Erina yang masih belum bisa melupakan Bima, memutuskan untuk liburan ke kota romantis di Negaranya. Tidak disangka di kota itulah awal pertemuan Erina dengan Arga.
Karena masalah ekonomi keluarga, Erina hampir menikah dengan duda kejam yang tak lain adalah seorang rentenir.
Pertemuannya kembali dengan Arga telah membuat hidup Erina berubah drastis. Arga tidak hanya menolong keluarganya tapi juga mengajak Erina menikah.
Dengan tujuan balas budi, akhirnya dengan terpaksa Erina menyetujui untuk menikah dengan Arga.
Bagaimana nasib pernikahan mereka? Bertahankah atau hanya seumur jagung? Penasaran, yuk ikuti cerita selengkapnya.
Ig : nafasal8
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menagih Janji
Karena sangat jengkelnya Erina sampai tertidur pulas sampai pagi, dia bahkan lupa kalau belum makan dari kemarin.
Krucuuuk... krucukk....
Suara perut Erina meronta ingin diberi sesuatu.
"Aku lapar sekali."
ucap Erina sambil memegang perutnya yang keroncongan.
Erina beranjak mencari sesuatu untuk dimakan, hanya ada mie instan yang tersisa. Dia segera menuju dapur umum di kosnya dan segera menyalakan kompor untuk membuat mie instan. Beberapa menit mie instan sudah siap tersaji dengan telur setengah matang kesukaan Erina.
Sluuuurrpp....
Erina seperti belum makan selama beberapa hari, hanya beberapa suap mie instan nya sudah habis tak bersisa.
Hari ini aku masih cuti, tapi tak apalah. Hari ini aku akan masuk dan bekerja lebih giat lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak.
Dia teringat peristiwa kemarin dan mengacak-acak rambutnya, frustasi karena belum menemukan jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapinya.
"Sudahlah aku tak perlu terlalu ambil pusing, membayangkannya saja sudah membuatku merinding." ucap Erina sambil memegang tekuknya yang merasa benar-benar merinding.
***
Erina bersiap untuk ke tempat kerjanya.
"Semangat."
Kata itulah yang dilakukan untuk menghibur hatinya yang memang sudah tidak karuan.
Bagaimana kalau sekarang aku menelfon kak Erik, mungkin dia bisa sedikit membantu.
gumam Erina.
Erina mengambil handphonenya dan segera menekan tombolnya satu persatu.
"Halo, gimana kabarmu Rin. Ada apa tumben kamu telfon? " suara kak Erik memecah keheningan.
"Baik kak, kak Erik gimana kabarnya? sehat-sehat kan disana." Erina memulai basa basi kecil.
"Aku baik Rin, kamu juga jangan telat makan ya. Jaga kondisi tubuh mu. Jangan sampai sakit." Kak Erik menasehati Erina yang memang sering telat makan, apalagi kalau dirundung masalah bisa seharian dia tidak makan.
Erina menjelaskan kepada kakaknya perihal tujuan dia menelfon. Seperti yang dibayangkan Erina, reaksi kak Erik lebih mengejutkan lagi.
"Besok aku akan pulang Rin, hari ini aku akan mengambil cuti. " Kak Erik mengakhiri telfon dengan perasaan campur aduk.
Begitu juga dengan Erina yang tak percaya dengan reaksi kakaknya. Yang memang begitu sayang pada adik satu-satu nya. Dia hanya ingin melihat Erina bahagia, itulah yang selalu ditunjukkan kak Erik di depan Erina.
Aku tak tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Kenapa sekarang aku merasa semua semakin menakutkan.
gumam Erina sambil menghela nafas berat.
***
Erina sudah sampai tempat kerjanya, berbagai pertanyaan teman kerjanya menghampiri nya. Dari bagaimana liburannya, oleh-oleh apa yang dibawa. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat gadis itu merasa semakin frustasi.
Pesan masuk di handphone Erina,
"Besok jangan lupa dengan janjimu, ingat jangan ingkar janji. Aku bahkan bisa menemukanmu walau kau pergi ke luar angkasa sekalipun." pesan singkat yang tidak diketahui nomer siapa membuat Erina berpikir keras.
Siapa ini? kapan aku membuat janji.
Tanda tanya besar menggelayut di pikirannya.
Erina menjentikkan jarinya, dia seolah mengingat sesuatu.
"Ya, pria aneh itu." ucapnya lirih
Bagaimana mungkin dia tahu nomer ku? Bukankah dia yang mencatat nomernya sendiri di HP ku. Apa benar dia memang paranormal, yang tahu tentang sesuatu.
pikiran Erina semakin kemana-mana.
Lama Erina menatap layar Handphone nya.
Aku bahkan tidak ingat sama sekali untuk menghubunginya, sepertinya akhir-akhir ini masalah sangat senang datang kepadaku.
gumam Erina sedih.
Belum selesai Erina menggerutu tentang laki-laki itu, pesan singkat masuk untuk kedua kalinya.
"Hei, kenapa tidak membalas pesanku. Berani kamu padaku, besok jam 5 sore tunggu aku di taman seberang jalan. Jangan coba melarikan diri ya, kamu masih harus berbalas budi kepadaku. " pesan singkat yang seperti ancaman bagi Erina.
Tak pikir panjang Erina membalas pesan laki-laki aneh itu.
"Kamu benar-benar paranormal ya, sampai bisa tahu nomerku. Iya, besok aku akan datang!" Erina kesal jika mengingat kejadian menyebalkan beberapa hari lalu.
"Belum selesai satu masalah datang masalah baru. Oh, betapa malangnya nasibku."
Erina menempelkan kepalanya ke meja dengan kedua tangannya.
***
Flashback
"Berikan handphoneku." kata Arga kepada sekertaris kepercayaannya.
"Baik Tuan." sekertaris Sam memberikan handphone yang diminta tuannya.
Arga yang tertawa sendiri menatap layar handphone nya, membuat heran sekertaris nya.
Apa yang sebenarnya Tuan rencanakan, tidak biasanya Tuan bersikap seperti ini.
Ini memang salahku membiarkan Tuan untuk pergi liburan sendiri. Seharusnya aku tetap disampingnya walaupun dia ingin pergi sendiri.
gumam sekertaris Sam.
"Hahahaha, Dasar gadis bodoh. Sungguh benar-benar bodoh." Arga tertawa dengan kerasnya sehingga membuat orang yang diruangannya kaget dengan suaranya.
"Anda baik-baik saja kan Tuan?" Tanya sekertaris Sam memastikan kalau semuanya baik-baik saja.
"Tenang saja Pak Sam, aku baik-baik saja. Aku hanya tidak habis pikir ada gadis sebodoh ini." Arga masih tetap tertawa menatap handphonenya.
Dia memang suka mengatai orang seenaknya sendiri.
"Pak Sam, tolong cari info tentang Erina Andriana. Keluarganya dan semua tentang Erina." Arga memberikan instruksi kepada sekertaris nya.
"Baik Tuan, saya permisi dulu." sekertaris Sam meninggalkan ruangan Arga dan menelfon seseorang.
Arga tampak sangat senang hari ini, dia sendiri tak sadar kenapa dirinya seperti ini semenjak bertemu Erina liburan kemarin.
BERSAMBUNG