Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04 - The Dumbers
sudah lebih dari dua bulan mereka berkuliah, kini para muda-mudi tersebut membuat julukan tersendiri untuk kelompok mereka yaitu The Dumbers, mereka tidaklah bodoh, mereka adalah anak-anak pintar. Hanya saja tingkah mereka saja yang terlihat konyol. Memiliki kepribadian yang berbeda tetapi hobi yang sama. Hal itu lah yang terkadang membuat mereka saling adu cekcok yang berasal dari topik-topik yang konyol.
Saat ini mereka sedang hangout disebuah café yang unik bernama Café Rengginang
“menurut loh, ini anak dua punya bapak nggak?” tanya Boni random
“apa lagi sih Bon? Pertanyaan lu tuh ya, adaaa aja” ucap Nathan menanggapi pertanyaan Boni
“gue penasaran soalnya?” ucap Boni sambil memandangi gambar dari kaleng biskuit berisi rengginang yang ada disetiap meja di café.
“rasa penasaran lo itu nggak berdasar Bon” balas Rayhan
“lu diem deh, pake skincare aja lo. Ntar lu ngerengek nggak jelas lagi. Matahari lagi terik tuh diluar” ucap Boni kepada Reyhan.
“eh, kalo panas gini pakenya sunscreen ya. Jangan sok tau deh!” ucap Rayhan
“Ck, sama aja” balas Boni tak mau kalah
“beda!” balas rayhan sama
“udah-udah deh, kalian apa-apaan sih, malu-maluin tau nggak!” ucap sandra menengahi sedangkan Rayhan dan Boni langsung terdiam dan saling menatap sengit.
“Pertanyaan gue belum di jawab!” ucap boni lagi
“apa lagi sih Bon….” Ucap Nathan Frustasi dengan tingkah Boni yang seperti anak kecil
“nih anak punya bapak atau nggak?” tanya nya
“djanda kali tuh mamahnya!” balas Rayhan sengit
“ya kali, kalo djanda masa nggak nikah lagi. Kan masih cantik, berarti masih muda mamahnya” ucap Boni yang tak puas dengan jawaban Rayhan
“ya udah! mungkin tuh bapak lagi kerja!” balas Rayhan lagi mulai emosi
“ya masa nggak ikut sarapan bareng, langsung kerja gitu aja, kan kasian mereka makan bertiga tanpa keharisan seorang ayah sekaligus suami” tambah Boni yang masih tidak puas dengan jawaban Rayhan
“ELU TOLOL!” balas Rayhan sedikit teriak bahkan berdiri dan menunjuk wajah Boni dengan jari telunjuknya.
“Emosi gua!” tambah rayhan yang kini sudah duduk di kursinya.
Sedangkan Boni yang tak merasa terjadi apa-apa hanya membuka kaleng tersebut dan memakan rengginang dengan memandang kearah Rayhan dengan tatapan polosnya.
Sandra yang melihat kedua temannya yang saling adu cekcok tak jelas ini hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Nathan hanya mencoba menutupi wajahnya dengan kaleng rengginang yang lain karna malu.
Hal seperti ini sudah sering terjadi diantara mereka. Boni yang selalu saja ada kesempatan untuk bertanya tentang hal bodoh dan heranya rayhan pasti akan selalu menjawab pertanyaan Boni meskipun pasti sudah berakhir dengan emosi meskipun begitu dalam sekejap mereka akan akur kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Sedangkan Sandra hanya akan tertawa melihat tingkah ke-dua badutnya dan Nathan hanya kan menutupi wajahnya dengan apapun yang ada dihadapannya karna malu.
“eh, besok kita kan libur, gimana kalo kita nonton. Ada film Doraemon terbaru nih!” ajak Rayhan antusias
“boleh tuh, kayaknya asik juga, gue udah liat trailernya semalem” balas Boni
“iya, boleh!” balas Nathan dan Sandra bersamaan
“deal ya!” ucap Boni
“oke!” tambah Rayhan
Mereka pun merencanakan kepergian mereka esok hari dengan riang gembira, namun seketikan senyum ceria Sandra menghilang mengingat tujuan mereka datang ke Café tersebut.
“Eh, tujuan kita kesini kan buat ngerjain tugas, kenapa jadi nggak jelas gini sih?” ucap sandra mengingatkan tujuan utama mereka.
“la iya yak” ucap Boni
“ya udah lah lanjut” ucap Nathan
begini lah mereka. Akur, adu cekcok, emosi, melawak bersama, repeat. Sudah mejadi hal yang tidak mengherankan bagi kelompok mereka dengan tingkah konyol yang saling bersatu dalam harmoni itu sebabnya lah mereka menamai diri mereka The Dumbers.
Meskipun begitu merka tidak juga bodoh, mereka masih terbilang pinta, terlebih Nathan. Nathan adalah nak yang paling pintar diantara mereka berempat, bukan berarti yang lain tidak pintar hanya saja Nathan itu Jenius. Di saat yang lain selalu mejadi juara 1 dikelasnya saat SMA, Nathan selalu menjadi juara 1 dengan nilai tertinggi disekolahnya.
Mereka juga tidak sok ja-im, mereka pintar namun tidak pernah menjadi seseorang yang merasa diatas awan. Mereka merasa bahwa kepintaran itu tidak dapat di ukur, setiap orang pasti memiliki keahliannya masing-masing. Mereka sadar betul bahwa tidak semua orang akan menyukai mereka, tetapi mereka juga bukanlah orang yang munafik.
‘Kalo lo nggak suka ya udah, diem jangan ganggu. Gue juga nggak ganggu elo kok. Elu ya elo, gue ya gue’ itu slogan mereka.
****
Dimalam hari Nathan sedang duduk di kursi belajarnya, pikirannya terus melayang memikirkan seseorang yang kini sedang mengisi hatinya. Dengan resah ia pun meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang yang akhir-akhir ini sering ia ganggu.
Nathan : Hai!
Boni : apaan. tolol lu!
Nathan : wkwkwk
Sorry, gue cuma mau ngomong aja sama lu.
Boni : hemm, mau ngomong sama gue, palingan Sandra lagi.
Nathan : ehehehehe, lu tau aja. Tapi menurut lu, Sandra bakal nerima cinta gue nggak ya?
Boni : ya mana gue tau, lu pikir gue sandra?
Nathan : yaelah bon, kasi gue semangat dikit kek
Boni : yaelah than, lu udah dua bulan ini chat gue uring-uringan nggak jelas. Lu kalo emang suka ya lu tembak dia
Nathan : ntar kalo gue tembak dia mate lagi
Boni : than please lah, ini ujan jam 11 malem, lu ganggu tidur gue cuma buat ini?
Nathan : wkwkwk
Beri aku saran sepuh
Boni : ngga ada yang bisa gue kasi ke elu than. Sekarang lu beraniin diri buat nembak dia, masalah di terima atau nggak itu urusan nanti. Kalo pun lu di tolak, emang lu mau nyerah gitu aja?
Nathan : ya nggak lah!
Boni : makanya, lu usahain terus. Buktiin dengan tindakan lu dan ketulusan lu biar dia luluh.
Nathan : iya juga sih, tapi gue bimbang bon. Gimana cara nembaknya ya?
Boni : nggak perlu cara apa pun apa lagi cara yang alay-alay nggak jelas lu. Yang ada lu langsung di simbur aer sama sandra. Udah jadi diri lu aja, kalo suasana dan kondisi lagi pas dan mendukung ya langsung aja lo ungkapin.
Nathan : oke lah bon. Thanks ya
Boni : hah? Thanks? Nggak ada, besok lu di kampus harus bawa kue taro. Yang gede ya
Nathan : iya iyaa
Boni : oke bhay
Nathan : bhay.
Pesan pun berakhir. Nathan pun memantapkan hatinya untuk menyatakan cintanya kepada sandra, ia tau bahwa mereka baru mengenal selama dua bulan terakhir ini, namun apalah daya Nathan saat ini sedang di mabuk cinta. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup nathan, baru ini lah ia mengenal apa itu rasa cinta.