Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpindahan Memori
Fresha yang tampil beda tanpa kacamata di sekolah, mendadak jadi lebih supel di kelas. Beda banget sama Fresha yang kalau pakai kacamata, temennya cuma Sasa seorang. Padahal, Sasa itu baik banget, lho, walaupun badannya agak curvy. Tapi, Fresha tetep stay jadi temennya Sasa, kok, walaupun lagi nggak pakai kacamata. Bestie sejati emang!
Tiba-tiba, Bu Lusi lewat depan kelas Fresha. Dari jendela, Bu Lusi ngeliatin Fresha yang penampilannya beda banget. Penasaran, Bu Lusi langsung masuk ke kelas.
"Fresha, nanti pulang sekolah ke kantor saya!" perintah Bu Lusi dengan nada tegas, tapi masih ramah.
"Ya, Bu," jawab Fresha sambil senyum manis.
Bu Lusi langsung keluar kelas. Fresha jadi deg-degan, mikir, "Duh, kira-kira ada apaan, ya?"
Pas bel pulang sekolah bunyi, Fresha langsung cabut ke kantor Bu Lusi.
"Siang, Bu," sapa Fresha sopan di depan pintu kantor Bu Lusi yang udah kebuka.
"Silakan masuk dan duduk, Fresha," sahut Bu Lusi sambil nunjukkin kursi.
Fresha duduk dengan tenang, tapi jantungnya masih dag-dig-dug.
"Ada apa ya, Bu?" tanya Fresha hati-hati.
"Gini, Fresha. Sebentar lagi ada festival musik. Kamu mau ikut audisinya?" tanya Bu Lusi sambil natap Fresha dengan tatapan menyelidik.
"Saya mau banget, Bu. Tapi, saya harus izin Mama dulu," jawab Fresha dengan nada antusias, tapi tetap sopan.
Bu Lusi tersenyum, "Fresha, Ibu mau tanya. Kamu lebih suka jadi Fresha yang percaya diri kayak gini, atau kamu lebih suka jadi Fresha yang pendiam dan pemalu di kelas?" tanya Bu Lusi dengan tatapan lembutnya.
"Jujur, Bu, saya suka banget jadi Fresha yang kayak gini. Lebih percaya diri, lebih berani. Tapi, Bu, Fresha yang ini kayak kehilangan kemampuan belajar, terutama matematika. Tadi aja, pas ulangan matematika, saya nggak bisa jawab soalnya," kata Fresha dengan nada jujur.
"Kalau kamu pakai kacamata, terus jadi Fresha yang pendiam dan pemalu, apakah matematika jadi lebih mudah buat kamu?" tanya Bu Lusi lagi.
"Iya, Bu. Saya juga bingung, Bu. Saya nggak tahu sebenernya diri saya yang mana," jawab Fresha dengan nada bingung. "Kadang saya ngerasa jadi dua orang yang beda banget.
"Apakah saat ini, sosok Sha ada dalam diri kamu?" tanya Bu Lusi dengan nada hati-hati.
"Ketika saya nyanyi, berbicara, atau melakukan hal lain, saya merasa seperti Sha. Terkadang, saya juga merasa tahu banget tentang Sha, kayak udah kenal lama," jawab Fresha dengan tatapan menerawang.
"Ibu mengerti," ucap Bu Lusi sambil mengangguk-angguk. "Nanti Ibu akan diskusikan masalah ini dengan guru saya. Mungkin beliau punya penjelasan atau solusi yang bisa bantu kamu."
"Oh ya, kamu pulang naik apa?" tanya Bu Lusi lagi, perhatian.
"Saya dijemput sopir, Bu... Ini saya boleh pulang, Bu?" jawab Fresha, sopan sambil sedikit berharap.
"Silakan," jawab Bu Lusi sambil tersenyum.
Setelah Fresha pulang, Bu Lusi langsung gercep menghubungi Profesor Zidan, guru sekaligus mentornya dulu. Bu Lusi pengen banget ketemu buat ngobrolin soal Fresha.
"'Gimana ini, Kak Zidan? Akhir-akhir ini, Fresha jadi lebih sering lepas kacamata. Apa dia bakal jadi Sha sepenuhnya?' tanya Lidia dengan nada khawatir.
Profesor Zidan langsung teringat kejadian puluhan tahun lalu. Waktu itu, dia lagi ada di hutan dekat jurang dan nemuin tubuh Sha yang terpental dari mobilnya setelah jatuh ke jurang.
Profesor Zidan langsung membawa tubuh Sha ke klinik terdekat. Sayangnya, Sha dinyatakan koma. Nggak mau nyerah, Profesor Zidan membawa tubuh Sha ke tempat penelitiannya yang super canggih. Di sana, ada alat penemuannya yang paling epic, yaitu kapsul pembekuan berbentuk tempat tidur. Alat itu bisa bikin tubuh tetap awet muda, walaupun lagi koma.
Setelah 20 tahun berlalu, keponakan kesayangan Profesor Zidan, yaitu Fresha, meninggal dunia. Lidia, yang stress banget karena kehilangan Fresha, bikin Profesor Zidan punya ide gila. Dia berencana buat pindahkan memori dan sifat-sifat Fresha ke tubuh Sha yang udah 20 tahun koma.
Lidia dan Profesor Zidan sekarang lagi ada di tempat penelitian super canggih itu.
"Lidia, gimana? Kamu izinin aku buat mindahin memori dan sifat-sifat Fresha ke tubuh Sha?"tanya Profesor Zidan dengan nada serius.
"Kak Zidan, emang sih, wajahnya mirip banget. Tapi, dia kan bukan Fresha,'' jawab Lidia dengan ragu.
"Tapi, semua memori dan sifatnya itu Fresha. Dia cuma inget kalau dia itu Fresha, anak kamu, bukan Sha,''kata Zidan berusaha meyakinkan Lidia.
Lidia terdiam. Di satu sisi, dia nggak rela Fresha udah nggak ada. Tapi, di sisi lain, dia pengen banget Fresha hidup lagi, walaupun di tubuh Sha.
Akhirnya, dengan berat hati, Lidia setuju. Dia pengen Fresha bisa hidup lagi di tubuh Sha, sang idola legenda.
Zidan langsung gercep ngelakuin proses transfer memori Fresha ke Sha. Beberapa bulan kemudian, Sha akhirnya sadar! Pas bangun, Sha inget banget kalau dia itu Fresha, anaknya Lidia.
Setelah mengingat itu, Profesor Zidan yang masih di kantor CEO Lidya, bergumam, "Mungkin... ini adalah awal dari segalanya."
Lidia pun mengerti. Dia harus siap menghadapi kemungkinan bahwa suatu hari nanti, Fresha akan sepenuhnya menjadi Sha.
Malam itu, Lidia pulang dari kantor dengan perasaan campur aduk. Pas masuk rumah, dia ngeliat Fresha lagi tidur pules di sofa. Lidia langsung natap wajah Fresha dengan tatapan sayang, sambil ngelus pipinya lembut. Dalam hati, Lidia berbisik, 'Nak, jangan lupain Mama ya. Kalau kamu akhirnya balik jadi Sha, Mama udah ikhlas kok. Fresha, anak Mama yang tersayang, udah dipanggil Tuhan.'
Di sebuah ruangan yang gelap gulita, Fresha yang berkacamata lagi ngeliatin dirinya sendiri yang tanpa kacamata. Fresha yang berkacamata ngerasa gugup banget, tapi dia beraniin diri buat ngomong.
''Si si Siapa kamu?" tanya Fresha yang berkacamata dengan nada gemetar.
'Aku adalah kamu. Tapi, cuma tubuhku yang masih hidup, sedangkan memori kita udah nggak ada. Kita itu satu, tapi beda. Sekarang, aku pengen balik lagi. Tolong balikin aku,' jawab Fresha yang tanpa kacamata dengan nada memohon.
Tiba-tiba, Fresha langsung kebangun dari tidurnya.
"Tubuh ini bukan milikku," gumam Fresha dalam hati, kebingungan. "Tapi, kenapa memori ini terasa begitu nyata?"Sebenarnya, ini tubuh siapa?’'
Bersambung