Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trik Pertama Vicky
"Rhea!" teriak Hazel, teman sekelas Rhea. "Berangkat sekolah sama siapa tadi?"
"Hai, Zel. Itu tadi berangkat sama tetangga aku. Kebetulan dia juga mau antar anaknya sekolah." jawab Rhea yang kini langkah kakinya disejajarkan oleh Hazel.
"Abis lulus dari sini rencana mau ambil kuliah jurusan apa Rhe?"
"Emm, aku sih pingin ambil jurusan Psikologi di USI. Kemarin udah sempat daftar lewat jalur prestasi sih." jawab Rhea.
"Wah, kita samaan dong ya. Aku juga ambil kuliah di USI." balas Hazel.
Selama ini Hazel memang diam-diam sudah menyukai Rhea sejak kelas X SMA. Tapi ia sama sekali tidak berani mengutarakan perasaannya karena Rhea tampak sangat tidak peduli dengan urusan pacaran. Terlebih Rhea adalah salah satu anak berprestasi di SMA Mentari.
"Oh ya, kamu ambil jurusan apa di USI?" tanya Rhea kemudian.
"Ambil jurusan Olahraga, kamu tahu kan kalo prestasi aku di cabang olahraga." timpal Hazel yang kemudian diangguki kepala oleh Rhea.
Keduanya kini langsung menuju ke ruangan masing-masing untuk melaksanakan ujian di hari terakhir.
💞💞💞
Setelah ujian berakhir, siswa kelas XII pun diminta untuk berkumpul di Gedung Olahraga SMA Mentari untuk mendiskusikan acara perpisahan sekolah mereka.
Kepala sekolah kini sedang memberi sambutan tentang pelaksanaan acara perpisahan yang akan dilaksanakan setelah pengumuman kelulusan.
"Kebetulan sekolah kita mendapatkan donatur yang akan membiayai seluruh biaya acara perpisahan yang akan dilaksanakan di ballroom hotel bintang lima."
Gemuruh tepuk tangan langsung terdengar saat mendengar ucapan kepala sekolah. Baru kali ini acara perpisahan sekolah diadakan di sana. Biasanya pihak sekolah tetap menggunakan Gedung olahraga sebagai tempat untuk semua acara yang diselenggarakan di sekolah.
"Waaah, perpisahan kita kali ini pasti akan jadi perpisahan paling megah, Rhe." ucap Naya, sahabat Rhea.
"Bener Nay, tapi kira-kira siapa ya donaturnya?" gumam Rhea.
Tak lama kemudian kepala sekolah pun memperkenalkan donatur sekaligus pemilik hotel DeAnno yang nantinya akan digunakan sebagai tempat acara perpisahan sekolah.
"Dan perkenalkan semuanya, ini adalah Tuan Vicky Zean, pemilik hotel DeAnno yang juga donatur untuk acara perpisahan kalian," ucap kepala sekolah yang langsung disambut dengan tepuk tangan para guru dan siswa yang kini sedang berkumpul di sana.
Hampir semua guru dan siswa perempuan mengagumi ketampanan Vicky yang kini berada di atas podium dan berdiri di samping kepala sekolah.
"Rhea, ternyata CEO Hotel DeAnno itu ganteng bangeett." puji Naya sambil menepuk bahu Rhea.
"Tapi tunggu deh, kok kayaknya aku pernah liat ya sebelumnya, tapi dimana?" gumam Naya sambil mengingat ingat.
Sedangkan Rhea kini hanya mengernyitkan dahinya. "Pak Vicky," gumam Rhea pelan.
"Oh ya Rhe, bukannya itu cowok yang kemarin jemput kamu ya?" tanya Naya yang sudah mengingat dimana ia melihat Vicky sebelumnya,
"Iya, tetangga aku." jawab Rhea.
"Duuuh, besok aku main ke rumah kamu yaa. Aku naksir berat nih."
"Tapi Pak Vicky udah punya anak loh, Nay." ujar Rhea membuat Naya sedikit kecewa.
"Yaaah, pupus deh harapan aku. Istrinya pasti cantik banget ya Rhe?"
Rhea kini mengedikkan bahunya saat mendengar pertanyaan Naya. "Aku gak pernah lihat istrinya. Kalo aku denger dari adiknya pak Vicky sih udah cerai berapa tahun yang lalu gituh." Jawab Rhea membuat Naya bersorak gembira.
"Waaaah, ini kabar gembira Rhea." teriak Naya kegirangan sampai semua mata kini tertuju kepada mereka berdua.
Teriakan Naya ternyata sangat diperhatikan oleh Kepala sekolah dan juga Vicky yang sekarang ada di atas podium.
"Naya! Rhea!" panggil kepala sekolah menggunakan pengeras suara. "Kalian maju ke depan!" perintah kepala sekolah membuat Rhea langsung mencubit lengan Naya kesal.
"Naya nih, bikin masalah aja deh!" gerutu Rhea kesal.
"Awh! Sakit Rhe!" keluh Naya sambil mengusap lengannya yang baru saja terkena cubitan Rhea.
Melihat Rhea dan temannya berjalan ke arah podium membuat Vicky pun tersenyum gembira.
‘Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Akhirnya tidak sia-sia aku datang kesini untuk menjadi donatur di sekolah Rhea!’ gumam Vicky dalam hati.
"Maafkan dua murid kami, Tuan Vicky. Saya akan menghukum mereka berdua yang sudah membuat keributan di sini!" ucap kepala sekolah di depan Vicky dan semua siswa kelas XII.
"Tidak masalah, Pak. Begini saja, lebih baik salah satu di antara mereka berdua ditunjuk untuk menjadi ketua dalam acara perpisahan!" ujar Vicky memberikan usul.
Mendengar usulan Vicky, beberapa siswa kelas XII pun langsung mengelu-elukan nama Rhea untuk menjadi ketua acara perpisahan.
"Rhea!"
"Rhea!"
"Rhea!"
Teriak siswa SMA Mentari yang mengakui kinerja Rhea yang bagus saat menjabat sebagai ketua OSIS.
Akhirnya Rhea pun terpilih menjadi ketua acara perpisahan yang nantinya akan sering mengadakan pertemuan dengan Vicky sebagai donatur acara tersebut.
💞💞💞
Setelah acara perkenalan dengan donatur acara perpisahan selesai, semua siswa SMA Mentari pun langsung bubar dan bersiap untuk pulang ke rumah, begitu pula dengan Rhea.
Namun saat hendak keluar dari Gedung Olahraga, ponselnya pun berbunyi dan tampak Vicky kini sedang menghubunginya.
"Saya tunggu kamu di parkiran mobil!" ucap Vicky di ujung panggilan.
"Tapi pak … "
"Segera ke parkiran atau saya panggil nama kamu lewat pengeras suara?" ancam Vicky membuat Rhea pun mau tidak mau menuruti permintaannya.
"Oke pak." jawab Rhea dan panggilan pun terputus.
"Ada apa Rhe?" tanya Naya yang melihat raut wajah jesal Rhea setelah menerima panggilan.
"Pak Vicky ngajak pulang bareng!" jawab Rhea.
"Aku ikut juga ya, aku mau main ke rumah kamu, boleh kan?" pinta Naya sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Boleh banget," jawab Rhea dengan mata berbinar. "Yuk langsung ke parkiran." ajak Rhea sambil menarik tangan sahabatnya.
"Waaah, aku jadi deg degan nih Rhe mau satu mobil sama Tuan Vicky!" gumam Naya sambil mengulum senyumnya.
"Dih, Naya nih seleranya payah banget. Pak Vicky itu duda anak satu loh Nay!" ucap Rhea mengingatkan.
"Gak masalah, Rhe. Lagipula perempuan mana yang bisa menolak pesona duda anak satu yang setampan itu!" gumam Naya membuat Rhea memutar bola matanya malas.
Dari kejauhan tampak Vicky sudah berdiri di pintu mobilnya menunggu kedatangan Rhea.
"Pak, saya bawa teman saya ya. Kebetulan hari ini mau main ke rumah," ucap Rhea.
Melihat ada teman Rhea yang ikut juga di mobilnya membuat Vicky sedikit kesal karena rencananya pendekatan dengan Rhea jadi buyar. Ia pun langsung berpikir keras bagaimana agar ia tetap bisa berduaan dengan Rhea.
"Oh, mau main ke rumah Rhea ya?" tanya Vicky dan Naya pun menganggukkan kepalanya malu-malu.
"Bagaimana jika saya antarkan saja ke rumah kamu, biar saya juga tahu dimana rumah kamu?" tawar Vicky membuat mata Naya membulat sempurna.
Tanpa pikir panjang pun Naya langsung menganggukkan kepalanya menyetujui tawaran Vicky.
"Loh, gimana sih, Nay? Katanya mau main ke rumah aku?" tanya Rhea melihat temannya justru berubah rencana.
"Lain kali ya, Rhe!" timpal Naya dan mereka pun kemudian masuk ke dalam mobil Vicky.
