Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
6.seperti biasa
“Lo nggak bawa bekal?”
Kaira menggelengkan kepalanya.”tadi stok makanan di rumah habis,yang ada cuman roti buat sarapan pagi.”
“Hmm ya udah lo pake duit gue aja dulu,nanti kalau lo udah punya uang baru bayar..”
Kaira melihat ke arah Maya.”May,tadi aja lo udah bayar uang kas gue,dan sekarang lo malah nawar buat pinjamin duit lo,nggak usah May,lagian gue belum lapar,kalau lo mau ke kantin ayo gue temenin”
Maya menghela nafas.”nggk usah deh Ra,gue nggak mau lo di bully sama Aurel dan yang lain.”Maya berdiri dari duduk nya.”iya udah lo tunggu di sini ya,gue beli makanan dulu.lo mau apa?”
Dengan cepat Kaira menggelengkan kepalanya.”nggk butuh apa apa May,buat lo aja.”
Tidak ada jawaban dari Maya,gadis itu akhirnya melangkah kan kaki meninggalkan kelas dan Kaira yang duduk di meja mereka.
Kaira menghabiskan waktu istirahatnya mengerjakan pr matematika yang baru saja di berikan oleh bu Lian tadi.
Sebenarnya Kaira sedikit segan melihat Maya,karena setiap dia susah,gadis itu lah yang selalu menolongnya.
Padahal uang jajan Maya juga pas pasan,dia bukan dari keluarga orang kaya,hanya keluarga yang berkecukupan.
Bahkan jika di bandingkan pekerjaan antara papahnya dan juga orangtua Maya, papahnya lebih tinggi jabatannya.
“Gue kira lo nggak jadi pindah ke sini..”dua orang pria tampan,melangkah ke belakang Kaira,
Dan mereka menemui murid baru yang bernama Fathan itu.
Kedua laki laki itu duduk di depan Kaira dan Maya.
“Apa kata bokap lo?”Rian duduk di kursi yang baru di tariknya dari samping meja Fathan.
Fathan menghela nafas.”nggak ada,mereka oke oke aja.”ucap pria yang baru saja menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi yang ia duduki.
“Kalau kita satu sekolah gini kan enak,yahh..walaupun kita udah kelas 12 nggak apa apa yang penting kita ada kenangan nanti.”Bara merapikan rambutnya sembari mengucapkan kalimatnya.
Ke tiga pria itu sahabatan sejak mereka smp,tapi mereka berpisah sma karena Fathan melakukan sebuah kesalahan yang membuat pria itu harus di sekolahkan di sekolah milik kakaknya.supaya dia terus di pantau di sana.
Entah apa yang di lakukan pria itu hingga dia bisa pindah sekolah.
“Ke kantin?”
“Lagi nggak mood..”
“Ra….”
“Heyy Ra…”
Bara memukul pelan bahu Kaira.
“Ada apa Bara,lo bikin kaget aja..”
Bara mengeluarkan satu lembar uang berwarna biru dari dalam kantong nya”beliin makanan dong,sisanya buat lo.”
Kaira melihat ke arah pria itu.
“Gue lagi ngerjain tugas..”
“Belagu banget lu Ra,di kasih duit malah nggak mau,tadi bayar kas nggak bisa lu.”sahut Rian dengan suara yang sedikit lumayan kencang.
Kaira menghentikan tangannya menulis.lalu dia melihat ke arah kedua pria itu.”mau di beliin apa?”
“Terserah yang penting makanan dan ada minumannya,pokoknya habisin 40 ribu,10 ribu lagu buat lo.”
Kaira berdiri dari duduk nya lalu dia menerima uang itu.
“Jangan lama ya,kalau udah lewat 5 menit,sisa uangnya nggk jadi buat lo.”
Kaira mendengarkan ucapan Rian lalu dia melangkah kan kaki meninggal kan kelas.
“Hadehh…cewe miskin nggak mau di suruh padahal di gaji.”Rian menghela nafas mengucapkan kalimat itu.
“May,temanin gue beli snack sama minuman dong..”
Maya yang sudah dekat di kelas mereka menghentikan langkahnya.”katanya lo nggak punya duit,lagian ini gue udah beli roti buat kita..”
“Nggak ini bukan buat gue,tapi buat Bara dan Rian,katanya waktu gue cuman 5 menit, kalau nggak gue nggak jadi dapat 10 ribunya.”
Kaira melangkahkan kakinya dengan cepat begitu juga dengan Maya.
“Tadi kantin udah sepi kok, orang orang udah pada makan di meja..”
“Iya bener udah sepi..”ujar Kaira tersenyum sembari mendekat ke arah jajanan.
Gadis itu sedikit bingung memilih jajanan dan minuma apa,namun akhirnya ia mendapatkan nya.dia membeli 3 snack dan 3 botol minuman.
“Lah orang miskin tumben banget makan di kantin,dapat duit dari mana lo?”
Kaira tidak melihat ke arah sumber suara,dia tahu itu suara siapa.
“Sepatunya aja robek nggak bisa di ganti ganti,malah jajan.”suara itu semakin dekat.
“Berapa semuanya bu?”
“35 ribu..”
“Tambahin satu jajanan lagi bu biar pas 40 ribu..”
Penjual yang ada di kantin itu mengangguk kan kepalanya.”cuman dapat chiki kecil.”
“Iya nggak apa apa..”
“Heh..lo dengar orang ngomong nggak sih?”
“Awww…”Kaira menyentuh rambutnya,rasa sakit timbul di kulit kepala akibat seseorang menariknya.
“Aurel lepasin sakit..”ucap Kaira mencoba menahan rambutnya.
“Lo kenapa diamin gue hah? Lo pikir gue patung berdiri di sini?”
“Aurel lo kenapa sih,Kaira nggak ada ya gangguin lo.”
“Lo diam! Gue nggak ngomong sama lo.”ujar Aurel kepada Maya yang mencoba membela Kaira.
“Gyss tarik sepatunya..”
Kedua sahabat Aurel yang tidak kalah cantik dengan gadis itu segera menahan kaki Kaira dan mencoba mengambil sepatu hitam yang di mana di ujung sepatu gadis itu sudah bolong.
Aurel pun segera melepaskan jambakan nya kala kedua sahabat nya berhasil mengambil sepatu.
“Rel balikin sepatu gue..”Kaira segera berusaha mengambil sepatunya yang di lempar kesana kemari bergantian antara 3 orang itu.
Aurel,Tini dan Manda bergantian melempar sepatu gadis itu sembari tangan kanan mereka menutup hidung masing masing.
Para siswa dan siswi di sana tertawa puas merasa terhibur,dan masih ada beberapa orang yang kasihan kepada Kaira,tapi tidak ada yang berani menolong nya.
Andini dan kedua temannya juga ada di sana,mereka juga ikut tertawa puas melihat adegan itu.
“Ambil tuhh sepatu busuk lo kalau bisa,hahahaha…”
Kaira masih berusaha,tapi gadis itu belum juga berhasil mendapatkan sepatunya.
“Ra..biarin aja,antarin makanan ini dulu biar uang nya nggak sia sia..”
Kaira melihat ke arah Maya,namun sedikit berat hati ia melangkah meninggalkan sepatunya membawa makanan itu.
“Dihh,lo nggak mau lagi sepatu busuk ini?”teriak Tini tapi tidak di hiraukan oleh Kaira.
Kaira terus melangkah kan kakinya yang kini tidak seimbang.
Satu beralaskan kaos kaki,satu lagi beralaskan sepatu.
“Ini makanannya..”ujar Kaira dengan nafas ngosngosan,gadis itu tadi dengan cepat melangkah kan kakinya,bahkan dia berlari kecil tadi di koridor.
“Sisanya 30 detik lagi,untung aja lo udah nyampe, kalau nggak gue minta tuh uang..”bara menerima makanan dan minuman itu,
Ketiga pria itu mulai menikmatinya.
Kaira duduk di atas kursinya.
“Ra,sepatu lo di buang ke tong sampah sama Aurel,bahkan udah di robek sama mereka.”
“Hah? Yang benar May?”
Maya menganggukkan kepalanya.”gue udah berusaha mengambil Ra,tapi nggak bisa,Tini sengaja beli kater dari kantin buat motong motong sepatu lo.”
Kaira menghela nafas,bagaimana besok dia sekolah? Dia tidak punya sepatu lagi,bahkan nanti dia pulang jalan kaki,mana mungkin dia pulang jalan kaki sepatunya tidak ada di sebelah kakinya.
“Gue minta maaf ya Ra..”
“Kok lo yang minta maaf sih May,nggak apa apa,nnati gue minta tolong aja ke nyokap buat beli yang baru.”ujarnya tersenyum tipis.
Satu persen pun tidak ada harapan dia akan menggunakan sepatu baru,karena di sudah tahu jawaban nya.