Trio M.A.E

Visual Vivienne dan Jammie

Jammie sudah rapi untuk menjemput adik sepupu Alex Reeves yang katanya biang kerok keluarga. Jammie tidak yakin kalau gadis cantik ini si pembuat pusing semua sepupunya.

Pria Asia itu bolak balik melihat jam tangan mahalnya dan jam di bandara menunggu kehadiran si cantik yang katanya naik pesawat British Airways. Seperti biasa Jammie mengenakan jas dan kemeja gelap. Dirinya menunggu di kursi tunggu sembari bersenandung supaya tidak bosan karena sejak jam delapan sudah di bandara Narita.

Pengumuman bahwa pesawat British Airways asal London sudah mendarat dan Jammie pun berdiri diantara para orang yang datang menjemput.

Jammie memindai satu persatu penumpang yang datang dan mencari gadis cantik berambut coklat, bermata biru dengan tinggi 175 cm. Vivienne memang baru 16 tahun tapi soal bongsor, dia memang paling tinggi dari semua sepupu perempuannya. Nabila dan Shanum tingginya 170cm, Yuna 169 cm, Alexa 173 cm.

Akhirnya Jammie melihat gadis itu yang hanya mengenakan kaos, jeans hitam dengan muka bantal. Pria itu kemudian menghampiri gadis cantik itu.

"Miss Neville?" sapa Jammie.

"Ya? Kamu siapa? Bah! Culun kali kau?" komentar Vivienne melihat Jammie.

"Saya Jammie Arata, asisten tuan Alex Reeves."

Vivienne memindai pria di depannya. Cupu. Kayaknya bisa digodain nih.

"Terus?" tanya Vivienne.

"Saya diminta menjemput anda Miss Neville."

"Kamu kira aku nggak pernah ke Tokyo?" pendelik Vivienne.

"Bukan begitu nona tapi tuan..."

"Sudahlah, bawa nih koperku! Kamu jemput pakai mobil apa? Range Rover? Mercedes?"

"Taksi."

Vivienne melotot. "Taksi? Memang pada kemana mobilnya kakakku?"

"Kata tuan Reeves harus naik taksi sebagai hukuman miss..."

"Aaarrgggghhh! Kakakku memang durjana!" teriak Vivienne sembari menghentakkan kakinya. "Mana taksinya?"

Jammie jalan terlebih dahulu sambil membawa koper besar milik Vivienne dan diikuti gadis itu. Pria itu memanggil taksi dan segera memasukkan koper Vivienne lalu keduanya menuju apartemen milik keluarga Pratomo.

"Miss Neville," panggil Jammie.

"Panggil saja Vivienne, Neville itu nama bapakku!"

"Miss Vivienne, apa anda sudah mendaftar ulang di Tokyo Institut Of Technology?"

"Kenapa memang?"

"Saya hanya mengingatkan."

Vivienne menatap Jammie. "Namamu Jammie kan?"

Jammie mengangguk.

"Korean? Japanese?"

"Mix keduanya."

"Orang tuamu?"

"Meninggal kecelakaan."

"Kok bisa jadi asisten nya kak Alex?"

"Diangkat anak oleh Nyonya Adriana."

"Bisa apa? Nembak? Beladiri?"

"Bisa semua."

"Sudah punya pacar?"

Jammie hanya melongo. "Ini sesi tanya jawab atau apa nona?"

"Jawab saja kenapa sih? Susah Amir! Padahal Amir nggak susah kok!"

"Belum nona," jawab Jammie pelan.

"Kenapa belum?"

"Saya masih muda nona, masih 20 tahun."

"Kamu g*y?"

Jammie ternganga. "Nggak nona, saya normal."

"Aku punya kakak g*y soalnya, udah nikah lagi sama pacar terongnya. Heran aku, apa enaknya adu terong gitu?" gumam Vivienne tanpa menyadari wajah terkejut Jammie mendengar ucapan asal gadis usia 16 tahun.

Vivienne menoleh ke Jammie. "Biasa aja Jam dinding! Kayak kamu nggak tahu kehidupan di barat. Tokyo malah parah hen*tainya. Bener nggak?"

Jammie hanya bisa memegang pelipisnya. "Nona anda tuh baru 16 tahun kok sudah..."

"Aku nggak polos-polos banget meskipun masih menjaga segelku. Lagian siapa yang mau sama cewek brutal nggak jelas gini. Bukan aku yang bilang tapi kak Brandon yang kawin sama bang Sean."

Jammie hanya bisa terdiam. Ini cewek otaknya bener nggak sih?

***

Vivienne dan Jammie sampai di apartemen milik keluarga Pratomo yang memang dikhususkan disana. Keluarga Neville menempati lantai empat sesuai dengan urutannya dan Vivienne berjalan menuju lift dengan Jammie di belakangnya.

"Apa mbak Alexa ada di apartemennya?" tanya Vivienne.

"Setahu saya sih biasanya masih di apartemen."

"Vivienne?"

Vivienne dan Jammie pun menoleh. "Mbak Shanum?"

***

Vivienne sekarang berada di apartemen milik Shanum yang berada di lantai satu setelah dia meletakkan koper dan tasnya. Gadis itu dengan santainya memilih mandi di apartemen adik Nabila itu. Jammie sendiri sudah kembali ke kantor PRC group karena Vivienne bilang tidak mau kemana-mana hari ini.

"Mbak Shanum dalam rangka apa ke Tokyo?" tanya Vivienne sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tubuhnya merasa segar setelah hampir 15 jam perjalanan dengan pesawat.

"Liburan saja. Capek mbak habis selesai tesisnya."

Vivienne menatap Shanum yang memang tampak lelah.

"Mbak Shanum patah hati ya?" tebak Vivienne.

Shanum tersentak. Dirinya terkejut mendengar ucapan adik bandelnya.

"Kok bisa kamu bilang gitu?" tanya Shanum.

"Mbak, aku tahu kamu sebenarnya suka sama Bang Mario, kakaknya bang Mike tapi bang Mario kan emang anggap mbak adiknya jadi nggak ketemu."

Shanum hanya terdiam. "Aku hanya berpikir, mbak Nabila menikah dengan mas Mike terus kalau aku sama bang Mario, jadi aneh kan kakakku adik iparku."

Vivienne terbahak. "Kok jadi kebayang judul sinetron ya?" Vivienne merangkul kakak perempuannya yang cantik itu.

"Mbak Shanum tuh sama ma mbak Yuna, sama-sama introvert cuma parah mbak Yuna soalnya dia kaku banget sama laki. Heran aku sama bang Edward bisa tergila-gila sama kakakku yang kaku itu."

Shanum tersenyum mendengar gumaman adiknya. Dia sendiri juga terkejut ketika mendengar Yuna akhirnya menikah dengan Edward Blair padahal sebelumnya mereka sempat gegeran gara-gara di pesta pernikahan Nabila, Yuna tahu dia jadi taruhan Edward dan Mike.

"Mbak, kamu tuh baru 22 tahun, masih banyak kesempatan cari cowok baru. Nggak usah mikirin bang Mario, mana dia juga ketuaan ma mbak. Selisihnya berapa tahun? 10 tahun kan?" tanya Vivienne dan Shanum pun mengangguk.

"Tar tanya sama mas Alex, punya teman jomblo yang nggak terlalu jauh umurnya tidak. Lagian, aku nggak rela kalau kamu sama bang Mario."

"Kenapa?"

"Tar sakit hati lihat dia dikerumuni mahasiswi."

Shanum tertawa.

***

Hari ini Jammie harus mengawal dua putri dari keluarga Pratomo, Shanum dan Vivienne main ke sebuah mall besar di daerah Shibuya.

Vivienne seperti biasanya menemukan beberapa pernak pernik berbentuk sapi yang dia suka. Sejak kecil, gadis cantik itu hobi mengkoleksi barang-barang unik berunsur sapi hitam putih.

Saking sukanya sampai kamarnya sendiri semua bertema dengan sapi hitam putih. Berbeda dengan Nabila yang hobi Sanrio, Vivienne lebih suka sapi.

"Nona Vivienne, nona Shanum menghilang!" bisik Jammie panik sebab mereka sudah harus kembali ke PRC group.

"Hah? Hilang kemana?" tanya Vivienne yang dijawab gelengan Jammie. "Ya sudah, kita cari sekarang!" ajak Vivienne yang memasukkan dua gelas lucu berbentuk sapi di keranjang belanja nya.

Setelah mencari di segala penjuru, Vivienne melihat kakak perempuannya sedang berbincang dengan seorang pria tampan. Tanpa basa basi, gadis itu segera menghampiri kakaknya dan menariknya pergi.

"Mbak, ayo pulang, mas Alex sudah cariin tuh!" ucap Vivienne sambil menarik tangan Shanum yang masih belum mengalihkan pandangannya dari pria tampan itu.

Jammie yang melihat nonanya berbuat tidak sopan ke orang tersebut bergegas membungkuk meminta maaf lalu menyusul dua nonanya.

Pria tampan yang sedang ngobrol dengan Shanum adalah Hiroshi Al Jordan, CEO AJ Corp Tokyo. Matanya tidak lepas dari gadis cantik bernama Shanum Pratomo.

***

Yuhuuu Up Siang Yaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote n gift

Tararengkyu