Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di vila
Kabut asap memenuhi vila. Suara tembakan menggema diantara dinding, bahkan pecahan kaca berserakan di atas lantai.
Marcello menarik tangan Arabella ke belakang meja dapur. Sementara dua bayangan Jacob dan Remon sedang bertarung di tengah kabut.
Jacob dan Remon merupakan pembunuh bayaran. Namun cara mereka bertarung memiliki banyak perbedaan.
Jacob bertarung dengan insting dan penuh amarah. Sementara Remon bertarung dengan ketepatan dan logika.
Setiap gerakan mereka terlihat mematikan, mulai dari pukulan, tendangan, dan peluru-peluru yang berterbangan.
Arabella berniat membantu Jacob, tapi Marcello menarik tangannya.
"Kita harus pergi sekarang." katanya dengan wajah tegang.
Arabella mengalihkan pandangannya kearah Jacob. Mereka saling menatap selama beberapa detik.
"Pergi, Bella."
"Aku akan menahannya."
Meskipun terselip sedikit keraguan di hatinya, Arabella tetap mengikuti langkah Marcello pergi dari sana.
Mereka menyelinap keluar dari pintu belakang. Arabella berlari kearah mobil tua milik Jacob yang terparkir di sisi vila.
Tanpa berpikir panjang, Arabella naik ke kursi kemudi.
"Apa kau bisa menyetir?" tanya Marcello dengan wajah berkeringat.
"Aku bahkan bisa membunuh sepuluh orang dalam satu ruangan tanpa suara." sahut Arabella memutar kunci mobil. Mobil melaju kencang keluar dari halaman vila.
Meskipun kali ini mereka bisa lepas dari Remon, tapi Arabella tidak yakin dengan beberapa jam kedepannya.
"Apa yang kau khawatirkan?" tanya Marcello menatap wajah gelisah Arabella.
"Remon bukanlah orang yang mudah dihadapi. Jika dia sudah bertindak, maka semua misi yang jatuh ke tangannya harus tuntas diselesaikan." balas Arabella dengan wajah serius.
#
#
#
Di sebuah gudang tua, dipenuhi dengan debu dan bau lembab. Seorang pria berjalan tertatih-tatih sembari menutup bekas luka di perutnya.
Ia bersandar di dinding dan merobek pakaian yang dikenakannya. Ia membalut luka di tubuhnya dengan kain itu.
Tak berselang lama, Ia mendengar suara yang cukup familiar di telinganya.
"Jacob!Kau terluka."katanya dengan wajah panik.
"Tapi kau yang melukai ku lebih dulu." sahut pria itu dengan nada bercanda.
Arabella memutuskan duduk di samping pria itu, ditemani bayangan dan cahaya lampu redup. Sementara Marcello menunggu mereka di luar.
"Aku tidak menyangka kalau pria itu bisa membuatmu lupa siapa dirimu." celetuk Jacob tiba-tiba membuat gerakan tangan wanita itu terhenti saat berniat mengobati luka di perut pria itu.
Arabella menunduk dan terdiam beberapa saat.
"Bella, kau anggota Nyx Division. Kita dibentuk untuk tidak jatuh cinta dan punya rasa empati maupun iba. Kita tidak boleh terikat dengan siapapun. Dan kau--"
Arabella mengangkat kepalanya dan menatap Jacob dengan mata berkaca-kaca.
"Aku lelah hidup seperti ini, Jacob. Aku lelah jadi bayangan. Aku ingin hidup seperti orang lain. Hidup tanpa bayangan ataupun target musuh." katanya dengan wajah sendu.
"Lelah bukanlah alasan untuk jatuh cinta pada target." balas Jacob dengan wajah dingin.
"Dia bukan target ku."
Hening
Jacob tidak bisa berkata-kata mendengar ungkapan Arabella.
Arabella kembali mengobati luka di tubuh Jacob dengan hati-hati.
"Apa kau benar-benar jatuh cinta padanya?" tanya Jacob setelah Arabella selesai membalut lukanya.
Raut wajah pria itu terlihat sangat tenang tanpa kemarahan, namun terselip luka yang tak berdarah di hatinya.
Arabella hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Jacob.
Jacob berdiri dan menatap Arabella dengan wajah dingin.
"Aku menyelamatkan nyawamu bukan untuk bersembunyi ataupun lari dari incaran mereka, Arabella."
"Aku menyelamatkan mu untuk sebuah pilihan. Jika kau tidak bisa membuat pilihan seperti yang mereka inginkan, maka kita semua akan mati."
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍