NovelToon NovelToon
女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:604
Nilai: 5
Nama Author: Syifa Fha

Di bawah rembulan yang dingin, seorang jenderal berdiri tegak, pedangnya berkilauan memantulkan cahaya. Bukan hanya musuh di medan perang yang harus ia hadapi, tetapi juga takdir yang telah digariskan untuknya. Terjebak antara kehormatan dan cinta, antara tugas dan keinginan, ia harus memilih jalan yang akan menentukan nasibnya—dan mungkin juga seluruh kerajaannya. Siapakah sebenarnya sosok jenderal ini, dan pengorbanan apa yang bersedia ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Fha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Xin Lan, yang tengah sibuk mengobati luka-luka yu Zhang, tiba-tiba merasakan aura kehadiran sekelompok orang yang mendekat. Instingnya sebagai Pembunuh kembali bergejolak.

Benar saja, belum lama Xin Lan selesai mengobati Pemuda itu, serombongan orang dengan aura mengancam muncul di Belakangnya. Mereka berpakaian seragam hitam dengan token yang bertuliskan nama Organisasi yang nampak familiar Dimata Xin lan yang tergantung di pinggang mereka, simbol yang sangat dikenal di dunia persilatan.

"Mo Hui?!"Batin Xin lan.

"Hei kau! Serahkan Pemuda itu pada kami " Ujar seorang pria berwajah garang dengan bekas luka melintang di pipi kanannya. Matanya menyipit melihat punggung Xin lan.

"Nona, Pergilah selamatkan dirimu,Ini urusan internal ku dengan organisasi Mo Hui."Bisik pemuda itu.

Xin Lan tidak menjawab. Jantungnya berdebar kencang, namun ia berusaha tetap tenang. Dengan gerakan secepat angin, ia langsung melesat ke titik buta mereka. Sebuah belati perak muncul di tangannya, memancarkan aura dingin yang mematikan. Ia berniat melumpuhkan mereka secepat mungkin, sebelum identitasnya terbongkar.

yu zhang yang melihatnya dibuat terkejut, dengan kemampuan gadis itu.

"Dia berasal dari dunia persilatan juga?"Gumamnya.

 mata Xin Lan menatap lebih jelas wajah-wajah di antara kelompok itu, Xin Lan terkejut bukan main. Dua sosok yang sangat familiar berdiri di barisan depan: Zhou Wei dan Zhang Ziyi. Mereka dikenal sebagai "Duo Pedang" di organisasi Mo Hui, Xin Lan tahu betul kemampuan dan reputasi mereka karena ia pernah menjadi partner mereka.

Jantung Xin Lan berdegup kencang,Ia belum pernah merasakan hal seperti ini selama menjadi seorang pembunuh. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus melawan mereka, atau mencoba melarikan diri? Keputusan yang salah bisa berakibat fatal, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi pria bernama yu zhang yang kini sangat bergantung padanya.

Pikiran Xin Lan berpacu, otaknya berputar mencari jalan keluar. Jumlah musuh yang puluhan orang,jelas bukan lawan yang mudah, apalagi Duo Pedang Mo Hui ada di antara mereka. Ia melirik sekilas ke arah yu Zhang, memastikan pemuda yang sedang terbaring lemas di rerumputan itu tetap aman. Rasa tanggung jawab dan keinginan melindungi yu Zhang mengalahkan rasa takutnya.

Haruskah ia bertarung? Atau mencari cara untuk melarikan diri?

Setelah berpikir keras, sebuah ide muncul di benaknya. Bukan solusi yang sempurna, tapi setidaknya bisa memberikan mereka sedikit waktu. Dengan gerakan cepat, Xin Lan menyapu tanah berpasir di sekitarnya dan melemparkannya ke arah kelompok Mo Hui. Debu beterbangan, menciptakan tirai kabur yang mengganggu pandangan.

Tanpa membuang waktu, Xin Lan meraih tubuh besar yu zhang dan membawanya pergi. Ia melesat secepat angin, meninggalkan kelompok itu yang kebingungan di belakangnya. Ia tahu, ini hanyalah penundaan sementara. Xin Lan tahu kelompok yang berasal dari organisasi Mo Hui tidak akan menyerah begitu saja. Mo Hui akan memburu mereka sampai ke ujung dunia dan membabat habis orang orang yang berkolusi dengan target mereka.

Yun Ban Xia, dengan tas keranjang anyaman di punggungnya nya, tengah asyik memetik sayuran liar di lereng bukit. Udara pagi yang segar dan kicauan burung seharusnya membuatnya rileks, namun tiba-tiba, ia dikejutkan oleh kepanikan yang aneh. Sekawanan burung berterbangan dengan ribut dari arah tempat Xin Lan pergi. Instingnya berteriak, ada sesuatu yang tidak beres.

Jantung Yun Ban Xia berdegup kencang,Rasa khawatir mulai melanda, Seseorang yang sekuat dan sehebat apapun suatu saat bisa saja ambruk dan itulah yang membuat firasat buruknya semakin kuat. Tanpa ragu, ia meninggalkan keranjang sayurannya dan berlari menuju arah yang ditunjukkan oleh burung-burung yang ketakutan itu.

"Xin Lan! Xin Lan!" teriaknya, suaranya memecah kesunyian hutan.

Tak lama kemudian, ia melihat pemandangan yang membuatnya membeku.Xin Lan tampak tidak bisa mendarat dengan sempurna. Tubuhnya menghantam tanah dengan bunyi gedebuk yang mengerikan, dan seketika itu juga, ia memuntahkan darah segar.

Mata Yun Ban Xia membulat ngeri. Ia berlari mendekat, lututnya terasa lemas. "Xin Lan! Apa yang terjadi?! Ka....Kau baik baik saja kan?!" serunya panik, sambil berlutut di sisi Xin Lan yang terbaring lemah.

Xin Lan terbatuk, darah segar kembali menyembur dari mulutnya. Dengan susah payah, ia mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada Yun Ban Xia bahwa ia baik-baik saja. Namun, Yun Ban Xia bisa melihat jelas luka dalam yang diderita gadis itu. Wajah Xin Lan pucat pasi, dan keringat dingin membasahi dahinya.

"Apa yang sudah terjadi padanya?!"Batin Yun ban Xia.

Dengan sisa tenaganya, Xin Lan berusaha berdiri dan memapah tubuh yu Zhang yang tinggi besar. Namun, kakinya terasa lemas dan ia hampir terjatuh. Yun Ban Xia dengan sigap mengambil alih yu zhang, memapahnya dengan kuat.

"Kau ini memang tidak tahu rasa sakit ya?! Pikirkan dulu dirimu!"Ucap Yun ban Xia.

"Sebaiknya kau tunda dulu nasehatmu! Kita harus pergi dari sini," kata Xin Lan dengan suara serak, matanya menatap tajam ke arah hutan. "Aku khawatir Mereka akan segera datang kesini."

Yun Ban Xia tidak bertanya lebih lanjut. Namun ,Ia tahu jika Xin Lan berkata demikian,sudah pasti ada bahaya besar yang mengintai. Tanpa ragu, Setelah Menaruh pemuda itu di gerobak,ia kemudian menggendong Xin Lan ke gerobak. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong gerobak itu menjauh, meninggalkan hutan yang kini terasa begitu menakutkan.

Gerobak itu mulai berderit dan berguncang di jalanan berbatu, setiap guncangan terasa menyakitkan bagi Xin Lan yang terbaring lemah. Yun Ban Xia terus memacu langkahnya, keringat bercucuran membasahi wajah dan punggungnya. Pikirannya dipenuhi kekhawatiran akan kondisi Xin Lan yang semakin memburuk.

yu zhang yang sudah membaik, Lantas Membantu Yun ban Xia untuk mendorong gerobak itu.

"Kau sebaiknya beristirahat."Ucap Yun ban Xia.

"Terimakasih sudah mengkhawatirkan Kondisiku senior, tapi aku baik baik saja."Jelas yu Zhang.

"Jangan berterima kasih padaku , Berterima kasih lah pada Xin Lan,Kau berhutang Budi padanya karena sudah menyelamatkan nyawamu."Jelas Yun ban Xia.

"Itu sudah pasti."

"Aku Yun ban Xia,Dan dia Liu Xin lan"Ucapnya.

"Liu? *MENCOBA MENGINGAT SESUATU," Ah,Dunia ini begitu luas,Ada banyak orang yang bermarga Liu."Batinnya.

"Namaku yu Zhang,Aku Seorang pengembara,Tadi kekasihmu menyelamatkanku dari petugas rentenir."Kekeh yu Zhang, Bohong.

yun ban Xia mengerutkan keningnya.

"Nona Xin bukan pacarku,Dia sudah kuanggap sebagai adikku."Ucap Yun ban Xia.

"Adik?"

"Yah..., Keluarga Yun kami menganggap...."Ucapan Yun ban Xia terhenti saat mendengar Xin Lan terbatuk.

Yu Zhang yang nampaknya menyadari sesuatu yang terjadi, Langsung berlari kearahnya untuk melihat kondisinya.

Yu zhang tiba tiba saja berKeringat dingin seolah mengenang sesuatu,Ia terlihat seperti orang yang mengalami trauma.

"Racun!" seru Yu zhang panik, matanya membulat. "Dia keracunan!"

Yun ban Xia yang mendengar hal itu langsung bergegas memarkirkan gerobaknya lalu menghampiri Xin Lan dengan panik.

Yu Zhang Mencoba untuk menenangkan diri nya,Ia perlahan meraih tangan Xin Lan dan mulai memeriksa nadinya. Jari-jarinya bergerak cepat, mencari sumber racun di tubuhnya. Yun Ban Xia yang tidak mengerti, Langsung membuatnya salah paham dengan apa yang dilakukan oleh yu zhang kepada Xin la.

"Apa yang kau lakukan?!" bentak Yun Ban Xia, menarik tangan yu Zhang dengan kasar. "Jangan sentuh dia! Kau pikir aku tidak tahu niatmu? !"

"Ah,Senior Kau salah paham!" balas yu Zhang dengan nada mendesak. "Aku bisa merasakan ada racun di tubuhnya. Aku harus mencari tahu jenis racunnya agar bisa memberikan penawar yang tepat!"

"Omong kosong!" Yun Ban Xia tidak percaya sedikit pun dengan perkataan yu Zhang. Ia memeluk Xin Lan erat, melindunginya dari pemuda asing itu.

"Sekali lagi kau menghentikanku Apa kau mau dia mati?!"Ucapan yu zhang yang terlihat serius membuat Yun Ban Xia akhirnya terdiam mencoba memberinya kesempatan.

"Jangan sampai kau berbuat macam macam dengan adikku!" ancam Yun Ban Xia, matanya berkilat marah.

yu zhang mengabaikan bentakan Yun Ban Xia. Waktu terus berjalan, dan setiap detik sangat berharga bagi Xin Lan. Dengan gerakan cepat dan terampil, ia terus mencari sumber racun di tubuh Xin Lan. Ia memeriksa setiap inci kulitnya, mencari luka atau bekas tusukan yang mencurigakan.

"Tenanglah,Senior Aku juga tahu batasan!" bentak yu Zhang tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh Xin Lan.

Yun Ban Xia kembali terdiam, namun amarahnya belum sepenuhnya mereda. Ia masih curiga dengan Yu zhang, namun ia juga tidak bisa menyangkal bahwa pemuda itu tampak sangat serius dan fokus.

Akhirnya, yu zhang menemukan apa yang ia cari. Di lengan atas pakaian Xin Lan, terdapat robekan kecil yang hampir tidak terlihat. Dengan hati-hati, ia merobek kain di sekitar robekan itu, dan matanya membulat terkejut. Di balik kain yang robek, terdapat luka sayatan kecil yang menghitam. dan di sekelilingnya, kulit Xin Lan menghitam dan membengkak.

"Ini dia!" seru Yu zhang, menunjuk luka itu dengan jari gemetar. "Ini sumber racunnya!"

Yun Ban Xia yang awalnya marah dan curiga, kini tertegun melihat luka di lengan Xin Lan. Ia tidak menyangka bahwa gadis itu benar-benar keracunan. Rasa bersalah dan khawatir menghantamnya seperti gelombang.

"Ya Tuhan..." bisik Yun Ban Xia, menutup mulutnya dengan tangan gemetar. "Maafkan aku yang sudah meragukanmu"

yu Zhang hanya menghela napasnya."Nanti saja minta maafnya".

 ia tahu bahwa Racun yang telah masuk ke tubuh Xin Lan sangat berbahaya, dan Yu zhang harus bertindak cepat untuk menyelamatkannya.

"Kita harus segera mencari penawarnya," kata Yun ban Xia dengan nada serius.

Tanpa ragu sedikit pun, Yu zhang berlutut di sisi Xin Lan. Ia tahu, setiap detik sangat berharga. Tanpa mempedulikan kebersihan atau rasa jijik, ia langsung menghisap luka menghitam di lengan Xin Lan. Darah hitam pekat dan beracun mengalir ke dalam mulutnya, namun ia tidak peduli. Ia terus menghisap, berusaha mengeluarkan sebanyak mungkin racun dari tubuh Xin Lan.

"Kau?!" seru Yun Ban Xia panik, mencoba menarik yu zhang menjauh. "Kau bisa ikut keracunan!"

Yu zhang menggelengkan kepalanya, tetap fokus pada tindakannya. Setelah beberapa saat, ia meludahkan darah hitam itu ke tanah. Ia mengulangi proses itu berkali-kali, hingga darah yang keluar dari luka Xin Lan mulai terlihat lebih merah dan segar.

"Aku sudah memberikan teknik untuk memblokir racun agar tidak menyebar terlalu jauh," kata Yu zhang dengan napas terengah-engah. "Tapi ini hanya pertolongan pertama. Kita harus segera mencari penawarnya."

Sebelum menghisap racun itu, yu zhang sempat menekan beberapa titik akupuntur di sekitar luka Xin Lan. Teknik itu bertujuan untuk memperlambat penyebaran racun dan melindungi organ vital Xin Lan.

Yun Ban Xia menatap Li Wei dengan tatapan campur aduk antara khawatir, kagum, dan rasa bersalah. Ia tidak menyangka bahwa pemuda itu akan berani melakukan hal seberani itu untuk menyelamatkan Xin Lan. Ia merasa malu karena telah menuduh dan meragukan yu zhang.

"Kenapa kau melakukan ini?" tanya Yun Ban Xia dengan suara bergetar. "Kau bisa saja mati keracunan."

yu zhang tersenyum tipis, meskipun wajahnya pucat pasi. "Aku tidak bisa membiarkan Xin Lan mati," jawabnya lirih. "Dia telah menyelamatkan hidupku, dan aku berutang nyawa padanya."

Ia menatap Yun Ban Xia dengan tatapan penuh tekad. "Sekarang, kita harus segera mencari penawarnya. Waktu kita tidak banyak."

keduanya akhirnya memutuskan untuk berpencar,Yu zhang membawa Xin lan kekediaman Yun dan Yun ban Xia melanjutkan perjalanan ke hutan untuk mencari bahan-bahan pembuat penawar racun. Pilihan sulit harus segera diambil, dan nyawa Xin Lan berada di ujung tanduk.

....

Zhao Yuxiu terhempas ke belakang, tubuhnya menghantam tiang penyangga dengan bunyi dugh! yang nyaring. Darah segar menyembur dari sudut bibirnya, membasahi batu-batu lantai. Sebelum ia sempat berteriak kesakitan, Feng Yan, bergerak cepat bak kilat, sudah mencengkeram lehernya. Jari-jari Feng Yan yang kuat seperti baja hampir menghancurkan tulang rawan, membuat Zhao Yuxiu meringis kesakitan.

"Kau gagal! Gagal total!" Feng Yan membentak, suaranya menggelegar seperti guntur. Mata Feng Yan menyala-nyala, penuh amarah yang membara. "Hanya menangkap seorang pemuda saja kalian gak bisa?!! Kau pikir kau bisa lepas begitu saja dengan tanggung jawab sebesar ini?!" Napas Zhao Yuxiu tersengal-sengal, kekurangan oksigen membuat kepalanya berputar.

Salah satu prajurit Feng Yan maju selangkah, suaranya gemetar, "Tuan… misi ini gagal karena… karena ada penyerang tak dikenal yang membantu Pemuda itu."

Feng Yan tertawa mengejek, suaranya dingin dan menusuk. "Tak dikenal? Satu orang mengalahkan pasukan terbaikku?! Konyol! Kalian semua adalah kumpulan sampah yang tak berguna!" Ia melemparkan Zhao Yuxiu ke tanah seperti kain lap kotor.

Zhao Yuxiu terbatuk-batuk, darah bercampur ludah keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaga yang ada, ia berkata, "Tuan… penyerang itu… kecil… seperti… wanita… Mungkinkah… Xin Lan? Hanya Tuan dan dia yang mampu mengalahkan kami…"

Mendengar nama Xin Lan, ekspresi Feng Yan berubah. Senyum licik mengembang di bibirnya. "Xin Lan… bocah tengik itu masih hidup? Bagus! Selidiki! Aku ingin bertemu dengannya! Segera!" Ia mengusap dagunya, mata berkilat penuh antisipasi.

...

Xin Lan berada di ranjang ia terlihat lebih baik dari sebelumnya,Yu Zhang Membantu merawat luka, Yun ban Xia yang diam sesekali melihat Xin Lan yang terduduk dengan wajah yang pucat pasi . Yu Zhang terus memperhatikannya dengan khawatir seolah olah takut akan terjadi sesuatu kepada Xin Lan.

"Kau baik baik saja?"Tanya yu Zhang.

"Dasar! ini sudah kesekian kalinya kau bertanya pada adikku!," Yun ban Xia bergumam, Yang membuat Xin Lan tertawa melihat tingkah kakaknya.

tak berselang lama kemudian Xin Lan terus merasa semakin lemah. Pusingnya semakin hebat, dan pandangannya mulai kabur. Yu Zhang, tampak semakin khawatir saat memperhatikan wajah Xin Lan yang semakin pucat. Racun itu tampaknya lebih kuat dari yang ia perkirakan.

Bibi Yun dan Kedua putranya khawatir dengan kondisi Xin Lan, Saat Xin Lan baru sampai di rumah tadi,mereka kompak saling membagi tugas untuk membantu yu Zhang yang sedang meracik ramuan obat yang mungkin bisa membantu meredakan racun tersebut. Ia membuka peti kayu tua, mencari-cari di antara berbagai botol dan toples berisi rempah-rempah dan bahan-bahan herbal. Wajahnya dipenuhi dengan konsentrasi yang tinggi, jari-jarinya bergerak cepat dan terampil.

Setelah beberapa saat, Yu Zhang menemukan ramuan yang tepat. Ia menumbuk beberapa rempah-rempah dan mencampurnya dengan air hangat. Aroma harum dan sedikit menyengat tercium dari ramuan tersebut. Dengan hati-hati, ia menyuapi Xin Lan ramuan tersebut, sesendok demi sesendok.

Xin Lan menelan ramuan itu dengan susah payah. Rasanya pahit, namun ia merasakan sedikit kelegaan setelahnya. Pusingnya sedikit berkurang, dan pandangannya mulai sedikit lebih jelas.

Yu Zhang duduk di samping Xin Lan, menjaga dan mengawasi keadaannya. Ia mengusap lembut rambut Xin Lan, mencoba memberikan ketenangan dan rasa aman. Hati Yu Zhang dipenuhi dengan kekhawatiran kepada Xin Lan, Seolah olah tidak ingin kehilangannya.

Yun Ling shan yang memperhatikan Yu zhang yang dengan telaten merawat Xin Lan , Merasa ada suatu perasaan aneh muncul dalam hatinya.

Tiba-tiba, Xin Lan terbangun. Ia menatap Yu Zhang dengan mata yang masih sedikit sayu. "Yu zhang!!…" Teriakannya membuat yu Zhang terkejut.

. "Kau...,Kau hei tenanglah ,Kau sudah aman sekarang ,Emh, Bagaimana perasaanmu?"

Xin Lan memegangi kepalanya yang masih terasa pusing . "Aku merasa lebih baik. Terima kasih,." Yu zhang lantas memberikannya air putih,Xin Lan ragu ragu menerimanya.

""Heem...., Sebaiknya aku akan pergi keluar sebentar," ucap Yun Zhao, suaranya terdengar sedikit canggung, matanya melirik sekilas ke arah Xin Lan dan yu zhang sebelum ia berlalu pergi. Langkahnya agak terburu-buru, seolah ingin menghindari sesuatu.

"Ah, sepertinya daging-daging itu belum diurus! Hei kalian berdua, Terutama untukmu Yu Zhang! Jangan macam macam dengan adik pertamaku!" seru Yun Ban Xia dengan Suara bernada ancaman, namun matanya berkilat-kilat, menunjukkan bahwa ia menyadari terdapat perasaan yang tersembunyi diantara kedua juniornya. Ia diam diam menatap tajam kearah yu zhang,

namun langkahnya yun ban xia sedikit ragu-ragu. Ia melirik sekilas ke arah Ling sebelum berlari menyusul Ban Xia.

" Ling, ayo!" ajak yun ban Xia, suaranya sedikit lebih pelan kali ini.

Yun ban Xia terpaku. Ia melihat tangan Ling yang terkepal erat, jari-jarinya memutih karena tekanan. Ekspresi wajah Ling tetap datar, seperti topeng yang menyembunyikan emosi di baliknya. Namun, matanya—itulah yang membuat Yun ban Xia terpaku. Di balik tatapan kosong itu, Yun ban Xia melihat sebuah kilatan kesedihan yang tajam, sebuah rasa sakit yang tersembunyi di balik senyum tipis yang dipaksakan. Pandangan Ling tertuju pada Xin Lan, Yun ban Xia melihat bagaimana mata Ling mengikuti setiap gerakan Yu Zhang yang lembut saat ia merawat Xin Lan. Ada sebuah ketegangan yang teramat jelas dalam setiap gerakan Ling, sebuah ketegangan yang hanya bisa diartikan sebagai cemburu yang terpendam. Bibir Ling terkatup rapat, menahan gejolak emosi yang hampir tak terkendali. Ia terlihat seperti patung yang terpaku, terikat oleh rasa cemburu yang membakar hatinya.

"Ling?!" Yun ban Xia memanggil lagi, suara yang lumayan keras.

Ling tersentak, seolah baru tersadar dari lamunannya yang panjang dan menyakitkan. Ia menoleh kepada Yun ban Xia lalu pergi ke luar.

...

1
Syaifudin Fudin
Sederhana namun dalam
RinSantorski
Jalan cerita hebat.
·Laius Wytte🔮·
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!