NovelToon NovelToon
BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / One Night Stand / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:483
Nilai: 5
Nama Author: Yuni_Hasibuan

Nama besar - Mykaelenko... bukan hanya tentang kekayaan.
Mereka mengendalikan peredaran BERLIAN
— mata uang para raja,
Juga obsesi para penjahat.

Bisnis mereka yang resmi. Legal. Tak bernoda
— membuat mereka jauh lebih berbahaya daripada Mafia Recehan.

Sialnya, aku? Harus Nikah kilat dengan Pewarisnya— Dimitry Sacha Mykaelenko.
Yang Absurdnya tidak tertolong.

•••

Namaku Brea Celestine Simamora.
Putri tunggal Brandon Gerung Simamora, seorang TNI - agak koplak
- yang selalu merasa paling benar.

Kami di paksa menikah, gara-gara beliau yakin kalau aku sudah “di garap” oleh Dimitry,
yang sedang menyamar menjadi BENCONG.

Padahal... sumpah demi kuota, aku bahkan tak rela berbagi bedak dengannya.
Apalagi ternyata,,,
Semua cuma settingan Pak Simamora.

⛔ WARNING! ⛔
"Cerita ini murni fiksi, mengandung adegan ena-ena di beberapa bab.
Akan ada peringatan petir merah di setiap bagian — Anu-anu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Decoy? Buat pemilik tambang berlian? Nonsense.

***

"Maaf sebelumnya, Pak… bisa dibilang ini kesalahan kami berdua." Kim Jun mulai bicara.

"Kalau bukan salah kalian, salah siapa lagi?" Dimitry balas ketus, tatapannya udah kayak mau makan orang.

Pak Mora mulai gak sreg. Natap muka Jun lama-lama. ‘Ini orang Korea mukanya kelewat ganteng, biasanya otaknya gak beres.’ Seketika rasa was-wasnya naik 300%.

“Nona Brea… putri dari Bapak ini… berada di lokasi yang sama saat kami menemukan target,” lanjut Kim Jun, suaranya datar namun terukur.

“Beberapa anggota tim sempat mengusulkan agar kami meninggalkannya, mengingat target sudah berhasil kami kepung. Tapi… saya dan Yannick tak tega. Mengingat keadaannya saat itu terlihat… kurang waras.”

Lah, baru juga ngomong luwes, mulutnya malah nyebut anak orang ‘gak waras’. Spontan aja Pak Mora ngamuk.

"Heh! Siapa bilang anak ku gak waras? Cuma lagi sial aja!"

"Memangnya kalian ketemu dia di mana? Siapa target kalian?" tanya Pak Mora, emosinya makin naik ke ubun-ubun.

Kim Jun gak langsung jawab. Dia lirik Dimitry, minta kode, ‘Boleh gak nih, buka detail misi?’

Dimitry ngangguk santai. "Lanjut aja."

“Target bernama Renggo. Seorang peretas ulung… sekaligus sosiopat. Sudah lama ia berada dalam pengawasan kami. Dia mencuri berlian, membuat tiruan berkualitas tinggi, lalu menjualnya dengan menggunakan merek dagang milik atasan kami.”

Pak Mora bengong.

Hah?! Renggo?!

"Kalian gak salah sebut nama orang, kan?" suaranya naik setengah oktaf.

Renggo mantan tunangan Brea, yang selama ini dikiranya cuma anak pejabat tolol tukang foya-foya di Medan, kok malah nyangkut kasus besar beginian?

Sekarang malah ada embel-embel berlian? Ini plot twist macam apa?

“Kami yakin… tak mungkin salah mengidentifikasi,” sahut Yannick, suaranya mantap.

Tapi,,,, kepala Pak Mora mulai panas. Terlalu banyak pertanyaan yang menggantung.

"Kalian anak buah siapa? Dan kenapa manggil Dimitry Tuan Muda segala?"

Ya oke, muka Dimitry memang gak ada Indonesianya sama sekali. Tapi untuk sampai dipanggil gitu oleh anak buah pengusaha yang punya merek dagang berlian? Itu udah level lain.

"Mereka antek-antek ayahku, Pak." Dimitry nyeletuk, nada santai kayak ngomong cuaca.

"Tapi setau aku, orang tua adopsi kau juga orang kita. Mana sanggup bayar tentara bayaran asing kayak mereka? Kerjaannya ayahmu itu apa, hah?" Nada Pak Mora berubah penasaran, tapi tetap sarkas.

"Ayah adopsiku sudah lama meninggal. Yang yang ku maksud ayah sekarang… ya orang tua kandung ku. Di Rusia." Dimitry jawab malas.

TRANG!

Akhirnya, semuanya mulai masuk akal.

Kalau dipikir-pikir, muka Dimitry ini memang kelewat bule—tapi bulenya tuh agak latin. Nah, kalau dibilang Rusia, baru nyambung logikanya.

Tapi tetap, ada satu pertanyaan yang bikin kepala Pak Mora berasap.

"Ayah kandungmu… pengusaha berlian? Sampe punya merek dagang segala?" Pak Mora nanyanya sambil melotot.

Tapi Dimitry, cuma nyengir tipis. Dan mengalirlah cerita itu—

Dari anak yang merasa dibuang, di tengah kekacauan yang dia sendiri nggak paham ujungnya kemana. Di negara asing yang namanya Indonesia… Parahnya daerah konflik bagian ujung. Semua itu, bikin dia ketemu sama pria itu—Pak Simamora.

Bukan datang bawa janji manis atau kata-kata penghibur. Cuma uluran tangan yang tegas, dingin, tapi entah kenapa bikin hati merasa aman. Semenjak satuan tugas mereka menyelamatkan bocah cilik gak beruntung ini, tempo doeloe.

"Berarti kau sudah pernah ketemu orang tua kandungmu?" tanya Pak Mora.

Dimitry mengangguk kecil. Sorot matanya malas, jelas tak berniat mengorek lagi ingatan yang baginya sama sekali tak menyenangkan.

"Dan kenapa mereka… punya usaha dagang berlian?"

Dimitry makin malas. Kenapa Pak Mora harus tanya hal yang sama dua kali?

"Tepatnya, beberapa tambang. Dan sedikit mengendalikan pasar berlian," jawab Kim Jun santai.

Di sisi lain, hati Pak Mora sama sekali gak bisa santai.

Tambang berlian katanya? Ini levelnya beda. Udah pasti skala internasional.

Dan kalau Brea sampai terseret urusan salah satu musuh mereka… bukankah itu sama saja membuka pintu neraka?

Alahmak… sial!

“Kenapa dulu aku nggak nolak aja waktu anak itu datang melamar Brea, ya?” Niatnya mengumpat dalam hati, tapi saking paniknya, kata-kata itu malah lolos begitu saja.

"Melamar?" Yannick mulai melirik Pak Mora curiga. Alisnya tegangan sampe naik sebelah.

Pak Mora menarik napas kasar sebelum jawab.

"Si Renggo, anak setan itu… dia tunangan Brea. Tapi udah ku putuskan dua bulan lalu." Ucapnya kecut.

"Tuan muda, saya punya solusi untuk mempercepat eksekusi target," ucap Yannick tiba-tiba tepat ke Muka Dimitry.

Kim Jun langsung noleh, kaget. Muka Dimitry seketika pucat.

"Jangan berani-berani kamu mikir yang aneh-aneh. Anak bapak ini off limit. Kesalahan kalian hari ini aja belum bisa ku maafkan. Jangan coba bikin kekacauan lain," bentak Dimitry.

Yannick melongo. Bahkan belum sempat dia ngomong apa-apa. Tuan Mudanya berhasil nebak isi kepalanya.

“Mikir aneh gimana? Kau punya ide apa buat nangkap si Renggo?” tapi Pak Mora malah penasaran. Pikirnya paling gak, ada kemungkinan menangkap anak setan yang berani macam-macam sama putrinya.

Tapi Dimitry cepat memotong, "Jangan dengarkan omongan dia, Pak. Dia cuma orang gila merek Abort Mission, pikirannya sering nggak waras."

"Eh, eh… yang bener aja? Kenapa nggak kita dengerin dulu idenya dia, siapa tau,,, ngefek?"

Dan Pak Mora udah keburu antusias.

"Aku sudah ingatkan dari awal, Pak. Jangan nyesal nanti," sahut Dimitry malas setengah mati.

Pak Mora nggak peduli.

"Memangnya apa idemu?" tanyanya langsung ke Yannick.

"Dari yang kami pelajari, sosiopat bernama Renggo ini agak sentimental. Ada ciri khasnya… seperti jejak jenuh terlalu sering diremehkan. Dan dia punya obsesi berlebih pada sesuatu. Nah, ternyata obsesi itu… Nona Brea." Jelas Yannick.

"Ya itu aku paham. Si setan itu emang udah gila dari dulu. Sialnya, anakku nggak pernah mau aku larang dekat sama dia."

Pak Mora menyipit. "Tapi kau belum bilang ide yang kau maksud."

"Jadikan Nona Brea sebagai decoy, untuk melumpuhkan target," potong Yannick tanpa basa-basi.

"Hah?! Decoy?" Pak Mora langsung mematung.

'Rupanya Bule Rusia ini lebih gak waras.'

"Oi, jangan gila! Malam ini aja anakku sudah semaput, sekarang malah mau dijadikan umpan? Kau pikir nyawa orang ini buat taruhan?" Nada Pak Mora langsung meledak.

"Makanya dari tadi aku bilang, Pak… jangan dengerin orang gila," Dimitry nyelutuk cepat, masih dengan wajah malas.

"Ah, udahlah. Sekarang mending aku bawa pulang aja anakku. Klenger gini, kasihan kali aku lihatnya. Kebayang nggak, gimana ngamuknya istriku nanti kalau lihat anak gadisnya semaput kayak gini?" Pak Mora langsung beralih fokus, memapah Brea yang setengah sadar.

"Bapak kemari naik apa?" tanya Dimitry.

"Mobil lah… masa jalan kaki?" sahut Pak Mora sambil repot menahan Brea yang meski teler, tetap ngoceh dan nggak bisa diam.

"Tapi kata mereka, nggak ada satu mobil pun yang berhenti di sekitar sini," jawab Dimitry cepat.

"Alahmak… iya, lupa pulak. Memang naik mobil, tapi taksi online," keluh Pak Mora, mulai kelihatan panik.

Dimitry tarik napas berat. "Ayo, Pak. Aku antar kalian pulang. Sekalian aku mau bahas soal Renggo. Soalnya, kupikir ideku ini jauh lebih bagus daripada ide si 'Abort Mission' itu."

***

1
Xavia
Jelek, bosen.
Yuni_Hasibuan: Boleh di skip ya say.

Lain kali, lebih baik diam daripada dapat dosa, karena menghina karya orang lain.
total 1 replies
Esmeralda Gonzalez
Aku suka banget sama karakter tokoh utamanya, semoga nanti ada kelanjutannya lagi!
Yuni_Hasibuan: Sip,,,,
Terimakasih banyak Say.
Tetep ikutin terus.. Ku usahakan baka update setiap hari.


Soalnya ini setengah Based dari true story. Ups,,, keceplosan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!