NovelToon NovelToon
Jalinan Cinta Mantan Mafia

Jalinan Cinta Mantan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Gabriel Alessandro, seorang tangan kanan bos mafia terkenal di Itali. Memutuskan keluar dari organisasi tersebut dan pergi ke Indonesia, kampung halaman ibunya.

Ia memutuskan pergi karena dihantui rasa bersalah setelah meledakkan bom di sebuah panti asuhan atas perintah bosnya.

Disaat ia mencoba menikmati hidup, ia bertemu dengan seorang perempuan yang dikejar oleh banyak pria berbadan kekar.

Ia yang awalnya tidak peduli akhirnya memutuskan untuk menolong perempuan itu.

Lalu apakah pertemuan mereka akan berlanjut dan membawa kedua nya dalam kisah yang baru ? Atau hanya sekedar pertemuan yang akan terlupakan begitu saja ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan

🌙🌙🌙

Melati membeku ditempat. Kakinya seperti tertahan benda berat. Ia tidak menyangka Kakaknya akan membuangnya ke luar negeri.

"Itu demi kebaikan nya. Aku tidak mau dia tersesat lebih jauh. Aku lebih senang dia menjalin hubungan dengan seorang duda yang sudah punya anak daripada suami orang". Suara Saga masih terdengar oleh Melati.

"Semoga dia hanya labil. Kita tidur yuk. Sudah ngantuk nih". Kayla mengajak Saga pergi ke kamar. Dan saat mereka berdua meninggalkan minibar, tubuh Melati merosot ke lantai.

"Aku juga tidak mau seperti ini. Tiba-tiba saja perasaan itu hadir sendiri dihati ku. Aku juga tidak memintanya". Isaknya tidak tertahan.

Ia tetap melanjutkan ke dapur mencari makanan. Duduk di meja dapur sendirian. Dengan memakan makanan yang sudah dingin. Air mata masih menetes. Sesekali ia mengusapnya, berharap menghilangkan jejaknya sekaligus menghapus kepedihannya.

"Aku memang bersalah. Seharusnya perasaan ini dihapus saat Pak Damar menikah".

"Tapi, aku sudah berusaha. Semakin aku menjauh, perasaan ini semakin menggebu. Aku juga tidak bisa melawannya ".

Tiba-tiba sepintas bayangan hadir di kepalanya. Sesuatu yang bisa membebaskan nya dari rencana Kakaknya.

Ia buru-buru menyelesaikan makannya kemudian berjalan ke pintu depan. Melihat apa masih ada orang yang terjaga. Di depan gerbang nampak beberapa orang masih mengobrol. Melati berpikir keras, bagaimana cara ia melarikan diri sekarang.

Lalu ia beralih ke pintu belakang. Tidak ada orang yang menjaganya. Senyum segera menghiasi wajahnya

Cepat-cepat ia menuju ke kamarnya. Berganti pakaian dengan celana dan kaos panjang. Ia juga memakai jaket dan masker. Tidak lupa topi untuk melengkapi pelariannya.

Ia mengambil tas ranselnya. Membuka brankas yang menjadi tempat menyimpan barang berharganya. Ia ambil semua perhiasan dan tumpukan uang di dalam brankas itu kemudian segera memasukkan nya ke dalam tas.

"Maafkan aku Kak. Aku ingin mencari jalanku sendiri".

Ia menuju pintu belakang. Berjalan mengendap-endap tanpa menimbulkan suara. Ia melihat gerbang kayu ini tinggi sekali, tapi tidak masalah. Ia coba memanjatnya. Dan berhasil.

Senyum seketika terbit dari bibirnya. Ia merasa amat sangat bahagia. Entah karena lepas dari kekangan Saga, atau karena ia merasa sebentar lagi akan berjumpa dengan Damar.

Ia melihat jam dipergelangan tangannya. Sudah hampir pukul 02.00 malam. Ia tidak membawa ponselnya. Sengaja ia letakkan agar kakaknya tidak menemukannya lagi.

Ia berjalan sendiri tanpa rasa takut. Berpikir lagi. "Apa benar jalan yang sudah aku ambil".

Hati dan pikirannya mulai tidak sejalan. Tapi perasaan bernama cinta masih membara dalam hatinya. Ia kalahkan logikanya dan menuruti kata hati yang terkadang bisa menipu.

Tidak ada yang tau kalau Melati menyewa sebuah kamar kos di dekat kampus nya. Ia memutuskan istirahat dulu malam ini disana. Besok pagi-pagi sekali ia akan pergi.

...

Esok paginya, Melati sudah bersiap-siap pergi ke kampus. Dengan senyum yang merekah ia melangkah.

Hari semakin siang, banyak yang sudah datang. Melati memutuskan pergi ke kantin dulu sambil menunggu Damar tiba. Ia bahkan tau kapan lelaki itu datang dan pergi.

Pukul 09.00 pagi Melati sudah berada di depan pintu ruangan Damar. Dengan hati yang berdebar-debar ia mengetuk pintu. Begitu mendengar sahutan dari dalam ia mulai membuka pintunya.

Terlihat Damar duduk di kursi kebesarannya tengah menandatangani tugas para mahasiswanya.

Ia terlihat sangat tampan bagi Melati. Berkali-kali lipat tampan nya saat mode serius seperti ini.

Damar terkejut dengan kedatangan Melati. Hampir beberapa minggu ia tidak melihat kemunculan gadis itu. Setelah pertemuan terakhir mereka, saat Melati mengatakan mencintai nya dan rela jadi istri keduanya.

Sungguh Damar terkejut. Tidak menyangka mahasiswa yang ia bimbing menyatakan cinta padanya meskipun tau bahwa ia sudah menikah.

Bukan perasaan senang yang ia rasakan kala itu. Tapi, perasaan mengganjal dalam hatinya meskipun ia tau istrinya yang merupakan teman Melati itu tidak setia.

"Melati". Ucap Damar dengan mencoba tenang.

"Iya ini aku. Lama tidak bertemu. Pak Damar merindukan ku ?" Tanya Melati dengan senyum yang tidak surut.

Damar menelan saliva nya. Mencoba tidak menunjukkan reaksi apa-apa mendengar pertanyaan Melati barusan.

Sejak pengakuan Melati waktu itu, perasaan campur aduk tidak karuan. Tapi ia berusaha tetap berada di jalan lurus. Tidak mau tergoda dengan wanita manapun saat hubungannya dan istrinya tidak baik-baik saja.

Damar mencoba melupakan ucapan Melati kala itu. Dan bersikap seolah-olah hanya angin yang lalu.

"Bagaimana kabar Rania ?". Tanya Melati basa-basi.

"Baik juga. Kamu dari mana ? Kenapa lama tidak masuk kuliah ?".

"Pak Damar selalu memperhatikan ku ?" Goda Melati.

"Tidak. Bukan begitu. Saat saya mengajar kan saya absen satu persatu. Dan kamu beberapa kali tidak hadir di pertemuan saya ". Jawab Damar.

"Pak Damar. Aku mau mengatakan sesuatu ". Kata Melati tiba-tiba menjadi serius.

"Apa ?"

"Aku mencintai Pak Damar. Bisakah.."

"Melati". Damar memotong ucapan Melati. Tidak mau terlalu dalam mengetahui perasaan Melati.

"Kamu tau saya sudah menikah ? Dan Rania itu teman kamu kan ?"

"Tapi Rania selingkuh. Kita berdua tau itu. Aku lebih dulu mencintai Pak Damar tapi kenapa menikah dengan Rania".

Damar terkejut. Lidahnya seolah kelu untuk membalas ucapan Melati.

"Tidak Melati, Rania tidak selingkuh. Rania sekarang sakit. Dan dokter itu yang merawatnya. Dia bukan selingkuhan Rania. Kita berdua salah sangka". Ucapan Damar berusaha memberi pengertian.

Melati terkejut. Apa, Rania sakit ? Sejak kapan ?

"Saya yang bersalah. Selama dua bulan pernikahan, saya kurang memperhatikan nya. Jadi saat dia sakit, dia mencoba menyembuhkan dirinya sendiri tanpa mau membebani saya". Jelas Damar lagi yang seakan menampar hati Melati.

"Sakit apa ?"

"Kanker serviks. Baru stadium awal. Saya berjanji akan menemani nya untuk pengobatan".

"Tapi dia tidak mencintai Pak Damar ". Ucap Melati getir.

"Kami masih proses pendekatan. Kamu tau kalau kami dijodohkan kan ? Tidak ada salahnya memperbaiki hubungan yang baru dibangun ini. Dan kamu, tolong jangan katakan hal itu lagi pada laki-laki yang sudah menikah. Hargai diri kamu sendiri Melati".

"Tapi aku mencintai kamu. Kita sering jalan bersama sebelum kamu menikah".

"Tapi kita jalan bersama teman kamu yang lain. Tidak cuma berdua ". Bantah Damar.

Melati terdiam. Hatinya sakit. Penolakan ini begitu mengiris hatinya.

"Melati, kamu masih muda. Jangan sia-siakan waktu mu yang berharga untuk mengejar sesuatu yang tidak pasti. Kerjakan skripsi mu dengan baik. Saya tau kamu mampu. Kamu mahasiswa yang cerdas". Bujuk Damar.

Sedikit banyak ia merasa bersalah pada Melati.

"Apa Pak Damar pernah mencintai ku sedikit saja ?" Tanya Melati penuh harap.

Damar menatap mata Melati. Mata yang menyiratkan luka yang besar. Apa luka itu ia yang menciptakan ?

"Tidak Melati. Saya mencintai Rania. Saya menerima perjodohan orang tua kami karena saya memang mencintai Rania dari dulu".

Jduarr...

Pernyataan Damar benar-benar menghancurkan hatinya. Ia kira tidak dicintai oleh Damar tidak masalah, biar ia saja yang mencintai lelaki itu.

Tapi ternyata lelaki yang ia cintai mencintai orang lain. Sejak dulu ?

"Maafkan saya kalau kamu salah paham. Saya yakin, kelak kamu akan menemukan laki-laki yang mencintai kamu dengan tulus, ya. Lanjutkan skripsi kamu, oke ". Tutur Damar lembut.

Ia tau hati Melati pasti sakit mendengar ucapannya. Tapi ia harus katakan itu agar Melati sadar dan tidak berjalan di jalan yang salah.

Tanpa kata Melati meninggalkan ruangan Damar. Ia memakai masker dan kacamata hitamnya untuk menyembunyikan air mata yang tidak mau berhenti mengalir.

🌙🌙🌙

1
partini
heh waduh
partini
berdamai dengan diri sendiri lah,itu suami orang camkan di otak mu
biarpun cintamu sedang membara
partini
kaya ABG baru jatuh cinta
partini
Weh Weh wanita memberi ,, kepuasan kan yg begini ni suatu saat bakal nongol pas udah saling cinta ,bilang memuaskan kn mu lah secara bikin melati terluka no good no good
partini
👍👍👍👍👍
partini
lanjut nice story 👍👍👍
partini
lanjut bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!