Cakka Barani, seorang mahasiswa yang juga merupakan otaku yang berasal dari dunia modern, mendapati dirinya tiba-tiba saja terlempar ke dunia lain saat keluar dari kamarnya. Berkat pengetahuan yang dimilikinya, mampukah dia bertahan hidup di dunia baru yang penduduknya bertahan hidup mengandalkan sihir dan pedang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awaluddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Awal Perjalanan
Aku menelusuri jalan yang diterangi oleh batu kubus bercahaya yang tersebar di sepanjang aliran sungai. Tujuanku sudah jelas yaitu menuju jalan keluar dengan mengikuti aliran sungai sesuai perkataan Neija. Meskipun sudah berjalan selama hampir dua jam, aku tidak merasa lelah sama sekali dan entah mengapa di sepanjang jalan aku tidak menemukan adanya satu pun monster.
Apa mungkin di tempat ini tidak ada monster yah? Tapi ... di tempat aku pertama kali tiba di dunia ini ada monster yang mirip dengan kelelawar yang ukurannya tidak masuk akal itu. Eh tunggu dulu ... bukankah monster itu tidak berani datang ke tempat mata air itu yah? Jangan-jangan monster yang ada di sekitar sini takut dengan sungai ini?
"Jangan-jangan mereka takut dengan Neija!?" Tanpa sadar aku berteriak saat mengingat bahwa sumber mata air itu adalah sebagian air sungai yang berasal dari danau tempat Neija mengurung dirinya.
Itu masuk akal sih soalnya danau itu diciptakan oleh Neija sendiri. Wajar jika monster-monster yang tinggal di sini takut dengan makhluk yang berdiri di puncak para monster.
Sementara aku memikirkan hal-hal janggal yang terjadi selama aku ada di sini, kedua mataku mulai menangkap cahaya yang menandakan jalan keluar sudah sangat dekat.
"Akhirnya debut petualangan ku di isekai sebentar lagi akan dimulai!"
...***...
"Jadi dia sudah pergi, yah...." Gumaman itu diakhiri dengan napas yang berat.
Naga yang berada jauh di dasar danau sedang mengamati sosok Hjyuman yang baru saja ditemuinya. Meskipun terkandung perasaan sedih dari suaranya, sebagian dari dalam dirinya sebenarnya merasa senang karena akan ada sesuatu hal menarik yang pasti akan terjadi. Namun ... di lubuk hatinya yang paling dalam, terbersit juga sedikit kekhawatiran yang tidak bisa dia abaikan.
Dia berkata bahwa dirinya tiba-tiba berada di tempat ini dan tampaknya dia tidak mengetahui tentang Dewa sebelum aku menceritakan hal itu kepadanya. Sudah bisa dipastikan bahwa dia bukanlah orang yang dikirim oleh Dewa bodoh itu untuk melatih Pahlawan, tapi ... masih ada hal yang tidak aku mengerti. Jika dia tidak menerima berkah dari Dewa, dari mana asal kekuatan yang mengerikan itu? Meskipun saat ini dia belum sadar akan kekuatannya sendiri, hal ini benar-benar sangat menarik dan layak untuk dinantikan.
"HAHAHAHAHA! benar-benar menarik." Di tempat yang tidak ada apa-apa selain dirinya, naga itu tertawa.
Selama bertukar cerita dengan Cakka, Neija dengan teliti mengamati Cakka untuk melihat kemampuannya. Meskipun sudah bisa dipastikan bahwa Cakka bukanlah seorang yang dikirim oleh Dewa, hal itu bukan sebuah alasan untuk membuat Neija merasa lega. Meskipun selalu tampak tenang, faktanya Neija benar-benar terkejut setelah mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh Cakka. Tidak hanya sampai di situ saja, bahkan dengan kekuatan yang sebesar itu masih ada ruang untuknya berkembang.
Benar-benar Hjyuman yang mengerikan, tapi ... kekuatan sebesar itu akan menjadi percuma jika tidak tahu cara menggunakannya. Orang baik seperti dirimu tidak membutuhkan kekuatan sebesar itu, tahu...
Neija mengira bahwa Cakka merupakan orang yang berhati suci karena mampu memegang artefak yang bernama Kaleidoskop. Namun masih ada hal yang tidak disadari oleh Neija, yaitu kebencian yang dimiliki oleh Cakka. Dan kebencian itulah yang menjadi salah satu dari dua sumber kekuatan Cakka.
Selain sihir yang mengerikan itu, dia mempunyai kekuatan Dewa itu sendiri, yaitu Sihir Suci. Sihir itu ... sihir yang sangat gelap itu, apa sebenarnya itu? Itu bukanlah sihir milik Dewa ... apa jangan-jangan kekuatan itu berasal karena dia adalah sesuatu yang disebut sebagai 'Manusia'? Dia mengatakan bahwa dirinya adalah ras Manusia, bukan Hjyuman. Tapi aku benar-benar yakin bahwa dia adalah Hjyuman walaupun auranya sendiri seperti mengalami suatu distorsi, seperti ada hal yang tercampur di dalamnya.
Neija merasa kebingungan namun rasa penasarannya kepada Cakka jauh lebih besar. Karena hal itulah, dia menjadi sangat tertarik kepadanya dan memikirkan berbagai kemungkinan asal kekuatan yang dimiliki oleh Cakka. Dengan kekuatan yang dia miliki, dia dapat melihat dan mengawasi Cakka melalui benda yang Cakka bawa.
Aku penasaran apa yang akan terjadi kepadanya saat dia mengetahui dunia luar yang sebenarnya. Aku yakin semangatmu itu sebentar lagi akan menghilang dan digantikan dengan keputusasaan.
Saat Neija mengetahui bahwa Cakka sebentar lagi akan melangkahkan kakinya ke dunia luar, dia dengan lirih berkata.
"Jangan mati, bertahanlah selama mungkin, Cakka. Aku ingin tahu sejauh mana kau dapat bertahan di dunia ini."
...***...
Aku melangkahkan kaki keluar dari gua. Udara segar langsung menyapa wajahku. Aroma tanah dan tumbuhan yang belum pernah aku hirup sebelumnya, ikut terbawa berkat hembusan angin. Pemandangan indah yang sempat membuatku terdiam beberapa saat, tanpa sadar membuat bibirku melengkung ke atas. Rasa lega yang selama ini terpendam akhirnya menemukan jalannya keluar, bercampur dengan setitik harapan untuk masa depanku di dunia baru ini. Lembah yang dikelilingi pegunungan dan bukit benar-benar memanjakan mata. Bahkan untuk aku yang lebih sering menghabiskan waktu di rumah dibandingkan di alam, dapat memahami keindahan ini. Aliran sungai yang seharusnya menjadi air terjun secara ajaib berakhir tepat sebelum jalan keluar dari gua.
Wahh... tempat ini benar-benar berada di dalam gunung, aku penasaran ke mana air itu akan mengalir, apakah ada lubang di ujung sungainya? Yah percuma saja memikirkan soal air sungai yang berasal dari danau ciptaan Neija. Tapi kalau dipikir-pikir akan sangat indah jika itu berakhir menjadi air terjun.
Dengan mengikuti jalan setapak, aku perlahan menuruni gunung berapi yang sudah tidak aktif ini. Untung saja aku sering berolahraga saat berada di duniaku sebelumnya, sehingga hal-hal seperti ini tidak menjadi masalah yang berarti.
Dari cerita Neija, aku membayangkan tempat ini akan menjadi daerah yang sangat tandus, tapi ternyata aku salah. Apakah mungkin karena sudah 1000 tahun berlalu jadi tempat ini telah berubah? Kalau tidak salah ... letusan gunung berapi dapat membuat subur area sekitarnya. Mungkin karena itu kali yah tempat ini sekarang jadi terlihat sangat indah.
Di sepanjang jalan aku menemukan berbagai macam tumbuhan yang belum pernah aku lihat sebelumnya, aku mengambilnya beberapa untuk aku jadikan sebagai teh. Aku juga melihat berbagai macam hewan yang terlihat mirip atau mungkin itu benar-benar hewan yang sama dengan hewan yang berasal dari duniaku, contohnya seperti hewan yang mirip dengan kambing gunung itu. Hewan itu sangat mirip dengan kambing gunung, bahkan hewan itu dapat berdiri di tempat yang memiliki kemiringan yang ekstrem.
Karena banyaknya hal yang aku temukan di perjalanan menuruni gunung ini, tanpa aku sadari matahari sudah semakin berada dekat dengan tanah dan aku sudah sampai di kaki gunung. Sesampainya di bawah, aku terus berjalan lurus mengikuti kata hatiku.
Aku mungkin saja bisa menemukan pemukiman jika terus berjalan ke arah ini.
Dan tanpa aku sadari, hari semakin gelap. hanya cahaya dari bulan dan bintang-bintang yang menuntun jalanku. Semakin gelap malam, semakin terang pula cahaya dari bintang. Entah sudah berapa lama aku berjalan, bahkan gunung berapi tempatku berasal sudah tidak dapat aku lihat lagi.
"Uwaah ... aku benar-benar melupakan hal yang sangat penting ini, sekarang di mana aku akan tidur malam ini?" Tanpa ada siapa-siapa yang bisa aku temani berbicara, sekali lagi aku berdialog dengan diriku sendiri.
Sebaiknya aku cari celah bebatuan, atau mungkin tidur di rerumputan terbuka saja?
Aku terus mencari tempat untuk tidur hingga hari menjadi sangat gelap. Setelah lama mencari, aku pun menemukan celah bebatuan yang cukup lebar yang mampu dimasuki oleh dua orang sekaligus sehingga aku dapat tidur di dalamnya. Hanya perlu menutupnya dengan batu besar dan jadilah tempat yang aman untuk ditinggali semalaman. Tapi ... hal itu tidak akan terjadi karena aku tidak mampu untuk mendorong bebatuan yang cukup besar untuk menutup celah.
Karena aku merasa terlalu lelah, aku akhirnya menyerah dan memutuskan untuk tidur tanpa menutup celah bebatuan itu. Tanpa kusadari, keputusanku ini merupakan keputusan yang paling bodoh yang pernah aku ambil selama terlempar ke isekai.