

Tapi rasanya tidak mungkin. Lagipula Kirana tidak tahu apa Hyunjin dan member Stray Kids lain menginap di hotel ini juga atau tidak. Juga, mengunjungi seorang pria di kamarnya? Agak sedikit 'berbahaya', pikir Kirana.

Namun, rasa penasaran sama sekali tidak bisa Kirana hilangkan. Setelah berpikir cukup lama, Kirana menggunakan hoodie milik sang putri dan memakai masker. Jika benar ini dari Hyunjin bukankah ia tidak boleh terlihat?

Kirana pun naik lift ke lantai 15. Dan setelah mencari, ia menemukan kamar itu. Kamar 1509. Saat ia akan mengetuk, tiba-tiba seseorang berwajah asia timur datang dan menghadangnya. "Hey, kamu sedang apa?"

"Saya...."

"Kamu sasaeng?! Dari mana kamu tahu mereka menginap di sini?! Sudah sana pergi!" usirnya.

"Tapi saya..."

Tiba-tiba pintu kamar 1509 terbuka, dan benar saja, Hyunjin berdiri di sana. Ia menatap ke arah Kirana sekilas dan ia mengatakan sesuatu dengan Bahasa Korea yang tidak Kirana pahami. Beberapa saat mereka berdebat hingga pria itu pergi dan Hyunjin menarik tangan Kirana masuk ke dalam kamar.

"Duduklah," ujar Hyunjin mempersilahkan.

Kirana pun duduk di sofa yang Hyunjin tunjukan. Begitu juga dengan Hyunjin duduk di sofa yang sama. Mereka duduk bersebelahan.

Kamar hotel ini tidak seperti bayangan Kirana. Kamar yang ia tempati dengan sang putri adalah kamar hotel biasa, saat masuk ke dalam kamar di sisi kanan ada lemari, dan di sisi kiri adalah kamar mandi. Lalu jika masuk lebih dalam, ada dua buah kasur berukuran single yang ditempatkan bersebelahan.

Namun kamar ini tipe presidential suite, ada semacam ruang tamu dan terlihat ada pintu lain di sisi ruangan. Mirip dengan apartemen yang ia tempati.

"Kau bisa membuka hoodie dan maskermu," ucap Hyunjin seraya meletakkan sekaleng cola di meja di hadapan Kirana. "Maaf hanya ada ini."

Kemudian Kirana pun menurunkan hoodienya ke belakang, dan membuka maskernya.

Hyunjin pun tersenyum. "Aku kira kau tak akan datang."

"Sejujurnya aku juga berpikir untuk tidak datang. Tapi aku ingin memastikan, yang memintaku datang ke kamar ini kamu atau bukan."

"Apa kamu mengira orang lain?"

"Ya. Karena rasanya tidak mungkin kamu yang memintaku datang ke sini."

Hyunjin menyangga kepalanya dengan tangan yang ia tumpukan dipahanya. Sambil tersenyum dan menatap Kirana, ia bertanya, "kenapa tidak mungkin?"

"Tentu saja..." Kirana sedikit salah tingkah. Bagaimana tidak, idol muda berbakat nan tampan itu menatapnya dengan cara seperti itu. "Seorang Hyunjin ingin menemuiku? Itu sangat mustahil."

"Itu tidak mustahil. Buktinya aku memang ingin bertemu denganmu."

Kirana tak bisa tidak tersenyum. "Kenapa?"

"Karena aku ingin berkenalan. Jadi, siapa namamu?"

"Kirana."

"Kirana..." gumam Hyunjin. "Nama yang cantik. Seperti orangnya."

Kupu-kupu tiba-tiba berterbangan di dalam perut Kirana. Ia berusaha menguasai dirinya. "Terima kasih," ujar Kirana dengan nada yang ia coba untuk terdengar biasa.

"Jadi, putrimu itu, benar adalah putrimu?"

"Iya. Tentu saja benar," ujar Kirana. "Aku berusia 33 tahun, dan putriku 15 tahun."

"Kamu sangat muda untuk memiliki putri berusia 15 tahun. Aku sempat membicarakan ini dengan Han tadi, dan kami tidak percaya dia adalah putrimu. Juga, kamu terlalu cantik dan nampak terlalu muda untuk usia 33 tahun."

Kirana hanya bisa menahan senyumnya agar tidak terkembang terlalu lebar.