NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbicara Dengan Azhar

Daffa sadar dan langsung memanggil ayah dan emaknya. Dia mengaduh kesakitan, karena rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Lelaki yang menabrak Daffa, sudah di izinkan pulang beberapa menit yang lalu. Namun, karena merasa jika ini kesalahannya. Lelaki itu tetap menunggu, menunggu Daffa sadar.

"Ayah, mak ..." panggil Daffa.

"Maafkan kakek nak, kakek gak sengaja," ungkap lelaki itu, langsung mendekati Daffa, kala mendengar suara Daffa.

Namun, anak sekecil Daffa masih bingung dengan ucapan lelaki itu. Karena sekarang yang penting baginya, ialah emak dan ayahnya.

Azhar langsung memberi pengertian pada lelaki paruh baya itu, dia juga meminta maaf atas nama Daffa. Karena bagaimana pun, anaknya bersalah sebab telah berlari-larian di jalanan.

Dan sebelum lelaki itu pulang, Azhar menyelipkan selembar uang merah pada lelaki itu. Karena Azhar sadar dengan kesalahan anaknya.

Dan lelaki itu menerimanya dengan senang hati, namun di balik itu semua. Sang lelaki tua itu, malah menyuruh anaknya yang menjenguknya untuk kembali menyelipkan uang seratus lima puluh ribu untuk Daffa.

Daffa sendiri, dia di haruskan untuk menunggu kejelasan lebih lanjut dari dokter. Apalagi, dia harus masuk ke ruang radiologi terlebih dahulu, untuk melihat organ dalam, tubuhnya.

...----------------...

Amar membaca pesan yang dikirimkan emaknya dengan hati gusar.

Bagaimana tidak, emaknya mengatakan jika belakangan ini dia sudah ke orang pintar.

Tak lupa, emaknya juga mengatakan, apa yang dikatakan orang pintar terjadi. Buktinya, Daffa mengalami kecelakaan.

"Aku harus bagaimana? Padahal sudah jelas-jelas, emak terkena lambung," gumam Amar menghembus napas kasar.

Dia memejamkan matanya, memposisikan diri pada Azhar, yang mungkin telah menjadi bulan-bulanan dari emaknya.

Dan malam ini, Amar memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dan keputusannya, dia akan menetap selamanya, di rumahnya. Untuk mengontrol emaknya.

"Kenapa pulang? Emak hanya curhat, bukan menyuruhmu pulang ... Lagipula, mbah Sarip udah menjaga mak, dari jauh ..." cetus Rohani kala membuka pintu untuk Amar.

Amar melenggang masuk, dan meletakan tasnya di sofa.

"Itu syirik mak, kita hanya bisa percaya jika Tuhan lah, yang menjaga hambanya setiap waktu," ujar Amar menatap lekat ke arah Rohani.

"Iya, kalo itu emak pun tahu, jika Tuhan menjaga kita. Tapi, ini kasus yang berbeda, mbah Sarip juga membantu dengan doa, bukan aneh-aneh," bela Rohani menatap tak suka ke arah Amar. "Emak butuh uang," Rohani menadahkan tangannya.

"Untuk apa? Bukannya baru tiga hari lalu, emak ke bengkel?" tanya Amar mengernyit.

"Ya, udah habis lah ... Dan karena kamu tidak membeli emak mobil, emak mau ganti sepeda motor kita ke yang baru," papar Rohani.

"Mak, udah lah, mak ... Mau sampai kapan emak begini?" tanya Amar menarik rambut frustasi.

"Begini bagaimana? Emang mak salah? Mak minta sama kamu, anak mak sendiri. Dan sudah seharusnya kamu memenuhi segala kebutuhan emak, seperti yang mak lakukan saat kamu kecil dulu," tekan Rohani menunjuk-nunjuk dada Amar. "Pokoknya, bulan ini emak harus melihat sepeda motor baru disini, di rumah ini ..." tekan Rohani melenggang pergi, untuk masuk ke kamarnya.

"Dosa gak ya, kalo aku ingin mak pergi untuk selamanya?" gumam Amar menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

Besoknya, Rohani mengunjungi Daffa yang sudah kembali ke rumah.

Walaupun sedikit merasa kurang puas, namun dia harus menunjukkan kebaikan pada siapa saja.

Dan benar saja, hatinya langsung tak terima kala melihat Daffa yang hanya mengalami luka-luka ringan di lutut dan lengannya.

Padahal, harapannya Daffa berdarah-darah, seperti kata orang yang memberi kabar pada Tari kemarin.

"Rugi lima puluh ribu, dong ..." batin Rohani, kala memberi amplop pada Daffa.

Selama menjenguk Daffa, Rohani hanya berbicara sekedarnya saja. Dia bahkan menghindari memakan suguhan dan juga meminum minuman yanh disediakan ibunya Tari.

"Sepertinya, tadi aku lihat Amar ya bu," tanya Tari, basa-basi.

"Iya, dia memutuskan untuk menetap di rumah, karena mau menjaga emaknya dari orang-orang yang berniat buruk dan iri terhadap ku," sahut Rohani sekaligus menyindir Tari.

"Memangnya siapa yang iri sama kamu Rohani?" tanya ibu Tari.

"Ada lah, orang terdekat ..." sahut Rohani, berharap Tari peka.

"Terus, apa yang harus diirikan dari mu?" lagi ibu Tari bertanya.

"Ya, karena aku kaya lah, aku punya segalanya ... Emas, kebun yang luas, dan sepeda motor aja, gonta-ganti setiap tahunnya," sahut Rohani jengkel. "Dan asal kalian tahu, gara-gara kalian bikin rumah, aku gak jadi beli mobil, dan untuk menghilangkan kekecewaan ku, Amar berjanji akan menggantikan sepeda motor baru, dan emas unntukku, emaknya," lanjutnya Rohani dengan pongah.

Tari dan ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Rumahmu, kenapa belum di lanjutkan? Apa uangnya udah habis?" tanya Rohani penasaran.

"O, karena abang lagi kerja di tempat lain, tapi malamnya dia bekerja kok. Cuma sekarang, karena Daffa lagi kurang sehat, makanya abang memutuskan untuk tidak bekerja saat malam hari. Karena abang memutuskan untuk memberi perhatian lebih ke anaknya," terang Tari.

"Ya, sakit kayak gini gak usah dimanjakan kali. Kecuali, parah, ataupun memang udah gak bisa bangun lagi," cetus Rohani dengan tatapan sinis ke arah Daffa.

Dan tak lama kemudian, Rohani pun, pulang ke rumahnya.

"Sepertinya, bu Rohani menyindir kita bu, kan beberapa bulan terakhir, hanya kita yang bermasalah dengannya," keluh Tari, setelah kepergian Rohani.

"Biarkan aja, kan kita tidak seperti yang dituduhkannya," sahut Ibu Tari.

Dan seperti kata ibunya, Tari memilih untuk mengabaikan semua perkataan Tari.

Karena keadaan Daffa semakin membaik. Malam ini, Azhar berencana mengaduk semen untuk mengikat batu-bata untuk rumahnya.

Dan Amar yang kebetulan keluar untuk mencari angin malam, menghentikan sepeda motornya.

Karena Amar ingin meminta maaf secara langsung pada Azhar, atas nama emaknya.

"Kerja bang?" Amar basa-basi.

"Iya, kebetulan ada di rumah, bu Rohani sehat?" tanya Azhar menghentikan pekerjaannya.

"Alhamdulillah, sehat ... Ya, abang tahu sendiri kan, bagaimana emak?" Amar duduk di bale yang tak jauh dari Azhar yang sedang mengikat bata.

Azhar melirik Amar sekilas, dia tersenyum menanggapi pertanyaan Amar.

"Dan akhir-akhir ini, emak juga sering sekali pergi ke mbah Sarip, untuk minta perlindungan," papar Amar terdengar berat. Terbukti, dengan dia mengela nafas berat.

"Dan mungkin, bang Azhar sudah pernah mendengar kabar angin tentang emak yang menuduh," Amar menghentikan ucapannya. Karena terasa terlalu berat, membuka aib emaknya sendiri.

"Iya, aku tahu ..." sahut Azhar.

Amar mendongak, menatap Azhar. Wajah Azhar terlalu tenang, bahkan tidak terlihat keterkejutan disana.

"Maaf, maafkan emak ya bang," pinta Amar tulus.

"Tak apa, karena setahuku, orang penyakit lambung emang gitu. Bawaannya gelisah, dan pikirannya kemana-mana," ujar Azhar, seolah-olah tidak menjadikan fitnah emaknya sebagai beban.

Dan itu, semakin membuat rasa bersalah di hati Amar bertambah besar.

"Iya, dokter juga mengatakan itu, jika lambung emak udah parah, dan pasti bawaannya gelisah tak menentu," ungkap Amar setuju dengan perkataan Azhar.

1
Teteh Lia
selamat untuk bab terbaik na kak... 🥳
Teteh Lia
pasti mak onoh. iri lagi ini... 🙈
Teteh Lia
Mereka kan suami istri, mak... ya tentu saja.. bisa.
Zenun
nah gitu mak, lawan rasa iri
Zenun
lah segala ditanya, karena hasil ehem
Zenun
iya, omelin aja main singkap tudung saji orang😁
Wanita Aries
Syukurlah rohani dh berubah prlahan
Aquarius97 🕊️
cepat sembuh Thor ..
Aquarius97 🕊️
ngamuk Mar ngamukk!
Aquarius97 🕊️
kenapa harus diberitahu sih Mar?
Aquarius97 🕊️
hiiiii selama ini Rohaniii dapat air liur orang gila /Toasted/
Teteh Lia
Tarik napas aja baca omongan emak satu ini... /Grimace/
Teteh Lia
Aku juga nda tahan sama bau balsem atau minyak gosok gitu. mual dan puyeng.
neni nuraeni
mulutnya lakban aja napa,,ga pusing apa Din itu mulut mertuamu nyerocos Mulu kaca burung beo
Wanita Aries
Kena lagi si andin
Teteh Lia
meski sudah berusaha di nasehati. kalau ngeyel mah. susah..
Teteh Lia
nyenyak ya tidur na... apalah aku yang sekali na bangun. susah buat bobo lagi na.. melek lah sampe pagi
Zenun
Aamiin, tentram banget dah😁
Zenun
mamake ngayap dulu ke tetangga
Teteh Lia
tetap ya.. iri na nda bisa hilang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!