NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Perburuan Tanpa Jejak dan Api Cemburu yang Membakar

Pagi di Amstrong Corp. kini selalu diawali dengan aura ketegangan. Seminggu telah berlalu sejak sistem IT perusahaan lumpuh secara misterius, dan Richard Amstrong nyaris gila. Dia menggebrak meja ruang rapat, wajahnya merah padam, urat di lehernya menonjol. Di depannya, tim IT-nya hanya bisa menunduk ketakutan, tak berdaya.

"Bagaimana bisa?! Sudah seminggu! Dan kalian masih belum menemukan siapa dalang di baliknya?!" teriak Richard, suaranya menggelegar memenuhi ruangan. "Data penting proyek kita hilang! Beberapa file akuntansi rusak! Ini bukan sekadar error sistem biasa, ini sabotase! Saya tahu itu!"

Kepala Divisi IT, Pak Hendra, memberanikan diri. "Maaf, Pak Richard. Kami sudah mengerahkan semua sumber daya. Bahkan kami sudah memanggil konsultan IT terbaik dari luar. Tapi..." Ia terdiam, ragu melanjutkan.

"Tapi apa?!" Richard menatapnya tajam.

"Tapi tidak ada jejak, Pak. Tidak ada log yang menunjukkan adanya intrusion. Tidak ada tanda-tanda virus atau malware yang biasa. Ini... ini sangat bersih, Pak. Seolah-olah sistem itu merusak dirinya sendiri, atau dikendalikan dari dalam tanpa jejak." Pak Hendra menelan ludah. "Bahkan para konsultan itu pun bingung. Mereka bilang ini pekerjaan profesional yang sangat rapi, hampir mustahil untuk dilacak."

Richard menghela napas berat, tangannya meremas pelipis. "Mustahil, kalian bilang?! Mustahil?! Saya tidak peduli kata-kata mustahil kalian! Cari! Terus cari! Ini pasti ulah pesaing! Mereka ingin menjatuhkan Amstrong Corp.!" Pikiran Richard dipenuhi paranoid, menyalahkan semua saingan bisnisnya. Alea, yang di matanya hanyalah seorang gadis ingusan yang sudah ia buang, sama sekali tidak terlintas dalam benaknya sebagai ancaman.

Kerugian finansial memang belum secara resmi dilaporkan, namun kekacauan operasional ini sudah membuat Amstrong Corp. pincang. Beberapa proyek tertunda, klien mengeluh, dan kepercayaan mulai terkikis. Richard merasa seperti ada hantu yang menggerogoti perusahaannya dari dalam, namun ia tidak bisa menangkapnya. Frustrasi dan kemarahan bercampur aduk, membuatnya semakin temperamen.

Di sekolah, fitnah yang disebarkan Tiara tentang Alea semakin menjalar. Foto Alea yang masuk ke rumah mewah dan disambut oleh 'pria tua kaya' itu kini menjadi bahan gosip utama di kalangan siswi.

"Kudengar Alea itu sebenarnya simpanan om-om ya?" bisik seorang siswi di koridor, sambil melirik Alea yang berjalan melewati mereka.

"Pantas saja Axel bisa kepincut sama dia, mungkin Alea punya rahasia lain untuk menarik perhatian cowok-cowok kaya," timpal yang lain.

Beberapa teman sekelas Alea, terutama yang tidak terlalu dekat, mulai menjaga jarak. Tatapan curiga dan jijik kadang tertuju padanya. Namun, Alea tetap Alea. Dia berjalan dengan kepala tegak, tidak peduli dengan bisik-bisik atau tatapan menghakimi itu. Kata-kata jika Richard Amstrong menganggap dirinya sebuah kesalahan dan tidak diakuinya dirinya sebagai darah dagingnya juga semua perlakuan dan fitnah yang mereka lakukan terhadap dirinya telah menguatkannya; ia tidak punya apa-apa lagi untuk hilang, dan opini orang asing tidak lagi berarti.

Axel, tentu saja, adalah perisai utamanya. Dia tidak membiarkan satu pun fitnah itu menyentuh Alea.

"Boo, jangan dengarkan mereka," Axel selalu berbisik di telinga Alea setiap kali ada bisik-bisik tak menyenangkan. "Mereka hanya iri karena kau mendapatkan perhatianku."

"Gombal," Alea membalas, walau hatinya terasa hangat.

Suatu sore, sepulang sekolah, mereka duduk di sofa ruang keluarga rumah Axel, mengerjakan tugas bersama. Rio dan Rina bermain di karpet, sesekali merengek minta perhatian.

"Yang, ini sulit sekali," keluh Alea, pura-pura menunjuk soal matematika di bukunya.

Axel segera mendekat, memeluk Alea dari samping, meletakkan dagunya di bahu Alea. "Mana sini, biar aku ajari. Tapi ada bayarannya."

"Bayaran apa?" Alea mengerutkan kening.

Axel tersenyum jahil, lalu mendaratkan kecupan singkat di pipi Alea. "Ini. Untuk semangat belajarku."

Alea merona. "Axel! Kau ini!" Ia memukul pelan lengan Axel, namun tidak menolak pelukan itu.

Rio dan Rina yang melihat adegan itu, langsung ikut-ikutan. "Kak Alea, cium juga!" teriak Rio, menunjuk pipinya.

Rina meniru kakaknya, "Kak Alea, cium!"

Alea dan Axel tertawa melihat tingkah polos mereka. Axel dengan bangga memeluk Alea lebih erat. "Lihat, Boo. Adik-adikku saja setuju kalau kita begini." ucapnya sambil menghujani Alea dengan ciuman di pipi dan pelipis Alea. Sementara si kembar hanya tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu dan bertepuk tangan.

Kebucinan Axel pada Alea memang sudah mencapai level yang membuat Harun dan Indira seringkali hanya bisa menggelengkan kepala, namun bahagia melihat Alea yang kini jauh lebih ceria. Di sekolah, teman-teman Axel pun sudah angkat tangan.

"Aku sudah tidak sanggup lagi melihat Axel," keluh Jeremy pada Dion di kantin. "Setiap hari adegan drama romantis. Aku jadi mual ingin muntah ."

Dion terkekeh. "Biarkan saja. Setidaknya Axel terlihat bahagia. Dan Alea juga terlihat lebih manusiawi, tidak seperti dulu yang selalu dingin."

"Benar juga," kata Thomas. "Alea berubah banyak sejak tinggal di rumah Axel. Dia lebih banyak bicara, bahkan sesekali ikut tertawa dengan lelucon konyol kita."

Namun, kebahagiaan Alea dan Axel adalah racun bagi Tiara dan Ryan. Api cemburu di hati mereka semakin membara setiap kali melihat pasangan itu.

Suatu hari di kantin, Ryan melihat Axel menyuapi Alea dengan potongan buah, seolah Alea adalah seorang bayi. Ryan mengepalkan tangannya di bawah meja, giginya bergemeretak.

"Lihat mereka," desis Ryan kepada gengnya. "Menjijikkan. Gadis itu pasti memakai pelet."

David, Devan dan teman-teman satu geng nya hanya bisa diam. Mereka tahu Ryan sudah sangat terobsesi dengan Alea.

Tiara, yang kebetulan lewat, langsung bergabung. Matanya menyala melihat adegan itu. "Axel itu memang bodoh! Dia tidak tahu siapa Alea sebenarnya! Gadis murahan yang mengincar harta!"

Ryan menoleh pada Tiara. "Kau punya rencana, Tiara?"

Tiara menyeringai licik. "Tentu saja. Aku akan membuktikan pada semua orang siapa Alea Lily Callahan itu sebenarnya. Dan aku akan mendapatkan kembali Axel... dan Ryan akan mendapatkan si jallangg itu pun jika dia masih mau! Bekasan orang lain .. Cih!! " Ia menambahkan bagian Ryan dengan nada merendahkan, menunjukkan betapa ia meremehkan Ryan.

Ryan tersinggung, namun memilih untuk diam. Obsesinya pada Alea terlalu besar untuk berdebat dengan Tiara saat ini. Ia hanya ingin Alea tahu, bahwa bukan Axel yang pantas untuknya, melainkan dirinya.

Beberapa hari kemudian, saat jam olahraga di lapangan, Tiara melihat Axel sedang mengikat tali sepatu Alea yang lepas. Sebuah pemandangan yang biasa bagi teman-teman Axel, namun memuakkan bagi Tiara.

Tiara mendekat, membuang bola basket yang dipegangnya dengan keras, menarik perhatian semua orang. "Hei, Alea! Kau ini lumpuh ya?! Mengikat tali sepatu sendiri saja tidak bisa! Apa kau memang suka diperlakukan seperti ratu? Ratu jallangg.. Cuih...!" ucap Tiara sambil meludah.

Axel berdiri tegak, wajahnya mengeras. "Tiara, jaga bicaramu!"

Alea menatap Tiara dengan dingin. "Itu bukan urusanmu."

"Tentu saja urusanku! Kau itu menjijikkan! Aku sudah tahu semua rahasiamu! Kau sering ke rumah pria tua itu, kan?!" Tiara terus memprovokasi, berharap Alea akan emosi. "Kau itu wanita murahan yang hanya bisa mengandalkan tubuhmu untuk mendapatkan pria kaya!"

Axel sudah akan maju, namun Alea menahan tangannya. Alea melangkah maju, tatapannya menghunjam Tiara. Suaranya rendah, namun penuh ketajaman. "Tiara, kau mungkin bisa memfitnahku dengan omong kosongmu. Tapi ingat ini baik-baik: setiap kebohongan yang kau sebarkan, setiap luka yang kau coba torehkan padaku, akan kubalas beribu-ribu kali. Aku bukan lagi Alea yang dulu yang bisa kau injak-injak. Kau dan ayahmu, akan menyesal telah menyentuhku."

Wajah Tiara memucat. Aura dingin dan mengancam dari Alea begitu kuat, membuat Tiara sedikit mundur. Kali ini, tatapan Alea berbeda. Ada janji dalam kegelapan matanya yang membuat Tiara merinding.

Ryan yang melihat konfrontasi itu dari jauh, terkejut. Alea yang selama ini ia kenal pendiam, kini menunjukkan sisi yang sama sekali berbeda. Sisi yang gelap, berbahaya, namun entah mengapa, terasa semakin menarik baginya. Perasaan cemburu dan obsesinya kini bercampur dengan rasa ingin tahu yang besar. Siapa sebenarnya Alea Lily Callahan ini?

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!