NovelToon NovelToon
I'M NOT A FLOOZY

I'M NOT A FLOOZY

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:158.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Delima Rhujiwati

AKU BUKAN PELACUR

Tan Palupi Gulizar nama yang manis. Namun tak semanis perjalanan hidup yang harus ia lalui untuk mencari jawaban siapa jati dirinya yang sebenarnya.

Sosok yang selama ini melindungi dan membesarkannya, ternyata menyimpan sebuah cerita dan misteri tentang siapa dia sebenarnya.

Lika-liku asmara cinta seorang detektif, yang terjerat perjanjian.

Ikuti kisah kasih asmara beda usia, jangan lupa komentar dan kritik membangun, like, rate ⭐🖐️
Selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Sakit Merry, jangan sentuh!" Palupi menghalau tangan Merry, air matanya meleleh menahan kemarahan, kesakitan dan ketakutan jadi satu.

Tok..., tok....!

"Masuklah!"

Seorang perempuan sebaya dengan Merry mengantarkan sebuah troli kecil berisikan makanan untuk Palupi.

"Nona, silakan makan dulu, sebentar lagi tuan Norman akan menjemput nona." Pesan pelayan wanita itu sebelum meninggalkan Merry bersama Palupi.

Palupi mengabaikan ucapan wanita itu. Perhatian Palupi tertuju pada troli yang dibawa wanita tersebut. Wajah Palupi seketika berubah sedikit senang, karena sedari semalam dia belum makan apapun.

Mata indah Palupi menatap Merry, senyum pengharapan mengembang, berharap Merry segera mengizinkannya untuk segera menyantap hidangan yang terlihat lezat di mata Palupi.

"Me.. Merry, a aku lapar," keluh Palupi. Tanpa menunggu jawaban lagi, ia sudah mengambil dan langsung menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Merry menyaksikan semua itu dan semakin merasa iba, lalu mendekat dan mengelus pundak Palupi yang sedang lahap menyantap sajian yang istimewa bagi Palupi tentunya.

"Nona, makanlah dengan pelan-pelan, jangan tergesa-gesa nanti tersedak."

"Kamu tau Merry, aku belum pernah makan atau bahkan melihat makanan sebanyak dan seenak ini." Palupi tak peduli, dengan lahap dia tetap menyantap hidangan itu karena sudah tak bisa menahan lapar.

Merry yang menyaksikan itu semua, hanya bisa tersenyum dan iba. Seorang gadis kecil seperti Palupi harus menahan lapar dan kekurangan.

"Emm, Merry, dari mana kau bisa tau namaku? Apakah kita pernah mengenal sebelumnya."

"Sejak kecil ibuku selalu melarangku berbicara, ataupun mendekat pada orang lain. Tapi ibuku sangat menyayangiku walaupun tidak pernah memelukku ataupun bercanda denganku." Palupi tidak menghiraukan sekelilingnya, dia asyik makan dan bercerita walaupun tidak ada yang memintanya.

"Oh ya Merry, aku bisa membantumu mencuci atau membersihkan isi rumah ini loh. Aku juga pandai menggosok baju." Palupi berhenti makan dan menoleh ke arah Merry yang diam mematung menatapnya.

"Di rumah ibuku, aku harus membersihkan dan mencuci semua baju-baju mereka, jadi lenganku sangat kuat untuk melakukan pekerjaan itu."

Palupi tiba-tiba menghentikan suapannya yang kesekian kalinya, lalu menoleh ke arah Merry.

"Merry...?"

"Nona makanlah." Tidak tahan, jatuh juga air mata Merry mendengar celoteh Palupi.

"Saya tau nama nona dari tuan Norman, dan di sini nona bukan untuk bekerja, tapi kami yang akan memberikan pelayanan kepada nona."

"Lalu kenapa kau menangis?"

"Makanlah Nona! Sebentar lagi Liana akan datang dan tuan Norman akan menjemput nona."

"Liana...? Mas Liana maksudmu." Kembali ia melanjutkan kunyahannya yang terhenti sesaat.

"Apakah setelah itu aku akan dijual kepada pria lain?"

"Apakah semalam itu tuan John sudah mengambil kesucianku? Aku tidak ingat apa-apa, ketika melihat sesuatu menjulur begitu panjang dan besar dan tiba-tiba menghentakku. Pandangan mataku tiba-tiba gelap, aku takut, kemudian aku tak ingat apa-apa." Keluguan Palupi menceritakan apa yang telah terjadi semalam yang memang tidak pernah terjadi sesuatu padanya selain penyiksaan oleh John Norman.

"Merry, aku sudah kenyang. Ke mana aku menbawa untuk mencuci piring-piring ini?"

"Saya akan membawanya nona." Merry melangkah membawa troli makanan itu dan menuju keluar kamar.

"Merry..., terima kasih, masakannya enak, saya suka, kalau boleh besok saya mau makan itu lagi. He..he .he.." Senyum cengengesan Palupi dengan memamerkan gigi-giginya yang rapi berderet. Pada dasarnya Palupi adalah gadis yang ceria dan baik hati.

Merry hanya mengangguk, dan tersenyum iba lalu melangkah meninggalkan kamar yang dihuni Palupi.

Tiba-tiba terjadi kegaduhan kembali yang mengejutkan Palupi.

Dengan langkah tergesa-gesa, dan suara pintu yang di buka dengan kasar.

Gubraakk....

Liana masuk sambil menenteng kotak besar dan sebuah tas besar juga. Disusul Merry, dan dua orang laki-laki dengan membawa sesuatu dalam bungkusan kotak besar.

"Uh..., Cantikkk..., kenapa sampai begini sayang, hemm?" Liana melangkah dengan terburu-buru dan mendekati Palupi yang sedang terbengong menatap heran pada Liana.

"Auch... Sakit! Jangan 'kau sentuh! Oom gila itu menggigit dan menyentuh seluruh tubuhku dengan kasar."

Liana meneliti kulit Palupi bekas gigitan Norman, dan mengolesi krem untuk penawar rasa sakit dan memudarkan warna yang mulai membiru.

"Mas Liana, bantu aku. Aku ingin keluar dari neraka ini. Aku tidak mau disakiti begini. Sampai kapan ini akan terjadi padaku?" Palupi meremas jari-jemarinya.

"Aku takut, aku ingin pulang!" Palupi kembali menunduk lemas, ketika melihat Liana tanpa respon dan seolah memang tidak akan pernah membantunya untuk kabur.

"No, baby..! Kamu tidak akan ke mana-mana, kamu stay di sini hingga boss Norman akan menjaminkan sesuatu padamu." Kerlingan genit Liana membuat bulu kuduk Palupi meremang geli.

Liana memutar tubuh Palupi pelan, mengamatinya dari setiap bentuk tubuhnya.

"Nona Palupi! Kamu terlalu kurus sayang, apa kamu tidak pernah dikasih makan?" selidik Liana sambil membelai rambut ikal Palupi.

"Coba sedikit di bikin berisi, pasti uhh... boss Norman pasti tidak sanggup berlalu menjauh darimu."

"Cantik..., ingat ya! Jangan pernah mimpi untuk kabur atau berbuat konyol dengan boss Norman. Dia orang baik sayang."

Mulut Liana nyerocos tapi tangannya dengan gesit, melakukan sentuhan-sentuhan untuk mengubah penampilan Palupi.

"Kenapa kau harus mengubah penampilanku seperti ini, mas Liana? Aku malu dan risih." Palupi mengamati penampilannya yang sangat beda di depan pantulan cermin.

"Panggil saya Liana saja, bukan mas Liana," protes Liana dengan nada kemayunya.

Bagaimanapun juga Liana harus menghormati Palupi, dan membimbingnya seperti pesan John Norman padanya.

Waktu bergulir dengan cepat, Liana dengan lincah memberikan sentuhan pada penampilan Palupi, dan itu sebagai tugas Liana dari John Norman yang menginginkan agar Palupi mendapatkan yang terbaik.

Telepon Liana berdering, laki-laki jadi-jadian teman sekaligus sahabat Ray dan John selama berada di Indonesia.

"Boss, ahhh..., sudah tidak tahan ingin bertemu pujaan ya? Uhhh, aku juga mau donk boss." Lagi-lagi Liana main cerocos saja, sebelum si penelepon berbicara terlebih dulu.

"Iya.., iya..., duh galak banget sih jadi orang, gua sumpahin im*poten separuh baru tahu rasa kau boss." Jawaban Liana sambil menjauhkan ponselnya dari telinga, lalu mematikan dan berpaling ke arah Palupi lagi.

"Ihhh..., nggak sabar aja dia ha...ha...ha..." Tawa laki-laki jadi-jadian itu menggema manja di dalam ruangan.

Palupi melangkahkan kaki kecilnya mengikuti jalan Liana yang mendahului langkah dengan gaya seksi dan melenggak-lenggok.

"Sayang..., sepertinya aku harus memberikanmu Private lesson untuk mengubah caramu berjalan, dan bersikap lebih feminin dari sekarang." Tiba-tiba saja Liana berhenti melangkahkan gerakan kakinya.

"Perlu nona ketahui, boss Norman sepertinya mulai mencintai nona, sejak pandangan pertama. Semoga kalian berjodoh." Kerling genit itu membuat Palupi tertawa kecil.

"Aku ogah..., dia terlihat tua, dan aku bukan kekasihnya. Aku akan kabur dari dia bila ada satu kesempatan." Jawab Palupi lugu, tanpa dosa dan tanpa curiga bila semua itu akan dilaporkan oleh Liana.

"Nanti kalau aku sudah bisa kabur dari sini, aku akan berkerja dan mencicil utang ibuku yang seratus juta kemaren." Senyum mencibir Palupi mengesankan bahwa dia akan mampu melakukan itu kelak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nah... gimana nih selanjutnya, kok bisa John Norman main renggut anak orang 😂😂.

Tetap stay ya kakak sekalian 🤭 author zero pengalaman jadi alon-alon.

yuh aahhh... jempol Mak 😘 rate ⭐🖐️ donk biar semangat menuntun mas Liana 😂

love you all beib😘😘

1
Danang Dumai
wah gak ada Riris ya...
Harum
biasanya lelaki dewasa akan awer muda kalo dapet gadis muda
Harum
mungkin ... lalu hamil anaknya siapa yang
Harum
tebakan, apa Riris hamil
EmmaAron💙
mampir kak, ceritanya bagus.
EmmaAron💙
sabar ya lupi, mampir ya ka baru mulai baca
Ailaksj💙
mampir ya author
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
siriris selalu jadikan tubuhnya utk alat negosiasi
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
bener liana..kamu harus hati hati ama siriris..
klo palupi dia terlalu baik
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
dan kamu akan pingsan klo tahu fakta sebenarnya siapa palupi
🌸nofa🌸🍉🍉
baru mampir kakak
𒈒⃟ʟʙᴄ 🍾⃝ͩʀᷞᴇͧɴᷠ»ͣᴿᵋᶮ
😂😂istigii mana ada warungg dmall palupii...🤭
Zaenab Usman
bintang lima buat karya keren nya kak
ʀɦʊ¢ɦǟռ: makasih akak 😘 mampir juga di karya Rhuji yang lainnya☺️
total 1 replies
UQies (IG: bulqies_uqies)
Tega banget ibunya 😭
ʀɦʊ¢ɦǟռ: kyaaaaa🤣🤣🤣
total 3 replies
UQies (IG: bulqies_uqies)
Cerita yang menarik
𒈒⃟ʟʙᴄ 🍾⃝ͩʀᷞᴇͧɴᷠ»ͣᴿᵋᶮ
tlpn dari Saha ikhh kok smpek ketakutan gtuu🤔🤔
Uul Indrayani
sekedar mau tanya sherly itu laki apa ce ya thor
ʀɦʊ¢ɦǟռ: sesama transgender kak 🤭
total 1 replies
Ganesha Amb
kerjaan othor ini bikin lianto jadi liana.😆
ʀɦʊ¢ɦǟռ: sama seperti Susanti jadi Susanto gitu kak 🤣🤣
total 1 replies
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Duh pak RT matanya tau aja kalo sedang ada yang gratisan wkwkwkk
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
pengap mau cari udara juga tuh wkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!