Lyanna tak pernah menyangka kejadian malam itu meninggalkan benih di rahimnya.
happy reading guys💧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fransiska simanjuntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Mike duduk di kursi besar di ujung ruangan. Memandang gelas kristalnya dengan tatapan menggelap. Di dalam pikirannya perkataan Lyanna terus terngiang. Seperti gema yang tak mau hilang.
"Ya.. Kalian memang pantas dipuja-puji. Tapi saya yakin.. Itu semua tidak lepas dari pekerjaan kotor anda!"
Kata-kata itu membakar ego Mike. Wanita itu, seorang rendahan berani menghinanya. Di depan teman-teman. Dalam mimpi terburuk Mike sekalipun itu tak pernah terbayangkan.
Kai yang sedang berbicara dengan Salva dan Lio melirik ke arah Mike. Pria itu menyadari perubahan hati Mike.
"Apa kau ingin membunuh seseorang, Mike? Tegur Kai sambil menepuk bahu Mike.
Mike mendongak, menatap Kai penuh amarah, "Wanita itu perlu diberi pelajaran, siapa dia hingga berani menamparku seperti itu!?"
Lorra yang duduk di dekat mereka mendengus, menuangkan anggur ke gelasnya, "dia memang tidak bisa dibiarkan." Sahutnya.
Lio Verez, yang biasa di sebut dengan Lio duduk di salah satu sofa dengan minuman wine di tangannya. "Ayolah Mike, dia hanya wanita rendahan, kau tak perlu memikirkannya."
"Dia menamparku!" Mike berbalik dengan mata tajam, "di depan semua orang dia mempermalukan aku!" Tangan Mike menyambar vas kristal yang berdiri di atas meja, tanpa berpikir dua kali dia melemparkannya ke dinding. Menimbulkan gema keras di ruangan. Membuat para pelayan yang sedang bertugas menahan nafas ketakutan.
"Mike, hentikan!" Salva menahan tubuh Mike. "Merusak barang di sini tidak akan membuatmu merasa lebih baik.!"
"Aku tidak peduli!" Mike menghentakkan tinju nya pada meja kaca di depannya hingga pecah, "dia harus diberi pelajaran! Aku akan membuatnya menyesal telah berkata seperti itu padaku.!"
Salva menghela nafas panjang. Dia melangkah mendekati pelayan yang berdiri canggung di sudut ruangan. Dengan gerakan santai dia memerintahkan pelayan itu untuk membersihkan kekacauan.
Selalu seperti itu. Salva selalu menjadi orang yang membersihkan kekacauan yang diperbuat Mike.
"Tapi aku akui wanita itu cukup berani. Dia berbeda." Komentar Kai.
"Aku akan menghancurkan nya." Kata Mike dingin. dadanya naik turun karena marah.
Kai tersenyum licik, "mudah saja. Dia asisten pamanmu bukan?"
Mike menyipitkan mata, "ya, itu katanya kemarin. Apa saranmu Kai?"
Kai tersenyum tipis seperti predator yang menemukan mangsanya, "kita beri peringatan kecil. Tidak usah yang besar, hanya sesuatu yang membuat dia tau diri."
Mike tampak diam seperti memikirkan cara.
"Kita bisa manfaatkan media sosial. Kita buat dia tau kalau dia hanya sebatas manusia rendahan yang bisa kita peralat kapan saja. Sampai dia datang berlutut."
"Aku bisa bantu soal itu." Sahut Lorra cepat. Lorra memang pandai melakukan sabotase media sosial.
Mike mengangguk pelan, bibirnya melengkung membentuk senyuman evil. "Aku tak akan membiarkannya hidup tenang."
***
Lyanna sedang duduk di mejanya. Matanya fokus pada layar komputer sambil mengetik cepat. Dia harus membuat proposal untuk pengajuan meeting dengan pihak Arcen group sesuai yang di minta Zayden kemarin. Baru saja dia akan menyeruput teh dinginnya tapi terhenti karena suara langkah kaki terdengar di lorong.
Saat dia mendongak, pria besar dengan setelah jas hitam berdiri di depannya.
Kehadiran Mike cukup membuat semua rekan kerja Lyanna menghentikan aktivitas mereka. Menatap dengan penuh rasa ingin tau dan ketakutan.
"Selamat siang, Pak Mikhael." Sapa Lyanna mencoba ramah, "ada yang bisa saya bantu?"
"Lyanna Arabella ya?" Mike menegakkan tubuhnya, melipat tangan di dada.
Lyanna menunduk, sama sekali tak berani menatap wajah Mike.
"Kenapa sekarang kau diam? Mana keberanian mu?" Tantangnya. "Bukankah orang sepertimu harus punya prinsip."
Lyanna tak bergerak. Dia mengepalkan tangan erat mencoba menahan amarah. Bukan tak berani melawan Mike, tapi posisinya sekarang tidak bagus. karyawan lain kini memasang telinga tajam, menguping pembicaraan Mike dan Lyanna.
"Kalau anda datang ke sini untuk cari masalah, maaf saya sedang sibuk. Tidak punya waktu untuk berbicara dengan anda," Ucap Lyanna pelan. Mendongak untuk menatap langsung mata Mike.
Mike tersenyum sinis, "sibuk? Dengan pekerjaan kecilmu ini." Mike melembar catatan yang dipegang Lyanna. " Anda harus tau Lyanna. Saya bisa saja menendangmu sekarang dari perusahaan ini!"
Lyanna mengangkat dagunya pelan, jika bukan karena menghargai karyawan lain, Lyanna pasti sudah melawan. "Silahkan Tuan yang terhormat." Ucapnya pelan tapi masih terdengar jelas di telinga Mike. "Tapi anda harus tau. Saya tidak takut dengan orang-orang seperti anda."
Mike tertegun sejenak, tidak menyangka Lyanna akan melawan. Mata mereka saling bertemu, melemparkan kebencian satu sama lain. Mike merasakan hal yang berbeda dari dalam diri Lyanna. Keberanian, keteguhan, bahkan di kalangan elit sekalipun tidak ada yang berani melawannya.
Suasana di sekitar terasa membeku saat Mike diam. Akhirnya pria itu melangkah mundur, meluruskan jas nya berlahan.
"Menarik." Ujar Mike pelan. Dia mengangkat bibirnya membentuk senyuman evil.